Sorak sorai Mark Lee

30.9K 3K 1.3K
                                    

Mark bersorak penuh kemenangan. Bahkan sempat-sempatnya ayah satu anak itu melakukan selebrasi kecil-kecilan di ruang tamu. Padahal di saat itu, masih ada kedua orang tua Haechan, Haechan dan anaknya juga seorang tamu yang membawa kabar gembira. Mark senang betul hari ini. Ia harus mencatat tanggal hari ini karena mengukir sebuah sejarah.

Sebab,

"Akhirnya Yangyang nikahhhh!!!"

Bagaimana ia tak senang bukan kepayang, Yangyang akan segera menikah. Jadi, tentu saja anak laknat satu itu akan tinggal bersama suaminya dan angkat kaki dari rumah kekuasaan milik Mark. Hidupnya bahagia ketika ia bisa semakin dekat dengan Haechan dan bebas bermesraan pada istrinya. Pada akhirnya, Haneul punya adik baru.

"Tidak. Aku masih kurang setuju adikku menikah dengan kakak" bantahan Haechan sontak saja membuat Mark jatuh lemas ke sofa tiba-tiba. Sembari bergumam jika istrinya itu sama sekali tidak menghargai usaha Mark untuk memberikan adik pada Haneul.

"Kenapa sih Chan? biarin aja kali, toh ada yang mau sama Yangyang udah cukup bagus!" protesnya yang langsung mendapat geplakan sayang dari sang istri.

"Heh, kau pikir aku rela melepaskan adikku begitu saja? kau pikir aku kakak macam apa?" balas Haechan membuat Mark bungkam. Inilah yang membuat Mark selalu berpikir, centric di keluarga besarnya adalah anak jelmaan setan itu.

"Mungkin, Haechan pikir kakak kurang sopan. Tiba-tiba datang dan melamar cur- maksudku Yangyang. Sejujurnya kakak tidak tau tata cara melamar." Jelas tamu dengan kabar baik itu yang diangguki semangat oleh Mark Lee.

"Bukan itu kak. Aku kenal kakak udah lama, maksudku dengan Yangyang seperti itu sifatnya, kakak mau menjadikan dia pendamping kakak? Kakak taulah Yangyang itu seperti apa? 11 12 sifatnya seperti Haechan."

Pernyataan itu dibenarkan oleh Taeil, selaku orang yang bertanggung jawab merawat dua bocah bar-bar dengan sifat yang hampir sama. "Coba pikir lagi, nak. Kami tidak ingin merepotkanmu memiliki pendamping yang kekanakan."

"Ayah tenang saja, aku berjanji akan menjaga cur- Yangyang dengan sepenuh hati dan jiwa raga. Sebab aku sudah berjanji pada Bunda Doyoung"

Tampak dari kilat matanya, si tamu tidak main-main dengan janjinya.

"Kalau Bunda," Bunda Doyoung akhirnya bersuara. Sosok indah tegar dan cantik rupawan kebanggan dua anak manisnya. Semua atensi tertuju pada wajah lembut Bunda, "Bunda menginginkan kamu juga bahagia. Bunda tak memaksa jika kamu membatalkan janjimu pada bunda, tapi satu pesan bunda, pilih sesuai apa yang hatimu katakan."

Tamu tersebut tersenyum, mengangguk beberapa kali. Bunda dan ayah sudah memberi lampu hijau. Tinggal Haechan saja yang sepertinya bersikeras berkata tidak.

"Yah aku akan setuju, jika kakak memberikanku hadiah xbox sebagai adik ipar"

Mark memasang wajah datar begitupun keluarganya yang lain. Kakak macam apa yang tega menukar adiknya dengan xbox?!

_____★☆★

"Curut mau pulang?" seseorang menepuk pundak Yangyang pelan. Lelaki manis itu tau siapa pelakunya, tanpa melihat wajah. Hanya panggilan kata 'curut' ia tau siapa.

"Ho'oh. Lelah, pengen rebahan di rumah. Kak Dery gak ikut pulang?"

Hendery, lelaki yang menepuk pundak Yangyang tadi hanya menggeleng pelan.

"Masih ada kelas setelah ini. Curut pulangnya hati-hati ya,"

Yangyang hanya mengangguk lesu. Tidak ada yang dapat mengentarnya pulang. Nasib jomblo memang selalu mengenaskan. Apa-apa sendirian, sedih Yangyang tuh kalau berpikir tentang nasib jomblonya yang sudah kronis.

Mendadak Manten || Kunyang ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang