Part 3

199 26 0
                                    

Author POV

Pertemuan siang ini tanpa diketahui oleh Sonny.

Secara diam-diam, Laras menghubungi Tante Arini dan meminta bertemu. Untung saja hal itu di sambut baik olehnya.

Laras sengaja memilih sebuah tempat makan mewah di bilangan Jakarta Barat. Salah satu ruang VVIP ia pesan untuk pertemuan mereka kali ini.

"Tante sama Om apa kabar?". Sapanya saat mereka sudah duduk bersama.

Tri memilih diam di samping Laras meski senyuman tak pernah hilang dari wajahnya.

"Baik.. Kamu gimana? Udah cuti dari kerjaan kamu kan?". Arini mulai membuka suaranya.

"Sudah Tante. Semua urusan kantor di alihin ke asistennya Kakak".

"Jangan capek-capek, karna nanti butuh tenaga yang banyak". Ujar Alfian.

"Iya,Om". Laras tersenyum. Ia memandangi keduanya secara bergantian, "Tujuan Laras untuk bertemu Om dan Tante......Laras mau kasih tahu sesuatu yang penting. Hal ini juga jadi alasan kuat untuk lanjut atau tidaknya pernikahan Laras sama Mas Sonny".

Pandangan Arini seketika beralih pada Tri. Namun hanya sesaat karna ia kembali memandangi Laras. Rasa takut mulai mendominasi wajah calon menantunya itu.

"Apa ada masalah? Seharusnya kalian itu pakai EO saja. Biar terima beres semuanya". Ujar Alfian.

"Bukan itu,Om". Dengan cepat Laras menyanggahnya, tanganya mengambil amplop dengan sedikit gemetar. Ia memberanikan dirinya untuk menyerahkan amplop itu, "ini hasil Lab kemarin".

Alfian mulai membuka amplop tersebut. Matanya memandangi dengan lekat lembaran kertas yang sudah ia keluarkan. Arini pun ikut membacanya.

"Menurut pemeriksaan, ada masalah pada rahim Laras. Hal itu.....mengakibatkan aku ngga bisa hamil selamanya".

Arini kaget, bahkan ia belum membaca pada bagian tersebut.

"Laras ikhlas, apapun keputusan Om dan Tante, Laras menerimanya. Karna.... Pernikahan itu bukan aku dan Mas Sonny aja, tapi mempersatukan dua keluarga".

Itu adalah kalimat terpanjang Laras yang di dengar oleh Tri hari ini. Kalimat yang sangat pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

"Kamu tahu dengan jelas posisi Sonny di keluarga seperti apa". Suara berat Om Alfian semakin membuat nyali Laras menciut.

Kepalanya mengangguk pelan, "Sonny anak tunggal. Pewaris satu-satunya di keluarga. Dan yang pasti, keluarga sangat membutuhkan penerus itu". Suara Laras mulai bergetar.

"Dengan sangat menyesal, Pernikahan ini harus batal".

"Pak.. Apa tidak sebaiknya kita pikirkan dahulu? Kita harus tanya ke Sonny". Arini memberanikan diri membuka suaranya pada sang suami.

Alfian menatap Laras begitu lekat, "Kalau pernikahan ini tetap di lanjutkan, apa kamu siap untuk di madu?".

Kedua mata Laras membulat. Ia tidak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi. Di biarkan cairan bening itu membasahi pipinya.

"Bapak sudah kelewatan". Arini sungguh tidak percaya dengan ucapan suaminya.

"Itu keputusan saya".

Alfian segera beranjak dari kursinya, melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan ini.

"Laras, kamu ngga boleh nyerah". Arini mengusap-usap lengan Laras sebelum pergi menyusul suaminya.

Isak tangis itu akhirnya pecah. Laras membiarkan dirinya kembali terpuruk.

Deep in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang