Hi, Bye! | [Prolog]
Akhirnya kita bertemu di sini. XD Siap baca ya? Hehe. Happy reading. ❤️
***
Malam itu, Aundy menatap Argan dengan penuh penghakiman. Melihat pria di hadapannya tertegun cukup lama, ia kembali bertanya. "Benar? Kamu ke sana malam itu?"Gerakan pertama yang Argan lakukan adalah kembali menghampiri Aundy. Suara pertama yang keluar dari pria itu adalah, "Jangan nangis, nanti Fush ikut sedih." Tangannya terulur, hendak mengusap perut Aundy yang tengah ditinggali makhluk seukuran kacang merah-dua koma lima sentimeter, berusia delapan minggu.
Mereka menamainya Fush, karena saat jadwal pemeriksaan kehamilan pekan lalu, detak jantung makhluk kecil itu belum terdengar jelas, malah terdengar seperti embusan napas kecil yang lucu. "Fush, fush, fush." Begitu terus suara yang mereka dengar, teratur.
"Fush lebih sedih kalau tahu kelakuan kamu," tuduh Aundy seraya menunjuk wajah Argan. Tidak bisa ditahan lagi, air matanya sudah berderai. Janji Argan di pernikahan ke-dua mereka, kembali ia sangsikan.
"Aku nggak pergi dengan wanita itu. Oke aku memang datang ke apartemennya, tapi-"
"Seorang Argan datang ke apartemen wanita, dan nggak melakukan apa-apa?"
"Dy." Argan menatap Aundy, tak habis pikir. "Sini. Aku yakin ini cuma karena hormon kehamilan kamu. Sini, peluk aku."
Aundy menepis tangan suaminya, ia melangkah ke kamar dengan cepat dan menutup kencang pintu di belakangnya. Tangisnya tumpah ruah. Tidak, ia tidak sedang memikirkan perpisahan atau perceraian. Saat kembali menikah, ia tahu bahwa perpisahan adalah hal yang tidak boleh lagi terjadi. Saat ini, yang ada di dalam kepalanya adalah penyesalan.
Sebelum kelelahan dan terlelap sendirian, ia sempat memikirkan tentang satu hal. Jika ada satu permintaan yang bisa dikabulkan, maka ia ingin meminta untuk tidak pernah bertemu dengan Argan, di masa lalu, maupun di kehidupan selanjutnya. Ia ingin pergi, ke waktu di mana ... ia tidak mengenal Argan, tidak untuk mengenal Argan.
Lalu ia terlelap. Bersama prasangka buruknya, bersama sesalnya, bersama lelahnya. Beberapa detik, menit, jam berlalu ..., kemudian suara itu membangunkannya. "Dy! Bangun, udah siang!" Cara menggedor pintu yang amat Aundy kenali terdengar. "Dy, ya ampun kamu mau bangun jam berapa, sih? Begadang kamu ya, semalam?"
Tunggu. Aundy berguling ke sisi kiri, lalu matanya perlahan terbuka. Hal yang ia lihat pertama kali adalah lemari berwarna merah muda dengan cermin besar di tengahnya. Ia mengerjap, memegang kepalanya yang terasa ringan, mual yang setiap pagi ia rasakan, kini hilang.
"Dy!" Suara cempreng di luar terdengar lagi.
Mata Aundy terbuka sepenuhnya. Melihat rak sepatu gantung berisi sneakers di samping lemari, keningnya berkerut. Sejak kapan ia memakai sneakers lagi? Koleksi high heels-nya ke mana?
"Odyyy!!! Astaga!"
Aundy terperanjat. Ia bangkit, duduk di tepi ranjang, menatap bayangannya sendiri di cermin. Gaun tidur marun yang semalam dikenakannya berganti menjadi piyama polkadot pink dengan warna dasar putih yang ia yakin sudah lama tidak pernah dipakainya.
Tunggu apakah semalam ia kabur ke rumah orangtuanya? Atau ... Argan mengembalikannya pada orangtuanya saat ia tertidur?
Aundy masih bertanya-tanya, tapi tak elak menyeret kakinya untuk melangkah mendekat ke arah pintu. Ia melihat daun pintu yang terus terguncang karena gedoran dari arah luar dan suara teriakan Ibu yang terus berusaha membangunkannya.
Saat Aundy membuka kunci dan menarik gagang pintu, sosok Ibu tampak di hadapannya, dengan wajah terlihat kesal. "Mau bangun jam berapa kamu?! Memangnya nggak akan berangkat sekolah?!"
***
Jadi, ada yang bisa nebak ini sebenernya alurnya mau dibawa ke mana? Dari blurb, dari prolog? Udah bisa nebak belum? XD
Masih mau lanjut?
Spam dulu love-nya di foto ini atuuuhhh. ❤️❤️❤️
Argan dan Aundy merindukan kamu di sini. Jadi, bagaimana kabarnya?
Penyesalan tidak akan menghasilkan apa-apa. Menyalahkan diri sendiri bukan solusinya. Membandingkan keadaan dengan yang lain akan memperburuk semuanya. Semua orang punya jalannya. Jalanmu yang berkelok itu akan menemukan ujungnya suatu saat nanti. Tetap kuat, tetap berjuang walaupun kelelahan. ❤️
Bahagia selalu
Citra❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Bye!
Romance[Sudah terbit, untuk pemesanan novel bisa WA ke nomor : 0857 9702 3488 dan e-book sudah tersedia di Google Play] SEQUEL SATU ATAP DAN GARIS TANGAN Menjadi seorang istri dari Arganta Yudha memang tidak pernah mudah, Aundy tahu itu. Ia pernah gagal...