MHU Bagian 18

84.5K 1.5K 46
                                    

Happy reading gaes 😁

Bagain kali ini aku dedikasikan buat yang hari ini dan kemarin ulang tahun 🎊🎉🎂🎁 selamat ulang tahun juga yang lahir di bulan Desember.

Dering alarm telepon genggam yang menggema di sebuah kamar, sama sekali tak mengusik tidur seorang gadis yang masih bergelung dalam kasur yang terasa lebih empuk dari biasanya, guling yang terus menempel padanya dan selimut yang terasa lebih hangat memberikan rasa nyaman dan tidak mau beranjak dari ranjang itu.

Dering alarm berhenti, berdering kembali setelah lima menit kemudian dengan dering volume yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

“Matikan alarmnya. Berisik”.

Seolah ucapan itu mantra atau setuju dengan ucapan tersebut si gadis mencari telepon genggamnya untuk mematikan alarm. Masih dengan posisi tidur yang menyampingkan tubuh ke sebelah kanan, mata yang terpejam, tangan yang berusaha merogoh nakas, tapi tak sampai. Si gadis memutuskan untuk mengerakkan tubuhnya lebih tinggi untuk menggapai telepon genggam tersebut tapi saat ia ingin bergerak tubuhnya terasa berat seperti ada yang memeluknya dari belakang dengan kuat, si gadis bergerak gelisah sehingga pelukan tersebut sedikit melemah akhirnya dia bisa mematikan alarm yang kemungkinan akan berbunyi kembali sebentar lagi.

Setelah berhasil mematikan alarm tersebut si gadis kembali memejamkan matanya, rasa seseorang yang memeluk dengan kuat dari belakang kembali terasa. Hanya sebenatar setelah memejamkan matanya si gadis baru menyadari sesuatu.

“Tadi suara siapa? Kok suaranya terasa nyata? Bukankah ini mimpi, seperti ada yang sedang memelukku dengan erat? Bukankah aku sedang sendirian di kamarku? Lalu siapa? Siapa?” segala macam pikiran negatip kini mulai muncul dalam otak si gadis.

Dengan rasa malas dan penasaran dia mencoba membuka mata dengan perlahan, kemudian membiasakan cahaya yang masuk dalam retina matanya menatap ke arah atap berwarna putih, menghembukan nafas lega ternyata atapnya sama seperti yang ada di kamarnya, lalu mengedarkan pandangannya ke arah dinding berwarna cream sama juga dengan dinding di kamarnya, kini dia benar-benar menghembusakan nafas lega.

But wait, tadi si gadis merasa ada yang memeluknya dengan erat saat dia tertidur tetapi mengapa rasa hangat dan pelukan tersebut masih terasa dalam dirinya apalagi di bagian perut yang dijadikan tumpuan pelukan itu. sangat hangat dan nyaman, tapi siapa yang memeluk si gadis.

Memberanikan diri tangannya kini bergerak turun menuju perut memastikan tangan siapa yang memeluknya dengan posesif seperti ini. Saat si gadis menyentuh tangan orang yang sedang memeluknya, dia merasakan betapa kuat dan besarnya tangan itu, kemudian sedikit meraba lebih atas tepatnya ke bagian lengannya, si gadis bisa merasakan otot-otot yang milikinya terasa sangat kekar, lalu bergeser sedikit ke kiri meraba dada si pemeluk, dadanya terasa lebar sangat cocok dijadikan senderan untuk kaum rebahan.

“Sudah meraba-raba tubuh orangnya?” ujar seseorang dengan datar.

Ya ampun suara itu, si gadis sangat hafal luar dalam di otaknya pemilik suara itu, suara yang sering membuatnya mnegumpat dalam satu waktu. Si gadis menengok ke arah wajah orang yang memeluknya, memastikan apakah benar suara itu sesuai apa yang dipikirkannya.

“Uncle Andres?” reflex Ayudia mendorong tubuh Andreas dan dirinya menjauh sehingga pelukan yang tadinya erat kini benar-benar terlepas jauh.

I’m” jawab Andreas dengan suara khas bangun tidur.

“Kenapa? Kenapa aku dan kau ada disini? dan dimana ini?”

“Kau lupa dengan kejadian semalam?”

Ayudia hanya mengangguk, otak dan nyawanya belum terkumpul dengan baik ditambah dengan kejadian barusan yang.. ahh sudahlah tidak usah dibicarakan lagi Ayudia malu.

My Hot Uncle (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang