"Sometimes you don't realize your own strength until you come face to face with your greatest weakness."
-Susan Gale-= S I N S =
Yoongi benar-benar marah. Yoongi benar-benar sudah emosi. Stacy membuat emosi Yoongi benar-benar menggebu-gebu. Dengan mantap, Yoongi menodongkan pistolnya berkeliling."Stacy keparat, dimana kau?!"teriak Yoongi membuat gema.
Yoongi terus berjalan mengikuti rute yang tadi sudah dia hafalkan. Dan akhirnya, Yoongi menemukan Stacy, "Hello, boy. Selamat datang kembali."
Yoongi semakin menggertakkan giginya greget setelah melihat Stacy mengikat Jennie di sebuah kursi, "Tenang, aku tidak akan menyakitinya. Akan ku biarkan dia duduk di sini dan melihat kita bertarung."
"Jika kau terbunuh, dia bisa langsung memberikan pertolongan pertamanya,"kata Stacy menghampiri Yoongi yang masih menatap penuh amarah Stacy.
Entah kenapa, mulut Yoongi tidak bisa mengatakan apapun di hadapan Stacy. Pelatuk pada pistolnya pun sulit untuk ditarik.
Stacy memajukan wajahnya dan menyeringai, "Tapi.. jika aku yang terbunuh, beda lagi ceritanya."
Stacy pun memundurkan wajahnya, "Dan tentunya aku akan menunjukkan hasil kerja kerasku."
"Choi Jinju, bisa tolong bawa meja itu kemari?"panggilnya kepada seseorang yang bernama Choi Jinju.
Gadis berhoodie hitam yang nyaris tidak tertampak wajahnya itu mendorong meja dari balik tembok. Yoongi menatap miris 5 jantung yang berada di sebuah kotak kaca masih berdetak di atas meja tersebut.
Bukan hanya menatap jantung kawan-kawannya, dia pun berfokus ke gadis yang mendorong meja tersebut, "Jinju?" (Mutiara ; in Korean)
Stacy pun menghampiri Choi Jinju dan merangkulnya, "Ya, benar ini CJ, Choi Jinju."
Perlahan, gadis ber-hoodie berbisik ke Stacy. Dan tiba-tiba saja, gadis itu berjalan menuju ke tempatnya berasal.
"Ah.. dia ingin pamit. Bye, Juu-ya."katanya sambil melambai ke Choi Jinju.
Yoongi berdecih sebentar, "Bisakah kita mempersingkat pertemuan ini?"
"Sure. You can go first,"kata Stacy menghampiri.
Yoongi segera menarik pelatuknya dan mengarahkannya kepada Stacy. Namun, tembakan tersebut tidak berguna karena Stacy berpindah tempat dengan cepat.
Stacy terkekeh sambil menghindar dengan cepat, "Kau seorang mafia, bukan? Tentunya, dengan lawan sepertiku, kau pasti mudah menyelesaikannya, apalagi aku adalah seorang wanita."
Yoongi tampak kewalahan saat menghadapi Stacy yang dengan cepat menghindar dari tembakan bertubi-tubinya. Yoongi mengabaikan ocehan yang meremehkan dirinya dan masih berfokus untuk menyerang.
Jennie yang duduk di seberang pun lantas menunduk berkomat-kamit mendoa untuk keselamatan kekasihnya.
"Lihatlah, betapa religiusnya kekasihmu. Aku sangat terenyuh,"kata Stacy setelah menatap Jennie haru.
Yoongi masih terus-menerus melakukan serangan cuma-cumanya terhadap Stacy tanpa menghiraukan omongannya. Yoongi tahu, Stacy hanya akan membuat konsentrasinya rusak dengan membawa-bawa gadisnya.
Yoongi berhenti saat peluru di dalam kedua pistolnya habis. Yoongi menghela nafas kasar seakan perjuangannya sia-sia. Yoongi berpikir, walau dengan senjata apapun, wanita ini tidak akan bisa dikalahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] SINS | yoonnie
Fanfiction[COMPLETED] "There are too much sins in my blood so that I can't be with you." . . . Min Yoongi, salah satu anggota mafia yang menjadi buronannya kepolisian mendapatkan masalah besar. Jennie Kim, kekasihnya, mulai mencurigai dirinya. Yoongi yang awa...