Ada yang berbeda setelah Yangyang pulang dari mt. Sifat seorang Kak Kun yang berubah secara drastis. Entahlah, Yangyang rasa kak Kun sekarang ini tidak lagi hangat sikapnya. Membuat Yangyang bertanya, suaminya itu muakkah dengan kelakuannya yang selama ini kurang ajar?
Seperti pagi ini, Yangyang sama sekali tidak dibangunkan hingga membuatnya hampir telat. Biasanya, sang suami sangat rajin menjadi alarm paginya. Apalagi jika tau ia punya kelas pagi. Tapi sekarang,
"Cepat sarapan. Aku tunggu di mobil."
Tidak dibangunkan. Diperlakukan dingin.
Yangyang jadi berpikiran buruk. Memikirkan bagaimana jika nasibnya sama seperti tokoh utama di serial Air mata seorang istri yang sering di tonton mama Doyoung ketika di rumah.
Membuatnya bergidik ngeri. Yangyang mah ogah jadi pihak tersakiti. Apalagi sampai di tendang dari rumah nyaman ini. Big no. Yangyang kan gak mau jadi gelandangan. Gak ada yang mau nampung dirinya yang jelmaan curut ini.
"Kenapa lama? nanti terlambat."
Kak Kun mengingatkannya lagi. Sejak kapan ia jadi orang yang tak sabaran begitu? biasanya ia akan menunggu Yangyang benar-benar selesai mengunyah sarapannya.
Benar, Yangyang tau ada something fishy saat ini.
"Iya kak. Sebentar." Yangyang manut, tak ia selesaikan sarapannya yang tinggal sesuap lagi. Ia segera mengikuti lelaki yang berlabel suaminya ke dalam mobil.
Di dalam mobil juga begitu. Biasanya ada setidaknya sedikit pembicaraan atau hanya gombal-gombal receh dari kak Kun yang terkadang membuang Yangyang kesal. Tapi kini tak ada. Hanya ada hening diantara mereka berdua.
Yangyang merasakan banyak yang menghilang belakangan ini.
"Kak," panggil Yangyang ingin mencairkan suasana. Sekaligus ingin bertanya, belakangan suaminya ini kenapa.
"Hm?"
"Yangyang ada buat salah sama kakak?"
Kun hanya diam sejenak. Kemudian menggeleng.
"Gak ada"
Yangyang kurang puas dengan jawaban itu. Jadi ia bertanya lagi,
"Kak, Yangyang beneran gak ada salah sama kakak? kalo ada Yangyang minta maaf." Yangyang merendah, padahal ini bukan sikap yang ia sukai.
"Gak ada, sayang"
"Tapi keliatannya kakak marah sama aku" Kun hanya memberikan sebuah senyum, Yangyang rasa itu sebuah senyum sinis.
"Enggak kok. Kamu nya aja yang baperan."
Jawaban itu membuat Yangyang kesal. Baperan apanya, memang dianya yang berubah kok. Kesal Yangyang jadinya.
"Anterin aku ke rumah mama! aku gak mau kuliah!" kesal Yangyang.
"Oke"
Dan tambah kesal dengan jawaban Kun yang itu.
Sesampainya di rumah Mama, Yangyang langsung turun dan membanting pintu mobil keras. Berlari tanpa melihat Kun yang menghela nafas.
Yangyang membuka pintu yang langsung di sambut cerah senyum Mommy yang berkunjung.
"Sayaaaangggg~ kesayangan Mommy apa kabar?"
Kemudian menangis sekencangnya di depan Mommy. Tentu saja, Mommy panik melihat anak kesayangannya menangis.
"Kenapa kenapa?!"
"Kak Kun! Nyebelin huweeeee...."
Emang dasar, bocah.
_______☆★☆
Kun sebenarnya tak bermaksud untuk membuat kesal atau menyakiti hati kesayangannya itu. Namun apa daya, ia cemburu akibat postingan di insta istrinya beberapa hari yang lalu.
Rasanya, ia kurang senang jika melihat istrinya tersenyum hingga tertawa lebar dan leluasa sebab orang yang Kun anggap asing. Yah, jangan tanya kenapa. Sebab Yangyang itu tak bisa tertawa selebar dan sebahagia itu akibat leluconnya atau apapun.
"Pak bos, gak pulang? udah malem loh."
Winwin sang manajer bertanya. Heran saja melihat pak bos nya yang masih betah di kantor.Kun mengehela nafas lelah. Hari ini tenaganya benar-benar tersiksa. Di kepalanya hanya ada Yangyang seorang saja dan kecemburuannya. Membuatnya tak bisa mengerjakan laporan dengan tenang.
"Kalau mau pulang duluan saja. Oh ya, kau bawa motor kan? kita barter untuk hari ini."
Winwin jelas langsung mengangguk senang. Kan lumayan, dia bisa bertemu masa depannya di tempat praktek.
"Wehehehe, oke pak bos. Saya pamit dulu." Pamit Winwin yang langsung tutup pintu dan berteriak kegirangan.
Sejam berlalu dan Kun enggan beranjak dari kursi singgasananya. Ia sibuk dengan ponselnya yang menampilkan wallpaper Yangyang. Ah, dia sudah merindu saja dengan kesayangannya itu.
Namun kemudian, ponselnya berdering menampakkan nama Xiaojun yang tertera. Adik Kun saat ia masih ada di panti. Segera ia mengangkat telpon tersebut yang ia harap penting.
"Iya Jun. Ada apa?"
"Kak, Yangyang kak..."
Mendengar suara ketakutan dari Xiaojun membuatnya langsung berpikiran buruk.
"Yangyang Kenapa?!"
"Mabuk kak! tolongin..."
Kun langsung terburu-buru menuju tempat parkir. Membawa motor Winwin dengan sangat laju menuju tempat yang tadi sempat dikirim Xiaojun.
Sesampainya disana, rasa khawatir Kun sama sekali tak dapat bekurang. Sebab bocah kesayangannya itu sudah hangover. Membuatnya merasa bersalah kepada bocah itu.
"Maafin aku... Aku yang salah"
_______☆★☆
"Hati-hati nak," Mama Doyoung dengan perlahan membantu Kun membawa Yangyang ke kamar Haechan dulu. Hangover dia kebanyakan minum.
Sempat Mama terkejut melihat mantunya yang ganteng menggendong anaknya yang sudah pingsan akibat minuman. Padahal tadinya hanya pamit mau pergi main game ke warnet langganan.
Dengan perlahan dan lembut, Kun meletakkan Yangyang hati-hati di kasur. Tak ingin membuat Yangyang terluka lagi akibat perbuatannya. Sekilas ia pandangi wajah kesayangannya. Ia jadi merasa bersalah.
"Kun, lelah ya menjaga Yangyang?" pertanyaan tiba-tiba dari Mama langsung mendapat gelengan keras dari Mama.
"Tidak ma"
Mama Doyoung hanya tertawa kecil.
"Sepertinya Mommy Taeyong akan memarahimu sebab membuat anak kesayangannya menangis. Bahkan ia sempat berucap bahwa dulu sebaiknya Yangyang tidak diberi izin untuk menikah denganmu"
Ah, seperti ada suara kretek imajiner di sekeliling Kun.
"Maaf kan anak mama ini ya jika menyusahkan."
"Tidak ma, harusnya aku yang minta maaf. Yangyang menangis karenaku. Seharusnya, aku tidak membuatnya menangis Ma. Sebab aku benci membuatnya menangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Manten || Kunyang ✅✅
Fanfiction(Another story from 'Nikah Muda') Mark bersorak bahagia, menyatakan kemerdekaannya atas kepergian Yangyang dari rumahnya sebab, "Akhirnya Yangyang nikahhh!!!" Dan Yangyang pingsan mengetahui kebenaran jika ia sudah disunting seseorang hampir sempurn...