Part 16

207 29 9
                                    

Author POV

Sorot lampu jalan menyinari sebuah mobil yang terparkir tepat dibawahnya.

Sepasang mata itu menatap lekat dua insan yang masih berada di dalam mobil hitam yang tidak asing baginya.

Matanya terpejam saat menyaksikan pria itu mengecup lembut kening gadis yang duduk disampingnya. Tangannya sedikit gemetar, rahangnya mulai mengeras menahan rasa amarahnya yang sudah ia tahan dua bulan lamanya.

Ia kembali mengontrol emosinya,membuka kedua matanya untuk menatap kembali mobil tersebut.

Gadis itu......

Gadis yang tak lain adalah Laras telah keluar dari mobil milik Sonny. Pandangannya terus mengikuti gerakan tubuh Laras yang tidak lama menghilang saat masuk ke dalam halaman rumahnya.

Mobil itu kembali berjalan. Bahkan sang pengemudi yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, melewatinya begitu saja.

Ah, dirinya melupakan sesuatu. Ia sedang memakai mobil terbaru milik Ibunya yang baru dibeli beberapa hari yang lalu.

Bima.

Ia segera turun dari mobil. Dirinya tidak berniat untuk bertamu malam ini. Dengan bersandar pada pintu mobil, pandangannya beralih pada balkon kamar milik Laras. Tatapannya begitu lekat.
Tangannya segera mengambil ponsel miliknya. Menghubungi Laras adalah jalan satu-satunya untuk keluar dari semua pikiran negatifnya saat ini.

"Bima..".

Senyuman tipis terpancar dari wajahnya tanpa ia sadari. Cara gadis itu memanggilnya masih sama.

"Ras, Gue mau ngomong sesuatu, lo bisa ke balkon bentar?".

Ia terus menunggu. Jendela besar itu bergeser pelan. Gadis yang begitu ia rindukan akhir-akhir ini muncul meski jaraknya cukup jauh, "Cukup disitu aja, ngga usah turun". Perintahnya.

"Lo mau ngomong apa? Kenapa gak masuk? Lo takut di grebek satpam komplek?".

Bima tertawa pelan. Namun, rasa sesak ia dapatkan sekaligus dalam tawanya tersebut.

Kejadian tadi, bukanlah pertama kali ia menyaksikannya. Sudah beberapa kali. Meski sikap Laras tidak menunjukkan rasa senang tapi dirinya sangat khawatir.

"Ras......". Ada jeda saat ia memulai pembicaraan serius mereka, "Kayanya gue udah ngga sanggup buat nunggu lebih lama lagi. Malam ini juga gue mau minta keputusan lo,Ras".

Tidak ada jawaban dari Laras. Keduanya hanya menatap lekat satu sama lain meski dari jarak yang cukup jauh.

"Gue mohon, kasih gue sedikit waktu lagi".

"Gue ngga bisa,Ras. Kedekatan lo sama Sonny akhir-akhir ini cukup mengganggu. Meski gue tau kalau alasan lo ke rumah Sonny itu cuma buat ketemu Aryo".

Bima harus bisa mengendalikan intonasi suaranya. Ia sudah mengatakan perasaannya pada Laras saat ini. Bagaimana pun juga, ia tidak ingin menjadikan Aryo yang masih berumur dua bulan sebagai alasannya.

"Please,Bim... Kasih gue waktu..setidaknya sampai akhir bulan ini".

Bima bisa merasakan kondisi Laras yang sedang menahan tangisnya, "Oke, sampai akhir bulan ini. Kalau pun lo mau balik ke Sonny, gue ikhlas".

"Bim.. Harus berapa kali gue bilang? Gue sama Sonny udah kelar. Udah selesai".

"Nyatanya Lo dicium Sonny tadi". Ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Itu bukan kemauan gue!".

Bima kembali diam. Pandangannya masih lurus menatap Laras.

Matanya terpejam sesaat sebelum ia berpamitan pada Laras. Meninggalkan gadis itu seorang diri di kamarnya. Ia butuh waktu untuk mengembalikan tenaganya yang hilang,

Deep in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang