Part 6

5 0 0
                                    

Tadi malam aku pulang dengan keadaan seperti biasa, selalu dalam pikiran kacau, tidak tau apa yang harus aku lakukan. Sungguh setelah kepergian ayah, aku meresa semua nya kacau dan hancur. Aku meresa tidak lagi menjadi diriku sendiri. Aku meninggalkan pekerjaan yang sebenarnya sudah ku dambakan dari dulu, sering mabuk-mabukkan, pergi ke hiburan malam mencari kesenangan disana. Aku tahu, bunda selalu menagis melihat keadaan anak laki-laki nya saat ini. Bunda sudah tidak seceria dulu, Rana juga terlihat tidak sebahagia dulu. Aku merasa gagal menjadi kakak dan anak laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab atas keluarga ku sendiri.
Tapi aku tidak siap memikul semua ini sendiri. Aku tidak siap bertanggung jawab atas Rana dan bunda. Inilah mengapa aku menjadi pendiam dan pemarah, semua yang tidak sesuai keinginanku membuat ku terpancing emosi dan marah-marah. Aku tidak tega melihat bunda dan Rana tersiksa dengan keadaan yang sekarang. Tapi bagaimana lagi, sungguh aku tidak bisa mengubah ini semua.
Aku menyesal tadi malam sungguh kalap, mencekik Rana yang sebenarnya tidak memiliki kesalahan apapun. Aku sungguh menyayangi adikku yang cantik itu, sungguh aku tidak rela jika melihat Rana bekerja sebagai model di tempat temanku itu. Aku tahu kelakuan bejat si Deril itu, dia akan menjadikan para model itu menjadi wanita panggilan, ia akan menjual adik ku kepada orang-orang hidung belang yang haus akan wanita-wanita seksi kemudian ia akan mendapat kan keuntungan dari menjual para modelnya.
Aku tidak ingin Rana terjerumus ke dunia gelap itu. Aku ingin Rana bahagia seperti orang lain. Tapi aku tidak punya cukup bukti untuk mengatakan bahwa Deril bukanlah orang baik. Rana sangat sulit mempercayai omongan orang lain, ia akan percaya jika hanya ia melihat dengan mata nya sendiri.
Aku harus bagaimana?

KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang