Minggu pagi ini, seorang setampan Winwin menggerutu di depan pintu rumah presdirnya. Iya, pak presdir yang bodoh namun terhormat Qian Kun. Tangan kanan perusahaan itu terus menggerutu tentang cerobohnya sang presdir yang bisa-bisanya menikah tanpa mengundangnya dan melimpahkan seluruh pekerjaan di Beijing untuk diatasi sendiri.
Winwin ingin menagih gajinya dan bonus sekarang.
Jadi, inilah alasan kenapa dia ada di depan pintu rumah presdirnya di pagi hari minggu yang cerah dengan kado sebagai hadiah pernikahan.
Tapi sejak tadi pintu berbahan dari kayu mahoni itu tak mau terbuka. Winwin lelah menekan bel tanpa jawaban. Kemana semua para pelayan yang di pekerjakan bos nya? apa jangan-jangan sang bos mendadak miskin? Winwin bergidik ngeri jadinya.
Menepis pikiran itu, pintu kemudian terbuka. Sebuah pemandangan yang sangat imut terpampang nyata di depan wajahnya. Seorang bocah laki-laki dengan onesie bertelinga kelinci berwarna pink menyambut Winwin dengan wajah bantal yang lucu. Sebuah pertanyaan kemudian muncul.
ANAK SIAPA INI YANG DIBAWA PRESDIRNYA?!
"Haloo adek..." sapa Winwin canggung. Bocah itu hanya mengedip beberapa kali dengan sangat imut. "Pamannya ada?" tanya Winwin kemudian. Sebab tak tau bocah ini memanggil pak presdirnya apa.
Bocah itu tak menjawab namun malah membuka pintu lebih lebar. Mempersilahkan masuk. Winwin kemudian masuk dengan kado yang ada ditangannya dan sesak tiba-tiba ketika melihat ekor onesie yang bergerak dibelakang bocah itu.
CULIK JANGAN NIH?! - innernya menjerit nista.
"Yangyang kamu kemana?" kini malah suara presdirnya yang menggema. Dapat dilihat sang presdir yang menuruni tangga dengan tergesa menuju ruang tamu.
Dan mendapati sebuah pemandangan tak terduga.
Yangyang dengan onesie barunya terlihat sangat menggemaskan.
"Yangyang aku lelah mencarimu. Darimana saja? gimana onesie nya bagus?" Kun mendekati Yangyang kemudian memberikan sebuah kecupan hangat dibibir. Mari, sejenak lupakan Winwin yang ada disana juga. Sebab jiwa pedofil miliknya bergejolak.
Yangyang mengangguk.
"Ta-tapi aku suka yang dinosaur"
"Oke. Nanti aku carikan untukmu."
Winwin berdehem meminta perhatian. Sembari mengeluarkan ponselnya, untuk menelpon polisi.
"Tak kusangka, Kakak ternyata menikahi seorang bocah. Akan kulaporkan kakak ke fbi!!"
Kemudian, hanya terdengar suara kaki yang bekejar-kejaran mengelilingi ruang tamu. Pak Presdir dan orang kepercayaannya yang berebut ponsel.
__☆★☆
Kun menatap Winwin yang sibuk menaik turunkan alisnya. Biasalah, para kedua lelaki dewasa ini tengah membicarakan sebuah topik yang di beri label rating 18+ keatas. Jangan khawatir jika si Yangyang akan mendengar. Anak itu sudah melipir ke ruang keluarga. Mau nonton kartun kotak kuning katanya.
"Tidak. Sama sekali belum"
"Anjir, jadi belum jebol?!" sebuah keplakan sayang Kun berikan untuk Winwin. Frontal sekali anak itu.
Kun hanya menghela nafas lelah dan menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa. Sudah lebih seminggu, dan batasan sentuhan Kun atas Yangyang sama sekali belum maju. Hanya sampai sebatas bibir, padahal kan Kun ingin lebih.
"Makanya dong pak, Honeymoon!" usul Winwin yang hanya diberi gelengan tidak setuju.
"Belum tentu cara itu berhasil. Kau taukan, bahkan kami hanya tiga kali bertemu sebelum menikah. Dia belum kenal aku betul. Mungkin juga belum cinta" Curhatnya. Iya, sesi meminta gaji dan bonus tergantikan menjadi sesi curhat bersama Winwin. Sang pakar cinta.
Winwin kemudian manggut-manggut tak jelas. Entah apa yang sedang ada di dalam kepalanya itu. Hingga sebuah ide nyeletuk tiba-tiba.
"Kenapa tidak kau paksa saja? dia kan istrimu, harus menurut dong! kalau tidak mau, pukul!"
Dan sebuah keplakan lagi, Winwin terima dengan sukarela di kening lebarnya.
"Mulutmu!"
"Kenapa?!" Winwin protes.
"Dia istriku! mana mungkin aku siksa! potong tanganku jika suatu hari aku memukulnya!" Ujar Kun dengan membara. Mana mungkin sang kesayangan yang paling ia cintai, ia lukai begitu saja.
Winwin kembali mengangguk angguk tak jelas namun kali ini sambil mengusap kening lebarnya. Sakit bor.
"Ya jadi bagaimana?! masa iya kalian gak mantap-mantap?!"
"Ya tidak secepat itulah. Perlahan, aku yakin. Suatu hari pasti" ujar Kun lagi. Iya, dia memang orang yang sesabar itu.
Winwin kembali mengangguk angguk lagi untuk ketiga kalinya. Entah mengangguki tentang apa.
"Biar saja dulu begitu. Pelan-pelan, aku yakin dia akan jatuh cinta padaku" jelasnya lagi pada Winwin yang membuat Winwin segera protes.
"Ya tapi, kau gak mau dengar suara desahannya? dia kan shota tuh. Pasti suaranya imut-imut. Semacam 'ah~ yamette senpai' atau 'O-onii-chan~ hngh' "
Kun hanya memasang wajah datarnya. Winwin ini memang luar biasa."Kau terlalu banyak main sama wibu kakaknya si Jeno itu. Cepat tobatlah wahai kisanak!"
"Apakah nanti, kak Qian benar akan menikahiku ketika dewasa?"
"Tentu saja iya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Manten || Kunyang ✅✅
Fanfiction(Another story from 'Nikah Muda') Mark bersorak bahagia, menyatakan kemerdekaannya atas kepergian Yangyang dari rumahnya sebab, "Akhirnya Yangyang nikahhh!!!" Dan Yangyang pingsan mengetahui kebenaran jika ia sudah disunting seseorang hampir sempurn...