42

435 69 29
                                    

"Kakak?"

"Mana papah?" Seungyoun membuang pandangan bengis pada perempuan di depannya.

Yeh Shuhua terkejut bukan main, sepagi ini kakak tirinya datang ke rumah dengan wajah mengeras diliput emosi. Shuhua rasa itu bukan pertanda baik, maka dengan senyum seadanya Shuhua menggeleng.

"Papah enggak pulang, kemarin emang sempat pulang. Itu juga marah, kakak kenapa?" Tanya Shuhua, sembari meneliti air muka Seungyoun yang masih mengeras tapi disana ada kerutan lelah dan bibir yang pucat, kakak tirinya seperti dalam keadaan tidak sehat, "Papah marah sama kakak?" Kini adik sambung Seungyoun tidak bisa menyembunyikan suara khawatirnya.

Ia pikir, masalah dengan papah tirinya tidak akan berakhir baik. Teringat kemarin papahnya berani membentak-bentak ibu yang mengeluarkan argumen pembelaan untuk orang yang ibu sudah anggap anak sendiri. Shuhua sempat dengar makian papahnya untuk Seungyoun dengan membawa-bawa proyek.

Baru saja Shuhua berhasil meraih tangan kakak tirinya, pintu besar itu terbuka kembali disusul wajah marah papahnya yang hadir mengisi ketegangan.

"Berani kamu ke sini Seungyoun?" Tanya Tuan Cho retoris.

"Aku enggak mau jadi alat papah, berhenti bikin rencana jodohin aku sama Miyu!" Marah Seungyoun meletup-letup seperti air mendidih.

"Kamu!"

Bugh.

Pukulan menghantam lagi sisi rahang Seungyoun yang masih ungu bekas lalu-lalu, "Siapa kamu berani bicara begitu?" Berkali-kali tubuh kurus Seungyoun menerima amukan ayahnya.

Menurut Papah Cho, Cho Seungyoun menghancurkan banyak strategi yang ia susun, semuanya hancur begitu juga rencana yang ia bangun bersama Tuan Takeuchi, Seungyoun buat Miyu mengurung diri lagi akibat penolakan pemuda itu secara terang-terangan.

Seungyoun merasa titik hitam mengisi penglihatannya disusul suara teriakan Shuhua yang kian hilang, hingga akhirnya ia berhasil ambruk.

"Kak Seungyoun!" Jerit Shuhua berusaha membangunkan tubuh tergeletak itu dan mendorong papahnya menjauh, melihat wajah puas papahnya justru buat Shuhua menggeleng kaku, "Papah enggak seharusnya pukul kakak kaya gitu."

"Diem Shua, kamu enggak usah ikut-ikutan bebal seperti kakakmu."

***

Ibu Shuhua menatap sedih tubuh berbaring Seungyoun, setelah keributan pagi tadi, Papah Cho langsung pergi meninggalkan rumah dan Shuhua yang kian panik berusaha membombardir ibunya yang sedang di luar rumah dengan puluhan panggilan sampai pesan suara berisi isak dan puluhan kalimat yang berantakan, Shuhua berhasil buat orang yang melahirkannya pulang cepat.

"Udah, dokter bilang kakakmu cuma perlu istirahat."

Shuhua masih tersendat-sendat akibat menangis, matanya gadis itu juga memerah. Walau hubungannya canggung dengan si kakak, Shuhua begitu menerima kehadiran Seungyoun sebagai sosok lain. Ia terbiasa sendiri, menjadi anak tunggal yang sudah ditinggal pergi sang ayah sejak umur 3 tahun. Dalam hidup Shuhua, dia belum pernah menemukan figur pria yang bisa jadi pegangan dalam konteks ikatan keluarga.

Begitu mamahnya menikah lagi, Shuhua senang bukan main. Punya papah baru, ia pikir akan punya figur baik untuk seorang ayah. Nyatanya, tidak semenarik itu. Papah yang ia punya sekarang adalah orang yang memiliki tempramen buruk, Shuhua masih menjaga jarak bahkan saat pernikahan ibu dan papahnya menginjak tahun ke-5.

Kabar baiknya, ibu sempat bilang kalau papah barunya itu punya satu anak laki-laki yang umurnya berjarak dua tahun dengan Shuhua. Betapa menantinya dia, lagipula Seungyoun pria yang baik walaupun punya sejuta kalimat sarkas pada ibunya.

a f f e c t i o n -seungyoun ft. chaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang