puisi: sembilan pagi

130 24 3
                                    

Ditulis oleh Alkas_Avilas

Pukul sembilan pagi, kupergi
Melaju cepat bak menaiki angin
Menuju dia, penakluk hati
Menjemput rasa terpendam dalam batin

Pukul sembilan pagi, kupandang
Semebar hijau deretan pepohonan
Juga sawah dan padang ilalang
Dan pundak gunung-gunung di kejauhan

Pukul sembilan pagi, kudengar
Bunyi pekik lonceng yang berkoar-koar
Serta engsel yang berderit, getas
Dan juga mesin kereta yang berdesar

Pukul sepuluh pagi, ku masih sendiri
Melewati gelapnya terowongan
Tapi, kulihat cahaya di ujung sana
Cahaya harapan dan impian

Pukul sepuluh pagi, mega mendung
Tampakkan kemelut kelabunya
Namun, kuyakin di baliknya ada surya
Yang berusaha hangatkan hari-harinya

Pukul sepuluh pagi, menembus bukit
Dikawal oleh sejuknya kabut putih
Perut gemuknya bak tertebas rindu
Ciptakan tebing pemagar kalbu

Pukul sebelas, makin cerah
Secerah senyumanmu
Burung-burung pun terbang ceria
Layaknya diriku kala ini

Pukul sembilan pagi, kupergi
Menuju dirimu

Dalam kereta, Banyuwangi-Jember
7 Januari 2020

[R2] Tuan Puan yang Rindu Jalan Pulang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang