Part 9

1 0 0
                                    

Aku bergegas pulang kerumah setelah dikabari oleh Rana bahwa bunda sakit. Perasaan ku tidak enak akhir-akhir ini tentang bunda. Bunda selalu terlihat pucat dan tidak bersemangat, semoga bunda baik-baik saja.
Setiba dirumah Rana langsung memberitahu ku bahwa bunda sakit liver yang mengharuskan beliau untuk cuci darah setiap seminggu sekali. Apa lagi ini? Bunda sakit? Kami harus bagaimana? Aku tidak bekerja, bagaimana bisa aku membawa bunda untuk cuci darah tiap seminggu sekali dari mana uangnya? Aku berpikir dan membuat keputusan bahwa aku harus bekerja lagi untuk menghasilkan uang agar bunda sembuh dan sehat kembali.
Aku menghubungi semua teman-temanku agar mendapat pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang namun mereka bilang bahwa tidak ada lowongan apapun untuk saat ini. Aku kebingungan apa yang harus aku lakukan kali ini. Akhirnya, dengan berat hati aku menghubungi si Deril untuk meminta bantuannya. Deril bilang akan membantu ku sehingga kami memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe.
“ Woyy bro sudah lama menunggu? “ dia datang dengan tampang songongnya. Aku terpaksa meminta bantuannya.
“ Tidak, aku juga baru saja tiba. “ jawab ku.
“ Tumben kamu mau minta bantuan ku, kau pasti sedang butuh duit banyak? “.
“ Bunda sakit liver, beliau harus cuci darah rutin tiap minggu, aku tidak bekerja saat ini jadi bingung dapet duit darimana untuk membawa bunda ke rumah sakit untuk cuci darah.”
“ Kau sungguh tidak tahu darimana kau bisa menghasilkan uang?”
Aku menggelengkan kepala tanda bahwa aku memang tidak tahu harus mencari uang kemana.
“ Jual saja Rana, aku jamin duit mu aku berlimpah ruah tanpa kau bekerja keras.” Dia tertawa terbahak-bahak.
Deril memang gila, dia menyuruhku menjual Rana, sungguh tidak masuk akal. Dia pikir Rana adalah barang yang bisa di jual beli seenaknya. Aku memang salah meminta bantuan dengan si bejat itu, ini tidak menyelesaikan masalah.

KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang