Part 7

205 30 5
                                    

Author POV

Tatapannya lurus menghadap sebuah gedung yang ada di hadapannya. Ia memantapkan dirinya untuk melangkah masuk ke dalam gedung tersebut.
Penampilannya berbeda sekali dengan orang-orang yang berjalan mendahuluinya saat di koridor.

Hanya sebuah kemeja oversize dan celana jeans yang dikenakannya pagi ini. Rambut panjangnya sengaja ia gerai.

Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah pintu besar. Ada dua meja pada sisi kanan dan kirinya. Ia hanya memberikan sebuah paperbag berwarna biru muda tanpa menuliskan namanya pada buku tamu yang hadir.

Laras. Gadis itu hanya melangkahkan kakinya dua kali saja. Pandangannya masih lurus ke depan, memandangi beberapa kursi dan sebuah meja panjang yang menjadi pusat acara pagi ini.

Ia tidak bisa melihat wajah Sonny karna mereka membelakangi para tamu undangan. Dirinya hanya bisa melihat wajah sang Kakak,Risa dan ketiga pria yang menjadi saksi hari ini.

Matanya terpejam sesaat saat mereka mengucapkan kata "Sah". Tidak lantang namun terdengar dengan jelas di tempatnya berdiri.

Sonny bukan miliknya lagi. Pria itu sudah menjadi milik dan suami orang lain. Kisahnya sudah berakhir , tidak ada cerita baru untuk dirinya dan juga Sonny.

Merelakan mu adalah keputusan tersulit yang pernah ku ambil.

Sebuah senyuman tipis ia berikan sebelum memutuskan pergi dari Aula tersebut.

Disisi lain, Bima yang menyadari kehadiran Laras langsung meninggalkan tempatnya. Tidak ada lagi alasan untuk nya bertahan disana.

"Lo mau kemana,Bang?". Tanya Denny

"Nyari angin dulu".

Denny dan Willy heran dengan sikap Bima. Keduanya pun bersepakat kalau Willy yang akan menyusul Bima dan Denny harus bertahan disini. Setidaknya, Sonny tidak merasa seorang diri pada acara pernikahannya.

"Cece Rani". Ujar Denny yang langsung memberikan pelukan hangat pada kakak sepupunya.

"Gue telat ya? Sayang banget ngga liat moment sakralnya". Ujar Rani.

"Telat banget,Ce. Oiya, kenalin ini Risa". Ucap Denny yang langsung memperkenalkan Risa.

Keduanya langsung berkenalan. Rani tidak menyangka jika Jay yang akan menikah terlebih dahulu,bahkan sudah punya dua anak. Rasanya baru kemarin sore dirinya akrab dengan sahabatnya Denny tersebut.

"Cece ngga mau nemuin pengantin?". Tanya Jay.

Rani menoleh pada pelaminan, ia menyipitkan matanya, mengamati sosok pengantin wanita yang berdiri tepat di samping Sonny, "Cece kok kaya ngga asing ya....".

"Maksudnya?".

"Itu lho dek...". Rani menarik lengan Denny, ia menunjuk Lili dengan dagunya, "itu yang cewek, dia itu beberapa hari yang lalu dateng ke Rumah Sakit buat pemeriksaan. Jadi, mereka nikah karna Sonny ngehamilin itu cewek,Dek?". Suara Rani begitu pelan saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

Risa dan Jay saling menatap kebingungan.

"Maksud Cece Rani gimana? Aku ngga paham". Risa mendekatkan dirinya.

"Kayanya kita harus cari tempat buat ngomongin hal ini".

Jay pun menggiring ketiganya untuk ke salah satu kamar yang memang sudah di pesan untuk acara ini.

Sesampainya mereka disana, wajah-wajah tegang nampak sekali pada ketiganya.

Rani memilih duduk di depan ketiganya.

Deep in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang