03

853 90 9
                                    

Masuk dunia perguruan tinggi bukan hal gampang apalagi jika unversitas yang kalian targetkan merupakan salah satu dari ratusan universitas ternama di negeri ini, angka pesaing kalian juga ikut mempupuskan harapan kalian.

Kesulitan awal masuk universitas yang begitu terkenal akan menjadi momok menakutkan untuk calon mahasiswa baru itu belum seberapa apabila ditimbang dengan kalian sudah terjerembab masuk ke dalamnya sebagai mahasiswa.

Tugas, proposal, laporan praktikum, makalah ilmiah, praktik mingguan, semua berputar-putar dalam keseharian para mahasiswa untuk mempertahankan keinginannya menjadi seorang sarjana. Telan semua bulat-bulat, berpusing-ria di kejar deadline, kelas dadakan dan semacamnya. Hari libur dipakai ngampus juga bukan hal tabu, sudah umum dengan alasan sepele dosen yang berkata, "saya ada acara keluarga di akhir tahun nanti". Terima kasih.

Seungyoun mengarahkan langkahnya pada ruang praktikum yang sudah dipenuhi oleh senior-seniornya. Ia baru selesai menghadiri kelas di minggu yang seharusnya jadi minggu tenang sebelum UAS menantinya di pekan depan. Untung dosen ini merupakan dosen dengan mata kuliah ajarannya yang cukup berpengaruh, kalau tidak, sudah pasti Seungyoun pilih tipsen seperti biasanya.

Masuk ruangan besar ini mengingatkan Seungyoun terhadap aura perbedaan yang kental antara mahasiswa senior dan mahasiswa junior. Jika para junior masih dapat berpenampilan necis dan rapih, baju bermerk dengan padu-padan warna yang sangat stylist dan kekinian, wangi semerbak parfum murah sampai mahal yang mereka miliki ikut eksis dalam gaya hidup mereka, beda jenis dengan para senior.

Senior, iyaa tingkat yang lebih tinggi diangkatan, para pejuang toga di masa nya, mereka si rajin terlalu rajin sampai lupa cara mengatur waktu tidur, waktu makan, sampai waktu mandi demi project akhir yang harus tuntas. Pakaian seadanya, masih bersyukur jika bertemu dengan senior yang berani pakai kemeja licin tersetrika karena biasanya mereka tidak segam berkeliling kampus hanya dengan kaos oblong, yang entah diganti berapa kali sekali.

"Bang, kucel banget. Mandi belum?"

Pertanyaan kurang kerjaan Seungyoun dibalas tarikan nafas berat oleh seniornya yaitu Han Seungwoo. Pemuda Han sudah kacau sepenuhnya, mata panda yang tidak dapat ditutupi apapun, poni yang dibiarkan jatuh meluruh menutupi mata ah jangan lupa baju kaos yang ia kenakan. Ia bukan seperti si nomor satu dengan IPK terbesar, Seungwoo untuk Seungyoun saat ini lebih mirip gembel sekitaran trotoar jalan. Tugas akhir anak arsitektur sungguh bukan main istimewanya.

"Youn, daripada lo bacot nih yaa mending duduk diem deh sebelum disembur balik sama bang Seungwoo" itu suara Lee Hangyul yang menyapa indra pendengaran Seungyoun.

Seungyoun mengendik, lantas menghampiri kawan lainnya yang tengah sibuk bantu-bantu tugas milik perempuan-nya. Im Nayoung, si kating tingkat akhir berwajah super datar yang diklaim Hangyul sejak ospek mereka satu tahun lalu. Hangyul tanpa tahu malu terang-terangan malah mendaftar jadi budak stone girl  itu dengan mengabdi tanpa mau dibayar.

"Gak papa aku mah kak dibayar jalan atau makan malem berdua juga"

Halus sekali, sampai-sampai Seungyoun bersumpah ingin menimpuk wajah Hangyul karena gombalan norak disuarakan lancar. Cinta buat orang bodoh, yang sudah bodoh sejak lama seperti Hangyul? Ya, amblas kebodohannya.

Sibuk melihat-lihat sekitar, Hangyul mendaratkan tangan di pundak Seungyoun, "Youn, ada event dance bulan depan" mulainya berbicara.

Seungyoun tidak lantas menoleh, ucapan Hangyul masih abu-abu maknanya, "Ya terus?"

Hangyul meniup-niup miniatur rumput yang tengah ia tempelkan, "Pacar lo gabung deh kayanya. Gue kan ngurus bagian pendaftaran kemarin" ceritanya, "Terus enggak sengaja baca nama grup cewek lo"

a f f e c t i o n -seungyoun ft. chaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang