Setiap pukul enam sore, aku duduk di depan cermin. Berpura-pura menjadi ibu tiri pada cerita Cinderella. Aku mengenakan gaun yang cantik, memakai mahkota yang disusun dari bunga dan dedaunan, dengan lipstik merah menyala yang tak lupa kusematkan di bibir.
Aku mulai merapalkan mantranya.
"Wahai cermin ajaib, siapakah wanita tercantik di dunia ini?"
Seperti biasanya, cermin bodoh itu terdiam. Apa selama ini mantra yang kuucapkan salah?
"Wahai cermin ajaib, siapakah wanita terelok di dunia ini?"
Ia masih diam. Mungkin aku harus merapalkan ulang.
"Cermin ajaib. Cermin ajaib. Wahai cermin ajaib, siapakah wanita buruk rupa di dunia ini?"
Tak lama, muncul bayangan seorang perempuan. Dengan gaun dan mahkota yang sama, namun ia memakai lipstik hitam di bibirnya.
Dengan senyuman, ia menjawab, "Kau."
Tak lama, setelah itu kupecahkan cermin bodoh yang baru kubeli kemarin.
Seperti biasa, "Cermin itu memang bodoh," ujarku.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
[R2] Tuan Puan yang Rindu Jalan Pulang ✔
RandomC O M P L E T E D Teruntuk kamu, warna-warna yang kehilangan arah. Pada setiap pukul enam sore, detaknya tak terasa. Disarankan memakai monospace ukuran paling kecil untuk membaca seri elegi kosong (dan puisi lainnya). 『ᴄᴏᴘʏʀɪɢʜᴛ ©ᴤɪʟᴠɪᴀᴀᴜʀᴇʟ』 10 De...