Esok paginya, aku masih terbangun dengan Niall terlentang di sampingku dengan mulut terbuka. Tawa kecilku karena melihat Niall berhenti setelah aku mendengar Ibu memanggilku dari ruang tamu.
"ada apa bu? Pagi pagi begini" jawabku sambil membawa segelas air putih dan meminumnya
"pagi pagi? Jam 10 pagi sudah termasuk siang Lou" jawab Ibu, berjalan ke arah dapur sambil membuka tudung saji yang berisi makanan yang Ibu masak
"im sorry mum, lagipula kau tidak bekerja hari ini?" tanyaku sambil duduk di salah satu kursi meja makan
"tidak, ayahmu sakit . jadi, ibu harus merawat ayah hari ini" jawab ibu
"ayah sakit?! Oh my god, ayah sakit apa bu?" "sejak kemarin malam, ayah badanya panas dan yah.. begitulah ayah, dia akan manja kalau sedang sakit" jawab ibu sambil sedikit tertawa
"aku akan belikan ayah obat bu" aku berkata sambil dan bergegas keluar rumah
"BYE MUM"
Dengan sepedaku yang terparkir di halaman rumah, aku mengayuh nya dengan perlahan. Tanpa peduli sinar matahari yang mengenai kulitku. Bel sepeda berbunyi beberapa kali dari belakangku, membuat senyum yang mulanya ada pada bibirku pergi begitu saja. Lalu aku mengayuh sepedaku ke pinggir jalan dengan perlahan, tapi sepeda itu masih saja membunyikan belnya. Aku mempercepat kayuhan sepedaku, kehilangan sedikit kesabaranku karena pengendara sepeda yang arogan ini. "Louis"
Tiba tiba saja seseorang dengan sepeda juga memotong jalanku sehingga aku mendadak mengerem sepedaku. Dan buruknya, orang itu adalah Harry.
"Harry" aku mengucapkan namanya dengan nafasku yang tersengal.
Perkataan Niall muncul begitu saja,aku harus beperilaku seperti orang normal karena memang aku normal.
"kau terkejut?" Tanya Harry sambil turun dari sepedanya dan mendekatiku
"you don't say" ucapku, tidak melihat ke arahnya
"kau terkejut? Shit- sorry" ucap Harry
"its fine. Lagipula, kenapa kau memotong jalanku?"
"uh, aku sejak tadi menyapamu dengan bel sepedaku? Tapi kau tidak menjawab"
Oh jadi itu Harry.
"aku mengira kau adalah pengendara sepeda yang sedang kehilangan kesabaranya"
"im sorry okay? lain kali aku tidak akan membuatmu terkejut lagi"
"baiklah baiklah"
"kau mau kemana ? dengan piyamamu?" Tanya Harry, dan aku bisa lihat Harry sedikit menahan tawanya
Aku melihat ke bawah, dan benar saja . piyama biruku masih melekat di tubuhku . "uh-aku.. uhm, aku .. begini-" kata kata ku menghilang begitu saja
"kau bagaimana?" Tanya Harry mendesaku "aku ingin membelikan ayahku obat karena dia sakit, tapi aku lupa untuk mengganti bajuku jadi... aku pergi dengan.."
"tapi, kau yakin akan masuk ke toko obat dengan piyamamu?"
"sebenarnya tidak.. tapi .. "
"bagaimana kalau sebagai perminataan maafku karena sudah membuatmu kaget, aku yang membelikan obat ke toko obatnya?"
"kau yakin?" aku bertanya untuk meyakinkan tawaran Harry
"tentu saja" jawab Harry dengan senyum "thank you so much! Ini uangnya" kataku sambil memasukan tanganku ke kantong piyama yang sedang aku pakai. Tapi piyamaku tidak memiliki kantong. Begitu pula dengan celana nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Things(A Larry Stylinson Fan fiction)
Fanfiction“youre so cute Lou” “berhentilah memujiku seperti itu. Kau tidak pernah bercermin? Seharusnya kau melihat dirimu. Kau sempurna Harry” “sempurna?” “benar,dan kau sangat indah” “aku indah?” “benar sekali” Tetapi Harry hanya diam dan melihatku de...