17

573 76 15
                                    

Seungyoun dan rokok,

Satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Kemanapun, dimanapun, seorang Cho Seungyoun akan selalu menaruh secuil ruang kosong di salah satu sakunya sebagai tempat istimewa untuk sebungkus rokok serta pemantiknya, tanpa ada istilah kelupaan.

Seperti hari ini, jam 5 sore, mendung yang mewarnai langit menjadi kelabu serta hawa dingin mulai merayap membuat lembab kota. Cho Seungyoun tengah terduduk khusyuk di sudut kafe bagian outdoor milik Sejin ditemani satu batang rokok yang menggantung diujung bibir.

Clack, clash.

Api pemantik menyala, menyambar ujung batang berkandungan nikotin dan banyak zat adiktif lainnya yang tentu berpotensi merusak sistem organ tubuh manusia, bahkan dapat mengantarkan pada maut. Lalu, Cho Seungyoun harus peduli?

Harus, tepatnya setelah punya hubungan asmara dengan Chaeyeon.

Chaeyeon tidak mengekang, tidak. Pacar satu-satunya itu memang kurang suka dengan perokok. Apesnya Chaeyeon justru dapat kekasih seorang penghisap batang berisi tembakau akut seperti Seungyoun? Ya, takdir memang setidak masuk akal itu. Seungyoun tertawa pelan mengundang tatapan aneh dari pengunjung yang melihat.

Lee Sejin datang, tersenyum sekilas, cenderung malas dan tidak ikhlas, menaruh kopi pesanan Seungyoun dan bersikap seolah melakukan pelayanan kepada pembeli sewajarnya. Tubuh Sejin membungkuk, "Selamat menikmati, Tuan"

Seungyoun menghembuskan asap dari bilah bibirnya perlahan, menggunakan penghayatan yang pas melepas zat-zat berbahayanya, "Kaku banget sih Jin" ledek Seungyoun, "Duduk dulu-lah, sambut teman lo yang jauh-jauh mau mampir" intonasi bicara Seungyoun dibuat-buat seolah seorang yang tersakiti.

Sejin berdecih, "Dasar lo nya aja manusia kelebihan gabut. Libur semester bukannya diem di rumah nikmatin tidur, malah datang ke wilayah kampus. Walaupun endingnya belok ke kafe gue" pengungkapan fakta beserta julukan baru diapresiasi Seungyoun sebagai pujian untuknya.

Seungyoun mengetukan abu dari rokoknya yang telah habis terbakar ke asbak tersedia dari pihak kafe, well konsep kafe Sejin lumayan unik, disana tertulis no smoking area untuk bagian dalam kafe sedangkan para perokok yang ingin mampir dan menghabiskan waktunya dengan kepulan asap rokok ditaruh dibagian luar. Unik yang menjurus bodoh. Tidak tahu apa, asap rokok yang berada di luar lebih buruk lagi dampak bagi orang lain yang tidak sengaja menghirupnya, tapi ya mau bagaimana lagi, terkhusus di semua sudut tempat berbisnisnya Sejin coba buat nyaman seluruh pelanggannya, termasuk bagi perokok dan tidak suka orang yang merokok.

Ketika Sejin menarik bangku di depan Seungyoun dan memilih duduk, mulut Seungyoun terbuka memberi sanggahan, "Gue enggak gabut, baru selesai bantuin bokap malah. Cuma ya nungguin senggang waktu nih, sekalian jemput Chaeyeon dari sekolah mending mampir sini dulu, ngopi-ngopi cantik dan berbaik hati membagi zat karbon monoksida, TAR dan lain-lain kepada kalian semua" guyonan Seungyoun menperoleh respon pelototan Sejin.

Meski begitu, tangan Sejin amat munafik mengambil satu batang rokok dari kotak milik Seungyoun dan berakhir ikuti kegiatan Seungyoun, menghisap lalu menghembuskan asap dari batang rokok, Lee Sejin tidak se-sempurna kelihatannya, wajah kalem kan sebatas wajah, perilaku dan gaya hidup siapa yang tahu, "Bucin mulu bapaknya, kok belum balik sih Chaeyeon? Ada acara apa di sekolah sampai jam segini belum selesai?"

Seungyoun mengendikan bahunya, "Masih juga bucinan Hangyul, eh enggak. Jinhyuk, tapi mainnya halus-halus kurang ajar, setelah bosen nge-bucin ya dibuang" tawa Seungyoun terdengar mengalun penuh ikhlas, "Intensif kelas. Semester tua lho Jin, tahu sendirilah sibuk dan keteterannya macam apa" jelasnya membantah dugaan Sejin.

a f f e c t i o n -seungyoun ft. chaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang