He Met Them

463 39 6
                                    

Hari ini aku mempunyai rencana. Aku akan membawa Harry berkunjung ke rumahku untuk pertama kalinya. Entah kenapa aku merasa sedikit nervous, tentu saja aku sudah pernah bercerita tentang Harry pada orang tuaku. Dan mereka semua sepertinya senang karena aku sudah mempunyai teman di lingkungan baruku ini. Kamarku aku pastikan rapi. Baju bajuku yang ada di lemari mulanya berantakan, aku rapikan. Memastikan tidak ada satu lipatan yang salah. Ini sangat aneh, bahkan aku tahu Harry berkunjung ke rumahku bukan untuk melihat isi lemariku kan? Seandainya Niall tidak pulang, aku akan meminta bantuanya untuk membereskan bencana ini. Huft. Pukul 7 aku sudah rapi, dan juga meja makanku.

“Lou, kau ini kenapa?” Aku mendengar ayahku berkata dari ruang tamu,

“kenapa kau sibuk sekali? Biar ibu saja yang mengurus makananya” ucap Ayah

“uh tidak yah, aku hanya..”

“itu karena Henry akan datang kan?”

“its Harry dad” Untuk kesekian kalinya, ayah mengucapkan nama Harry dengan Henry. “kau tenang saja Lou, dinner sudah siap” kata Ibu dari dapur

“thanks mom” jawabku dengan lega

Setelah itu, bel rumahku berbunyi . here we go..

“Hi”

Sapaan Harry yang ramah saat aku membukakan pintu untuknya membuatku tersenyum.

“Come in” jawabku sambil menarik tanganya ke dalam

“mum , dad , ini Harry” aku memperkenalkan Harry pada orang tuaku “Hello Mr. and Mrs. Tomlinson, its really nice to finally to meet you” Harry berkata dengan ramahnya

“nice to meet you too, Harry. Panggil saja aku Jay, dan ini adalah suamiku, Mark” jawab ibuku sambil menjabat tangan Harry, begitu juga ayahku

“well, kau tidak perlu nervous Henry-“

“its Harry dad” aku membenarkan

Harry sedikit tertawa mendengarnya

“kau tidak perlu nervous Harry, kita akan makan malam bersama malam ini” kata ayah sambil mengajak kita duduk bersama di meja makan

The dinner goes well. Ayah sangat suka mengucapkan nama Harry dengan Henry dan aku harus beberapa kali membenarkanya. Tapi Harry tidak keberatan,ia malah menertawakan keanehan itu.

“jadi kalian akan lakukan apa sekarang?” Tanya ibu saat aku dan Harry membantunya untuk mencuci dishes

“entahlah, oh aku akan menunjukan kamarku” jawabku

“sounds good” Harry berkata sambil mengeringkan tanganya dengan sebuah kain yang ada di dekatnya

“baiklah, thanks for the help Harry” ibu berkata dengan senyum

“its really no problem Jay, aku senang bisa membantumu” jawab Harry

Setelah itu aku dan Harry berjalan menuju kamarku. Dan aku mendengar Ayah, beteriak sesuatu seperti

“remember the protection” dari ruang tamu. “oh god” ucapku sambil menutup pintu kamarku, sementara Harry dia sudah mulai melihat lihat kamarku

“its okay Lou, im not gonna fuck you”

Tiba tiba saja aku Harry berkata begitu dan dia mendekatiku, sangat dekat sampai  punggungku menempel dengan pintu kamarku. Nafas Harry, aku bisa merasakanya di wajahku. Tanganya yang dingin memegang pinggangku(yang kecil) dan dia berbisik

“not yet”

Fuck.

Aku hanya bisa menahan nafas, bertatapan dengan mata hijau milik Harry.

“Har-ry”

“not yet Lou”

---

“aku melihatmu saat malam itu disini. Saat itu adalah hari pertamaku pindah ke rumah ini “

Sekarang ini aku dan Harry sedang duduk di ayunan yang biasanya aku tempati dengan Niall. Benar saja, aku sudah menduga kalau Harry akan menyukai tempat ini.

“benar, aku ingat melihatmu di atas sini”

“uh Harry, bisakah aku bertanya sesatu padamu?” aku berkata sambil melihat serius ke arahnya

“anything for you babe, whats that?” jawab Harry dengan senyum

“uh.. uhm, sebenarnya apa yang kau lakukan saat itu?”

“saat malam itu?” Tanya Harry

“benar”

Ada beberapa saat dimana setelah aku menjawab itu, Harry mungkin terdiam karena sesuatu yang membuatnya berpikir untuk kembali berbicara.

“aku akan jawab pertanyaamu saat aku pikir kau sudah siap okay? Aku tidak ingin membuatmu terkaget lagi” akhirnya Harry menjawab

“baiklah, aku tidak ingin memaksamu” ucapku

“itu adalah hal paling menyedihkan dan juga membahagiakan untuku”

Aku merasa Harry akan melanjutkan perkataanya

“tapi aku yakin kau akan tahu suatu saat nanti”

Setelah itu kita hanya terdiam dan berbicara hal hal random. Tapi itulah yang aku suka, seberapa aneh pun hal yang kita perbicarakan, kita akan selalu bisa melanjutkan permicaraan itu.

“mungkin kenapa Niall sangat suka makan, karena memang dia selalu lapar?” Hal bodoh yang baru saja aku katakan dapat membuat Harry tertawa, begitu juga aku. Mungkin ini yang dikatakan jatuh cinta. Segala hal terasa indah.

---

“kau yakin aku tidak harus mengantarmu pulang?” aku berkata saat pukul 11 malam tiba dan Harry akan kembali ke rumahnya “kau tenang saja. Im a big man, aku akan baik baik saja” jawab Harry

“baiklah. See you tomorrow, I guess?”

“sorry Lou, besok aku harus pergi ke suatu tempat” jawab Harry dengan nada menyesal Oh.

Jadi aku tidak bisa menghabiskan waktuku bersama Harry besok. Dan sepertinya Harry melihat raut wajah sedih yang ada di wajahku, dengan cepat dia berkata

“hey tenang saja, saat aku sampai di rumah aku akan langsung menemuimu”

“baiklah” aku menjawab dengan senyum





Yeah keep reading please!!!
There is only a little intense scene but I promise theres gonna be more :) but im sorry if  that was so bad haha

Good Things(A Larry Stylinson Fan fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang