Hi, Bye! | [Rindu yang menyengat]
Kangen nggak nih? XD
Terima kasih sudah mau menunggu ya. Terima kasih banyak. ❤️
Happy reading. Silakan tandai typo ya. ❤️
***
Aundy masih menelungkup di atas tempat tidur sembari menatap layar ponselnya, menunggu jawaban Ariq tentang pertanyaannya kemarin sore, apa yang ia lakukan seharian saat sebelumnya memberi alasan ada jadwal kuliah sampai sore. Tidak lama, ponselnya menyala, menyampaikan satu pesan yang ditunggunya.
Ariq : Kemarin kan aku ada jadwal kuliah sampai sore. Bukannya aku bilang sama kamu?
Aundy melemparkan ponselnya sampai memantul di atas kasur, lalu tubuhnya berguling ke tepi. Tangannya menjadi alas kepala, lalu termenung sesaat. Akhir-akhir ini, kenapa ia merasa perasaannya pada Ariq berubah?
Sejak ... melihat keberadaan pria yang merupakan barista Blackbeans itu, yang juga kebetulan adalah calon adik ipar kakaknya sendiri. Saat melihatnya pertama kali, saat Aundy duduk di stool dan membiarkan pria bernama Argan itu membuatkan pesanan untuknya, Aundy merasa ... dekat? Maksudnya, pria itu terlihat tidak asing. Padahal, Aundy yakin hari itu adalah hari pertama ia melihatnya, hari pertama mereka bertemu.
Apalagi saat pria itu terang-terangan berkata menyukainya, dalam hati yang paling dalam, Aundy ingin jujur, ia juga ... mungkin sudah menyukainya. Namun, bagaimana bisa ia menyukai pria yang baru saja ditemui dan aneh—yang mendekati gila—itu? Secepat itu.
Aundy sadar, tidak seharusnya perasaan tidak tahu diri itu muncul. Ia berusaha menepisnya, berusaha menyangkal, berusaha membenci pria itu dan tetap bersikap seperti biasa pada Ariq.
Namun, apa yang terjadi? Akhir-akhir ini, setiap kali menyangkal perasaannya, wajah pria itu malah hadir ke dalam mimpinya setiap malam. Seperti nyata, pria itu benar-benar menjadi wajah yang terakhir kali dilihatnya saat akan tertidur dan menemukan wajah itu tersenyum saat pagi datang. Dan, beberapa saat kemudian Aundy akan terbangun dari mimpi yang ... seolah-olah memang pernah ia alami.
Itu mungkin masih dalam tahap yang wajar. Bisa saja ucapan pria itu beberapa hari yang lalu menjadi sugesti baginya yang kemudian benar-benar hadir dalam mimpi. Namun, ada yang lebih buruk. Tadi malam, bahkan Aundy bermimpi lebih buruk dari itu. Ia melihat wajah pria itu berada di atasnya, berada di atas ranjang yang sama, wajahnya bergerak mendekat, menciumnya, sampai ... mimpi erotis itu benar-benar dinikmatinya. Iya, Aundy seperti menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Bye!
Romance[Sudah terbit, untuk pemesanan novel bisa WA ke nomor : 0857 9702 3488 dan e-book sudah tersedia di Google Play] SEQUEL SATU ATAP DAN GARIS TANGAN Menjadi seorang istri dari Arganta Yudha memang tidak pernah mudah, Aundy tahu itu. Ia pernah gagal...