Part 11

236 36 1
                                    

Author POV

"Keadaannya masih belum stabil, sampai waktu yang belum bisa di pastikan. Dengan terpaksa ikatan itu belum bisa kami lepas".

Kedua mata Sonny masih memandangi Lili yang tertidur diatas ranjangnya.

Dokter tidak ingin mengambil resiko, terlebih usia kandungan Lili yang masih sangat rentan. Mereka takut jika Lili akan berbuat nekat, bahkan membahayakan bayi yang sedang dikandungnya.

Sonny pun mengucapkan terimakasih saat Dokter Abraham pamit meninggalkan ruangan ini.

"Sampai kapan,Li?". Batinnya yang kembali memandangi istrinya tersebut.

Perhatian Sonny beralih pada getaran ponselnya. Semenjak di Rumah Sakit, ia selalu mematikan nada deringnya. Dahinya mengkerut saat melihat nama Bima tertera pada layar yang terus berkedip.

Langkah kaki membawanya keluar dari ruangan.

"Hallo,Bim". Sapanya.

Ia memilih duduk pada kursi yang ada di samping kiri pintu. Tidak ada satu kata pun yang diucapkannya saat mendengar suara Bima dari sambungan telepon itu. Otaknya berpikir keras, mencerna setiap kalimat yang diucapkan oleh Bima, "Lakukan kalau lo emang yakin dengan keputusan itu". Ucap Sonny sebelum mengakhiri sambungan telepon mereka.

Punggungnya ia sandarkan, kedua matanya terpejam sesaat. Sesuatu yang ia takutkan terjadi. Namun, dirinya sudah melepaskannya beberapa hari yang lalu.

~~

"Nanti kalau Aira sudah besar, Aira mau seperti Onty 'Na". Aira terus memainkan rambut panjang Karina yang sengaja dibuat bergelombang siang ini.

"Jangan,Ra". Laras menimpali.

"Kenapa Onty? Onty 'Na kan cantik, rambutnya panjang terus baik lagi".

"Nanti kamu bakalan jadi cewek yang suka ngebucin....mmghh".

Risa langsung membekap mulut Laras dan memandanginya dengan galak.

"Bucin itu apa?".

Karina semakin gemas dengan wajah polos Aira.

"Bucin itu temannya micin. Itu ngga baik". Jawab Bima sambil melirik Jay yang fokus dengan cemilannya.

Risa melepaskan bekapannya pada mulut Laras, "pakai kosakata yang baik". Keluhnya.

"Iya iya.. Lupa.. Sorry Ma". Ucap Laras menirukan Aira.

"Jadi, malam ini kalian langsung ke Spanyol?".

"Iya,Kar. Liburannya mepet jadi harus pinter-pinter bagi waktunya". Ucap Risa.

"Padahal aku baru sebentar ketemu anak-anak kamu. Gimana kalau mereka tinggal disini aja? Kalian buat lagi aja".

"Ide yang bagus". Ucap Jay yang membuat pipi Risa kembali merona.

"Lo makanya nikah sama Willy, biar punya sendiri". Ujar Laras.

"Emang masih cari apalagi disini? Willy udah sukses lho, udah jinak juga".

"Cari bule yang belum kesampaian".

"Di kampung Aira banyak bule lho,Onty".

Semuanya langsung tertawa ketika mendengarnya. Berbanding terbalik dengan wajah Aira yang kebingungan.

Pembahasan mereka tak lepas dari Willy. Terlebih Bima yang sangat antusias menceritakan keadaan sahabatnya itu selepas ditinggal Karina.

Senyum tak pernah lepas dari wajah Karina saat mendengar semua itu. Sesekali ia tertawa kecil membayangkan keadaan Willy.

Deep in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang