MHU Bagian 17

89.9K 1.7K 47
                                    

Happy reading gaes 😁

Hari berjalan seperti biasanya, matahari terbit dari arah timur dan akan terbenam menuju ke arah barat. Begitu pula dengan seorang gadis yang menjalankan rutinitasnya setiap hari seperti biasanya. Bangun di pagi hari mandi, berpakaian yang rapih untuk pergi ke bekerja, pergi bekerja, pulang, tidur dan kembali bangun di pagi hari.

Saat ini si gadis sedang berjalan gontai menuju kamar mandi, matanya masih menutup ketika berjalan, jujur saja dia sukar untuk bangun pagi kalau saja jam weker dan alarm tidak di temukan sudah dipastikan dia selalu datang terlambat ke kantor. Membuka pintu kamar mandi, berjalan menuju wastafel yang berada dekat cermin mengambil pasta gigi dan sikatnya lalu menggosok giginya sebelum memulai ritual mandi yang biasanya di lakukannya. Setelah si gadis mandi dan berpakaian rapih jam sudah menunjukan pukul 07.45, dia pergi menuju ruang makan lalu pergi ke kantor.

Hari ini senin, hari dimana semua orang sibuk memulai hari. Seorang gadis baru saja masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja dengan tergesa-gesa, karena hari senin membuat orang berangkat lebih pagi dari biasanya dan membuat si gadis harus lebih lama menunggu dan mengantri transportasi yang biasa digunakannya yang daritadi selalu penuh.

Si gadis berjalan menuju lift khusus agar lebih cepat sampai ke ruangannya yang berada di lantai paling atas. Setelah sampai di lantai teratas gedung itu, si gadis langsung mengembuskan nafas lega karena hal yang dikhawatirkannya tidak terjadi. Si gadis takut saat dia sampai di ruangannya, bos besarnya sudah
sampai duluan di ruangannya dan sampai hal itu terjadi tamat sudah riwayat si gadis tapi nasib baik sedang bersamanya sampai siang ini batang hidungnya belum terlihat sama sekali.

"Hai nona cantik dan manis" suara itu menghentikan pekerjaan yang sedang dikerjakan si gadis.

"Oh, hai kucing. Mau apa?"

"Kok kucing sih, namaku Thomas bukan kucing. Apa kau tidak ingat? Tapi masa sih kamu gak ingat orang
ganteng kaya aku begini?"

"Aku ingat namamu Thomas mirip nama hewan yang jadi bintang utama di kartun kucing dan tikus yang terkenal itu, bukan hanya nama sifat dan kelakakuanmupun hampir sama, penjilat. Aku tahu kau ganteng, tapi kau bukan tipeku bahkan jauh dari tipeku.. jadi mau apa kau kemari? Kau tidak meminta untuk dibelikan whiskaskan?"

"Hey nona Ayudia yang cantik, mulutmu manis sekali tapi lebih manis lagi jika digunakan untuk memujiku saja. Aku kesini untuk menyerahkan laporan keuangan bulan ini tolong bilang ke pak bos jangan revisi mulu capek aku"

"Pak bos belum datang, kau taruh disini dulu aja nanti ku antar laporan ini padanya... dasar kucing makanya kerja yang bener... jangan jadi penjilat mulu"

"Hehe..Yasudah kalau gitu aku kembali keruanganku dulu... by cantik"

"Hmmm" jawab Ayudia sambil tersenyum lebar.

Ayudia kembali mengerjakan pekerjaan yang tertunda tadi, namun baru saja ia memegang laptopnya suara yang terdengar begitu datar dan mengejek masuk kedalam gendang telingganya.

"Jangan perlihatkan sifat jalang murahanmu di kantorku"

"Maksud anda apa Mr Lincolnh?" tanya Ayudia dengan menekanan nama pamannya disana.

"Apa kau tersingung?"

"Saya sama sekali tidak tersinggung karena saya bukan jalang seperti yang anda katakan tadi" dengan suara meninggi.

"Tidak tahu diri. Kalau kau tidak merasa tidak usah meninggikan suaramu padaku, itu artinya kau mengakuinya. Kali ini aku memaafkanmu tapi sekali lagi kau berbuat sperti itu kau tau sendiri akibatnya, sekarang buatkan saya kopi dan antar ke ruangan saya".

My Hot Uncle (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang