Hi, Bye! | [Civic Hitam]
Ada yang nungguin? :P Sebenarnya kemarin part ini udah selesai diketik, cuma masih berantakan. Nggak sempet ngedit. XD Jadi maaf baru di-post ya. Hehe.
Absen dulu emot love-nya mana??? ❤️❤️❤️
Happy reading. Silakan tandai typo ya. ❤️
***
Aundy memeluk Argan yang melajukan motornya dengan kecepatan lebih lamban dari sebelumnya. Motor itu sudah memasuki area komplek perumahannya sementara Ajil mengikuti mereka dari arah belakang dengan motornya. Aundy harus kembali ke rumah bersama Ajil, tapi Argan tidak membiarkannya pergi begitu saja.
Jadi kesepakatannya, Argan akan mengantar Aundy sampai beberapa blok terdekat dan setelah itu Ajil yang gantian memboncengnya.
"Ngerepotin guenya nggak usah sampai segininya banget bisa nggak, sih?" dumal Ajil saat mendengar ide itu.
Argan menghentikan laju motor, lalu membuka helm dan menoleh ke belakang. "Aku antar sampai sini aja, ya? Nggak apa-apa, kan?"
Aundy mengangguk, lalu turun dari motor sport tinggi itu.
Sebelum Aundy melangkah menjauh dan berpindah ke boncengan motor Ajil, Argan menarik tangannya. "Jangan cemberut dong kamunya. Masa aku nggak sempet lihat senyum kamu dari tadi?"
Kalimat itu malah membuat Aundy semakin tidak ingin tersenyum. "Kalau setelah ini kita nggak bisa ketemu lagi gimana?"
"Kenapa nggak bisa?" Argan masih duduk di jok motornya, tapi dua tangannya memegangi tangan Aundy. "Bukannya kamu bilang kita akan kembali ke masa depan? Kita sama-sama lagi." Argan mengusap perut Aundy dengan gerakan melingkar. "Kita ketemu ... siapa?"
"Fush Fush."
"Iya, Fush Fush. Kita kumpul lagi." Argan tersenyum, menyingkirkan rambut Aundy yang menghalangi sisi wajahnya.
"Tapi aku belum nemu caranya. Aku nggak tahu gimana caranya kembali ke masa depan."
"Kamu bilang, aku hanya harus percaya sama kamu, kan?" tanya Argan. "Dan aku udah percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Bye!
Romantik[Sudah terbit, untuk pemesanan novel bisa WA ke nomor : 0857 9702 3488 dan e-book sudah tersedia di Google Play] SEQUEL SATU ATAP DAN GARIS TANGAN Menjadi seorang istri dari Arganta Yudha memang tidak pernah mudah, Aundy tahu itu. Ia pernah gagal...