Setelah hampir 14 jam di atas udara, akhirnya kini pesawat yang mereka naiki mendarat di bandara Incheon, Korea Selatan. By the way, pesawat mereka sama sekali gak melakukan transit di Negara lain alias langsung.
Mereka bener-bener gak kepikiran kalau ternyata Korea lagi winter. Berbanding terbalik sama Sydney yang justru panas-panas aja, jadi gak ada persiapan jaket sama sekali.
Changbin turun pesawat udah ngerasa dingin banget parah kayak lagi masuk ruang pendingin deh ini. Iseng aja cek weather di ponselnya yang ternyata suhu Korea saat ini adalah -1°.
Mau nangis rasanya karena SEDINGIN ITU BROOOOO. Makanya Changbin buru-buru pergi cari jaket tebel dah aslinya gatau cari dimana aja yang penting dapet.
Felix udah menggigil banget, telinganya udah merah karena kedinginan dan kalau gak pake masker pasti dikira kayak orang mati terus hidup lagi. Mukanya merah dan bibirnya biru.
Felix gak ikut Changbin cari jaket yanf tebel karena gak kuat banget mau jalan kan sedingin ini, walaupun udah biasa tapi kan masih aja lah??
Kemudian Changbin balik udah pake jaket tebel sambil bawa jaket item gede dan keliatannya tebel juga. Lalu dikasih ke Felix.
Felix buru-buru pake dan langsung meluk dirinya sendiri buat ngilangin rasa dinginnya.
"Rumah lo jauh gak dari bandara?" tanya Changbin.
"2,3 km."
"Oh, rumah gue 1,9 dah," sahut Changbin yang sama sekali gak dijawab apa-apa sama Felix. Ternyata anaknya lagi kedinginan.
Karena gak tega, jadi Changbin ngajak Felix buat langsung naik taksi menuju rumahnya.
Dalam taksi, Felix udah tepar sambil peluk jaket tebalnya. Bibirnya biru pucet dan telinganya merah banget, Changbin yang ngeliat jadi kasian.
Sampai di depan pager rumah Changbin, tapi Felix belum juga bangun. Kayaknya sih emang di pesawat gak tidur. Changbin nyuruh supirnya buat angkat Felix masuk dengan jaminan bayaran lebih, untung supirnya mau.
Felix ditidurin di sofa ruang TV. Penghangat ruangan di rumah itu gak lupa Changbin hidupin dan ia melepas jaket, sepatu, topi, dan masker yang Felix pake.
Changbin ngambil selimut di kamarnya buat selimutin Felix yang kedinginan.
"Have a nice dream."
***
"Bangun, Fel. Ayo makan."
Samar-samar Felix mendengar suara serak itu, ia membuka matanya dan mendapati tubuhnya yang sedang terbalut selimut tebal dan nyaman.
Terakhir kali Felix ngerasa tubuhnya dingin banget dan super menggigil, tapi pagi ini enggak. Tubuhnya hangat.
Felix liat jam yang ternyata udah jam 3 sore, sedangkan sampai Korea tadi jam 6 pagi. Hm, lama juga ya Felix tidur.
Felix langsung bangun dan bingung... Literally bingung karena merasa asing dengan tempat ini. Niatnya bangun kan mau cuci muka biar seger, tapi malah gak tau toiletny dimana.
Laki-laki itu jalan aja ngikutin arah sampai akhirnya sampe di dapur dan ketemu Changbin yang lagi bikin apaan deh gak tau, kayaknya sih soup.
"Makan dulu," kata Changbin nuangin soupnya ke mangkok.
"Toiletnya dimana?" tanya Felix.
"Itu tuh, belok kiri aja."
Felix ngangguk dan masuk toilet. Setelah cuci muka dan segala macem, laki-laki itu duduk di kursi makan berhadapan dengan Changbin.
Cream soup, daging panggang, dan rumput laut jadi makanan sore (atau siang?) hari ini.
"Lo setelah ini mau balik ke rumah atau gimana?" tanya Changbin sambil nyuap cream soupnya.
Felix mengangguk, "Iya."
"Lo tidur kayak orang mati, sih."
"Iya kah?" tanya Felix yang dibalas anggukan oleh Changbin. "Ngantuk banget habisnya."
Changbin mangut-mangut, "Habisin makan lo."
"Iyaa bawel."
Selesai makan, Changbin nyuruh Felix buat mandi dan ganti baju dulu biar pulang ke Apartemen tinggal rebahan aja.
Felix ngeiyain dan mandi. Sekitar 25 menit selesai udah rapi pake hoodie tebelnya juga (jaga-jaga kan lagi winter).
"Ini jaketnya berapa?" tanya Felix.
"Apaan?" Changbin yang sedang memainkan ponselnya mendongak.
"Jaketnya, berapa harganya?"
"Kenapa? Mau diganti?"
Felix mengangguk.
"Pricey."
Felix mendengus kasar kemudian melemparkan jaket tebal itu pada Changbin.
Changbin berdecih, "Gausah."
"Buruan berapa?"
"Gue bilang gausah ya gausah, batu banget."
Felix menghembuskan napasnya panjang dan lebih milih mengalah ajalah. Dia bilang kalau Felix batu? Terus dia sendiri kayak apa dong?
Jam 7 malem, Changbin anter Felix pulang naik mobilnya. Felix iyain aja karena lagi males debat pasti ujungnya dia yang ngalah.
"Makasih, Kak."
Changbin mangut-mangut.
"Semuanya. Makasih. Hotelnya semuanya."
"Hhh iya."
Felix mendengus dan masuk ke dalam apartemennya, sedangkan Changbin pergi.
jisung:
FEL
i'm here !!
on the way to your apartment!***
Don't forget to streaming MV Levanter!
KAMU SEDANG MEMBACA
breathing fire ─ changlix
Fanfiction(n.) Felix hate at people who is rude, but exception for Seo Changbin. ─yaoi, bxb, gay story.