Part 12

199 37 0
                                    

Author POV

Sesekali Laras menatap Bima dari samping. Kakinya terus melangkah. Menyusuri koridor panjang yang ada di hadapannya saat ini. Semakin ke dalam, semakin terasa sepi, jauh dari keramaian. sangat berbeda sekali saat pertama kali ia masuk.

Keduanya berbelok, menyusuri koridor terakhir untuk menuju ke tempat yang akan mereka datangi.

Samar-samar, Laras mulai melihat empat orang yang sudah ia kenal. Rasanya lama sekali tidak berjumpa dengan mereka. Detak jantungnya semakin berpacu saat jarak mereka semakin menipis.

"Laras". Arini langsung berdiri, meraih tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

Laras belum mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Tangan kanannya terus mengusap punggung Arini dengan lembut. Matanya melirik pria yang sedang menatapnya. Ia sama sekali tidak paham dengan arti tatapan yang diberikan Sonny kepadanya.

Arini mengajak Laras untuk duduk bersamanya. Ada Alfian juga tentunya.

Sementara Bima memilih duduk disamping Sonny. Keduanya saling menanyakan kabar masing-masing.

"Om ingin minta maaf sama kamu".

Laras menatap Alfian begitu lekat. Ia sama sekali tidak menyangka jika Alfian bisa mengatakan kalimat sakral itu. Seorang Ayah yang dulu menentang hubungannya saat mengetahui kondisi kesehatannya yang bermasalah.

"Semuanya sudah berlalu. Tidak ada yang perlu meminta maaf ataupun di maafkan,Om". Ucapnya dengan tersenyum simpul pada Alfian.

Arini semakin bangga dengan Laras.

"Aku....boleh masuk ke dalam?". Tanya Laras.

"Kondisi Lili masih belum stabil....".

"Ngga apa-apa". Laras segera memotong ucapan Sonny.

"Kamu mau apa?".

Laras langsung menoleh pada seorang pria yang baru saja datang. Ia pernah melihat pria itu. Pria yang duduk berhadapan dengan Sonny saat pernikahan beberapa waktu yang lalu.

"Kamu bahagia kan melihat anak saya menderita?". Ucap pria yang tak lain adalah Suseno.

"Apa saya harus membalikkan kalimat anda,Pak?". Tantang Laras. Raut wajahnya sangat berbeda kali ini.

Suseno terdiam.

Perhatian mereka teralihkan pada beberapa polisi yang datang. Laras masih terdiam ditempatnya berdiri saat ini.

"Biasanya ngga sebanyak ini Pak yang datang". Bisik Arini pada Alfian.

Salah satu polisi itu mendekati Suseno. Ia langsung menunjukkan beberapa lembar surat penangkapan untuk pria tersebut.

Bima dan Sonny segera mendekat, keduanya mengecek isi surat penangkapan Suseno.

"Jadi..Om sendiri pelakunya?". Sonny menatap tajam Ayah mertuanya. Rahangnya mengeras saat memandangi wajah Suseno yang mulai gusar.

"Kok kamu tega sama anak kita". Lastri mulai memukul-mukuli lengan suaminya sambil terisak. Bagaimana bisa suaminya sendiri yang menjadi otak pembunuhan tersebut.

Beberapa polisi yang lain pun mendekat, salah satu dari mereka langsung memborgol kedua tangan Suseno dan menggiringnya untuk ikut ke kantor kepolisian.

"Biar bapak yang urus, kamu tetap disini". Ujar Alfian.

"Tante....". Laras langsung menopang tubuh Lastri saat ingin jatuh.

Arini pun meminta Bima untuk memanggilkan perawat.
Dengan dibantu Laras, Arini berusaha menenangkan Lastri yang masih shock dengan kejadian tadi. Airmata tak henti keluar dari pelupuk matanya.

Deep in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang