Part 15

0 0 0
                                    

Bagian Rana
Pagi itu tiba-tiba terdengar suara gaduh di dapur, biasanya bunda memasak untuk kami. Aku bergegas menuju dapur untuk melihat apa yang terjadi. Dan benar saja dugaanku, bunda sudah pingsan di dapur. Segera aku berteriak-teriak memanggil mas Bima agar segera membawa bunda ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit bunda langsung dilarikan ke UGD.
Selang beberapa lama, dokter yang menangani bunda keluar dan memberitahu kepada kami bahwa penyakitnya sudah parah, bunda perlu di rawat intensif di rumah sakit. Aku dan mas Bima hanya bisa pasrah dan mengikuti prosedur yang dianjurkan oleh dokter. Aku hanya bisa berdoa agar bunda baik-baik saja dan kembali kepada kami.
Keesokan harinya, dokter memberitahu kepada kami bahwa bunda koma. Sungguh aku terkejut, dan tak sadarkan diri. Cobaan apa lagi yang Engkau berikan kepada kami? jangan ambil bundaku.
Bagian Bima
Keadaan bunda semakin memburuk, beliau sekarang koma. Rana tadi shock hingga dia tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Kenapa Engkau berikan kepada kami cobaan yang bertubi-tubi? Aku merasa tidak sanggup untuk menjalaninya. Tapi aku harus bertahan, demi Rana dan demi Bunda.
Aku masih menemani Rana yang tak kunjung sadar, aku bercerita apapun disampingnya hingga aku mengatakan,
“ Rana, kamu tahu tidak kalau aku mencintaimu? Mencintaimu dalam artian cinta seorang laki-laki kepada seorang perempuan, bukan cinta dari seorang kakak kepada adiknya. Apa itu salah? Mas tau ini salah, tapi mas tidak tahu harus bagaimana?” ucapku.
Betapa terkejutnya aku bahwa Rana telah sadar, aku melihat ia meneteskan air matanya dan langsung menarik tangannya yang sedari tadi aku pegang.
“ Pergi kamu mas, aku tidak mau melihatmu!” perintah Rana dengan amarah yang meluap-luap.
“ Aku bisa jelaskan semuanya Rana, kamu salah paham.” Aku mencoba membujuknya.
“ Pergi kamu! Pergi!!!!” akhirnya aku mengalah dan pergi.

KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang