"tapi kenapa kau membatalkan kunjunganmu kerumahku?” ucapku sambil menekan tulisan speaker yang ada di layar handphoneku
“sungguh Lou aku minta maaf. Kau tahu kan bagaimana kehidupan anak yang baru saja masuk university?” jawab El dengan nada menyesal
“aku tahu tapi aku sangat merindukanmu El” aku berkata dengan wajah sedih, berharap dia bisa melihatnya
“I know babe, tapi harus bagaimana lagi. Nanti saat semua tugas tugas ini selesai aku akan berkunjung ke rumah barumu dan kita akan mencoba membuat pizza, okay?” “baiklah, aku tunggu kedatanganmu”
“right, see you Lou”
“see you too el, love you”
“you too” Aku lalu merebahkan diriku ke kasur dengan dengusan kesal. Niall tidak ada, Ele batal berkunjung. Lalu apa? Aku kira saat pindah rumah aku akan punya banyak teman, tapi apa? Satupun aku tak punya. Walaupun aku tahu di derah rumahku ini hanya sedikit yang mempunyai anak seumuranku. Huh, ini akan jadi liburan yang membosankan. Sangat membosankan.
---
Pukul 7 malam akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah berjalan jalan. Aku sudah menitipkan pesan di kertas untuk ibu ataupun ayah yang mungkin akan datang lebih dulu. Jadi rencanaku malam ini adalah pergi ke pusat kota yang tidak jauh dari rumahku. Hanya naik sepeda 15 menit dan sampai. Berita yang aku dengar akan ada pertunjukan musik disana. Sebenarnya aku sangat nekat pergi ke sana sendirian, tapi daripada aku bosan dan berdebu di rumah jadi aku pergi saja.
---
Pukul 9 pertunjukanya sudah mulai. Beberapa band lokal bermain lagu lagu yang sedang hits sekarang, dan aku tahu lagunya. Dan saat sang pembawa acara mengatakan band terakhir akan segera memainkan lagunya, aku merasa sedikit sedih. Saat aku pulang, kesenangan ini akan berakhir. Handphoneku bergetar dan aku mengambilnya, ternyata pesan dari Niall mengatakan kalau dia akan benar benar ke rumahku lagi besok pagi. Saat itu aku bisa mendengar kata kata sambutan dari sang vokalis band penutup. Kalau tidak salah dengar, mereka akan menyanyikan 2 lagu. Judulnya aku tidak jelas mendengar karena sibuk membalas pesan Niall. Saat musik intro dimainkan aku mendongak dan melihat ke atas panggung. Dan bola mataku hampir saja jatuh dari tempatnya saat aku melihat siapa yang ada di atas panggung. Harry.
Hal pertama yang aku kenal adalah Harry. Dia membawa gitar dan berada di paling depan panggung, dengan sebuah mic di depanya. Kedua adalah 2 orang itu. Pria berambut hitam klimis sedang asik dan lihai memainkan bass yang ada di tanganya. Dan pria dengan gaya rambut David Beckham, dia berada di belakang dan memukul drum set yang ada di depanya secara lembut. Dan satu lagi, orang yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Wanita dengan rambut ungu, dengan tindikan kecil di hidungnya. Wanita itu memainkan keyboard di sebelah pria berambut hitam itu. Mereka semua memakai baju serba hitam. Hitam tidak ada warna lain. Nafasku tercekat kala mata Harry akhirnya bertemu dengan mataku. Saat itu aku merasa waktu berhenti. Tidak ada gerakan atau suara di sekitarku. Hanya suara ,Harry yang menyanyikan lagu Yellow dari Coldplay terdengar jelas dan lembut juga merdu di telingaku. Hatiku berdebar kencang, aku yakin orang orang disekitarku bisa melihat dadaku bergerak gerak.
“look at the stars, look how they shine for you”
“and all the things you do”
Harry mengakhiri lagunya dengan tatapan yang sama, masih memandangku . tapi kali ini dengan senyum yang oh.. Aku merasakan kaki ku mati rasa, mereka tidak bisa menopang tubuhku. Tapi untungnya rasa malu masih ada pada diriku, jadi aku berusaha kuat untuk masih bisa berdiri disana sampai performa mereka berakhir. 15 menit kemudian, mereka pergi dari panggung dan begitu juga aku. Aku segera bergegas pergi dari kerumunan orang orang itu.
Tapi saat aku ingin berlari, seseorang menarik tanganku.
“tunggu!” Aku menoleh dan yang memegang tanganku adalah seorang wanita, rambut pirang dan dia memegang tanganku dengan erat.
“kau siapa?!” tanyaku terkaget
“kau Louis, benarkah?”
“bagaimana kau bis-“
“ayo ikut aku”
Dan wanita itu dengan kuatnya menarik tanganku menuju ke arah panggung. Tapi melewati panggungnya, menuju ke belakang panggung lebih tepatnya. Disana aku melihat sebuah tenda besar yang berdiri.wanita itu berjalan dengan tanganku pada genggamanya ke arah tenda itu.
“tenang, kau akan baik baik saja” ucap wanita itu sebelum mengajaku masuk ke dalam. Di dalam terlihat Harry dan member band lainya sedang beristirahat . Mereka sepertinya tidak menyadari kedatanganku dengan wanita ini.
“GUYS!” Serempak, mereka berempat menoleh ke sumber suara yang memanggil mereka. Wanita dengan rambut ungu sedang menyisir rambutnya, pria dengan gaya rambut david beckham, pria dengan rambut klimis sedang menjadi tempat duduk untuk di wanita dengan rambut ungu, dan Harry yang sedang membuka bajunya serempak menoleh ke arahku.
“LOUIS!”
Harry akhirnya sadar akan kedatanganku dan berjalan ke arahku, mengambil tanganku yang sedang di genggam wanita berambut pirang, dan mengajaku untuk duduk di salah satu kursi yang ada disana. Kemudian dia menarik kursi lain dan menempatkanya di sebelahku. Aku berusaha terlihat seperti orang yang tidak tegang, tapi gagal karena genggaman tangan Harry yang dingin membuatku ketakutan dan berkeringat.
“why are you sweating boy?” tiba tiba wanita berambut pink berkata dan mengelap keringatku dengan tissue yang dia ambil “kau tidak perlu takut, kami semua vegetarian” pria dengan rambut hitam dan klimis menyahut dan kembali menyuruh wanita berambut pink duduk di pangkuanya.
“ve- veget- vegetarian? A-apa maksudmu?” tanyaku dan suaraku seperti seseorang yang sekarat
“benar, kami tidak memakan d-“ Saat pria dengan gaya rambut david beckham berbicara, Harry memotongnya dengan berkata
“ssh guys, he is new here” kata Harry dan dia menghadapku
“baiklah Lou, aku akan memperkenalkan orang orang ini padamu okay?”
Dan aku mengangguk
“pertama, itu adalah Zayn dan Perrie. Dan itu adalah Liam, itu Gemma. Gemma adalah kakaku. Tenang saja, mereka semua tidak akan menyakitimu” kata Harry dengan senyum dan lagi lagi oh..
“untuk apa kau membawaku kesini?” aku bertanya pada Harry, karena hanya dia yang aku kenal
“well, aku ingin kita semua bisa jadi temanmu?”
“ah tentu saja!” Aku menjawab dengan senang dan tersenyum, akhirnya aku punya teman. Rasa takutku hilang begitu saja ketika aku tahu mereka semua adalah orang orang yang baik. Mereka semua lebih tua 3 tahun dibandingku kecuali Gemma, dia berumur 21 tahun. Walaupun berbeda usia, kita semua akrab lumayan cepat dan aku paling suka dengan Perrie. Dia adalah wanita paling energik yang pernah aku temui,padahal saat diatas panggung tadi dia terlihat begitu lembut dengan keyboardnya. Sementara Zayn, pacar Perrie sedikit pendiam. Tapi kata Harry, aku akan mengetahui sifat aslinya tidak lama lagi. Liam menurutku adalah orang yang sangat sangat sangat baik. Mengapa? Karena setiap Perrie ingin merias wajahku dengan make up yang di bawanya, Liam selalu menolongku. Gemma sama saja dengan Perrie, mereka akan berusaha membuatku diam dan meriasi wajahku dengan eyes shadow biru dan pink milik mereka. Malam harinya, aku kembali pulang dengan hati senang dan gembira. Setidaknya pikiranku sebelumnya salah, aku tidak akan kesepian dan merasa bosan lagi disini. Harry and his friends will keep me company, at least they said that.
Kasurku terasa begitu hangat di badanku, sampai sampai saat handphoneku bergetar aku malas mengambilnya. Tapi dengan hati memelas, aku mengambilnya juga dan terdapat 2 pesan masuk, 1 dari Niall dan 1 lagi aku tidak mengetahuinya. Saat aku membukanya, senyum di bibirku akan terus menghiasi hari hariku untuk waktu yang lama.
“Good night too Harry x” Aku mengirim pesan itu ke nomer Harry dan tertidur dengan Handphone di genggamanku.
YESS THEY BECOME FRIENDS! !! DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT LOVLIES!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Things(A Larry Stylinson Fan fiction)
Fanfiction“youre so cute Lou” “berhentilah memujiku seperti itu. Kau tidak pernah bercermin? Seharusnya kau melihat dirimu. Kau sempurna Harry” “sempurna?” “benar,dan kau sangat indah” “aku indah?” “benar sekali” Tetapi Harry hanya diam dan melihatku de...