beautiful boy

647 50 3
                                    

Di depanku, berdiri seseorang yang.. paling indah yang pernah aku lihat. Sangat indah. He is so beautiful and it makes me wanna cry. His brown curly fringe looks so touchable . and that’s it. He smiled at and DAMN! Are they dimples? Because fuck, he is gorgeous as fuck. And his height oh crap. He is like twice bigger than me . eyes, his eyes oh my fuckin god the most wonderful eyes I have ever seen.

“hey?” Kesadaranku hilang begitu saja. Fokusku hanya tertuju pada satu makhluk indah di depanku ini. Hal lain sudah hilang rasanya.

“Louis!!” Dan tiba tiba Niall dengan masih menggunakan apron memanggilku dengan suara yang keras.

“eh huh Niall?” seperti tersadar, aku membalas Niall

“kau ini, ini ….” Aku tidak mendengar perkataan Niall selanjutnya tapi aku kembali melihat ciptaan tuhan paling indah ini di depanku. Dia masih tersenyum dan ya tuhan ya tuhan ya tuhan. Dan seakan akan Niall ingin merusak pandanganku, dia kembali dengan satu kotak gula. Gula?

“why the fuck do you holding a box of sugar?”

“karena Harry ingin meminta gula kepadamu tetapi kau hanya diam seperti orang gagu” jawab Niall dengan ketus dan memberikan gulanya pada Harry.

“thanks Niall, and Louis” Suaranya membuat pandanganku kembali ke arahnya untuk ke sekian kalinya.

Dan dengan gerakan lembut, dia berbalik badan dan berjalan menjauhiku.

Don’t leave, handsome boy.

“Louis, youre absolutely fucked up. Fucked up” Ucap Niall lalu berbalik ke dalam rumah. ---

“PARTYY WOOHOOOOO!!!” Niall dengan agresivenya menggerakan ayunan yang sedang dia duduki. Jadi malam ini aku memutuskan untuk membuat pesta kecil sebagai perayaan rumah baru ini. Sebenarnya aku dan ayah juga ibu merencanakan untuk pergi ke suatu tempat. Tapi akibat meeting sialan itu, rencanaku gagal.

“aku sudah memperingatkanmu Nialler, awas saja sampai kau jatuh” aku berkata sambil menggigit sepotong pizza dan meminum coke bagianku

“tenang saja, aku tidak akan terjatuh” Niall berkata sambil masih berayun dengan keras “kau tahu Niall, ini baru pertama kali aku terpesona dengan seseorang sepertinya” ucapku sambil mengenang Harry, ya aku tahu namanya.

“siapa? Harry?” Aku mengangguk dengan senyum.

“hari pertama dan aku sudah mempunyai crush. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya” lanjutku

“yang harus kau lakukan adalah act like a normal people. Kau seperti orang aneh saat bertemu denganya” kata Niall

“oh aku tidak bisa bersikap normal kalau ada seseorang se indah itu di depanku”

“well, kalau kau terus begitu dia akan menganggapmu seperti orang aneh”

“apa?! Oh no, aku akan bersikap seperti orang normal”

“bukankah kau memang normal? Hahahaha"

"ah kau benar”

“jadi, kau menyukainya?”

“of course”

“hmm I see”

Dan perbincangan random kita berlangsung sampai jam 12 malam . Tapi saat aku dan Niall bergegas turun ke bawah untuk tidur, terdengar suara sedikit ribut dari luar rumahku. Dan aku dan Niall pun dengan berani menengok ke arah bawah untuk melihat siapa yang membuat keributan tersebut. Tidak bisa dipercaya, Harry dengan pakaian serba hitam turun dari mobilnya . “HAR-“

“SHH NIALL!” Lalu aku lihat Harry masuk ke rumahnya. Dan aku baru sadar, ada rumah besar nan elegan di dekat rumah baruku ini. “APA YANG DIA LAKUKAN MALAM MALAM BEGINI?!!”

“Niall kecilkan sedikit suaramu! Kau tahu ini tengah malam”  

“sebaiknya kita turun ke bawah dan tidur “ dan Niall mengiyakanku. Sampai di kamar, aku langsung langsung berbaring dan tidak tertidur. Niall di sampingku dengn selimutnya sudah terlelap lebih dulu.

---

“ada apa denganmu huh ?”

“hey” Lamunanku buyar setelah aku merasa Niall mendorong pundaku

“hah?” jawabku dengan acuh

“kau? Kenapa?” kata Niall sambil menunjuk bagian mataku

“mataku? Tidak ada” aku berkata sambil meraba kedua mataku

“bukan, maksudku kantung mata mu” Dan Niall berbaring di bawah pohon rindang yang ada di belakang halaman rumahku . siang hari disini terasa sejuk jika kita diam di bawah pohon.

“kantung mata? Entahlah. Aku tidak tahu kenapa aku punya kantung mata” jawabku sambil berbaring di samping Niall

“kau tidur kan semalam?”

“I don’t know”

“kau tidak tidur, aku sempat bangun jam 3 pagi kemarin dan matamu masih terbuka memandangi langit langit kamarmu itu” “jadi kau tahu aku belum tidur kemarin?” “benar sekali. Kau tahu Lou, kalau kau ada masalah cerita padaku right?” Perkataan Niall baru saja membuatku berpikir. Masalah? Masalah. Sejak dulu aku tentu saja punya masalah, tapi belum pernah rasanya suatu masalah sampai membuatku tidak tidur semalaman. Dan satu hal random ini sudah berhasil membuatku kehilangan jam tidurku.

“is that the new house?”

“bukan, sama sekali bukan”

“lalu?” Kalau aku memendam rasa ini sendirian, aku pasti akan kehilangan jadwal tidurku yang selanjutnya. Sebaiknya aku beritahu Niall.

“kau janji tidak akan menertawakan ku?”

“I promise !!!” Niall menjawab dengan semangat

“uh.. kau ingat kan dengan kejadian kemarin? Maksudku, saat Harry keluar dari mobilnya dengan pakaian serba hitam dan..” “dan dia terlihat sangat aneh dan aku sangat penasaran apa yang dia lakukan malam malam begitu. Apalagi melihat gerak geriknya”

“iya iya aku ingat, ada apa dengan hal itu?” Tanya Niall dengan penasaran

“apa kau tidak curiga?” tanyaku  

“kalau itu aku juga merasa sedikit aneh, tapi kita harus positive thinking yeah?”

“yeah, alright. Kau benar sekali Ni” jawabku Sebenarnya, rasa penasaranku masih mengganjal di hatiku. Tapi perkataan Niall benar juga, Think Positive.

“sudahlah Lou, abaikan saja. Kau tidak ingin kan lingkungan rumah barumu ini terkesan aneh?” Aku menggelengkan kepalaku, pertanda mengatakan tidak mau.

“well, sebaiknya kita lakukan kegiatan lain. Yang bisa membuatmu melupakan hal itu” “benar! Tapi apa?”

“bagaimana kalau kita pergi berjalan jalan dengan sepedamu?” kata Niall bersemangat “tapi, apakah anak 16 tahun wajar menaiki sepeda berboncengan?Aku takut nanti di jal-“

“ayolah, siapapun yang mengejekmu aku akan memukulnya! Ayo Lou!” Niall menarik tanganku untuk bangun dari rumput hijau yang sedari tadi aku tiduri ini. Sisa hari kedua aku habisakan dengan berkeliling kota. Dan saat aku dan Niall melintasi rumah elegan nan megah itu, Harry berdiri di depan pintunya, dengan senyum dingin dan tatapan tajam ke arahku. Tatapan itu membuatku menelan rasa takut yang melanda secara tiba tiba, tapi tetap aku membalas senyum itu.







Part 2 is posted!!! What do you think?? xx

Good Things(A Larry Stylinson Fan fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang