“Mereka terkadang begitu sangat jail dan menyebalkan. Namun itulah mereka, begitulah cara mereka untuk menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada saudara yang dicintainya. Meski mereka nakal, namun mereka tak akan pernah sudi melihat saudaranya sendiri di sakiti oleh orang lain. Walau itu oleh Mama dan Papa. Mereka akan bersatu menjadi tembok pelindung. Aliran darah mereka adalah satu, sehingga apabila ada satu yang tersakiti, maka hati yang lain pun akan ikut terluka.”
Muhammad Azam Khoirul Anwar 💙
Azam POV
Siang ini aku sedang berada di kantor milik Abi, aku sudah bekerja menjadi direktur utama di kantor ini, aku bekerja disini sejak pulang kuliah dari Yaman, sebenarnya aku tidak ingin bekerja di kantoran seperti ini, aku hanya ingin mengajar di pesantren, mengajar ilmu tasawuf, fikih, b.arab, kitab kuning, dan lainnya, bukan menjadi anak kantoran seperti ini, tapi mungkin ini sudah menjadi takdirku. Tapi setelah menikah nanti aku akan mengundurkan diri dari kantor Abi ini, biar Mas Adam yang menggantikan ku disini, meskipun agak sengklek masku itu pinter loh dalam kerja kantoran seperti ini. Kenapa Abi memilihku? Karna waktu itu Abi juga sempat menawari pekerjaan ini kepada mas Adam tapi dia nolak, terus Abi lempar ke aku ya aku mau gak mau harus menerimanya. Kulihat jam di tanganku sudah menunjukan pukul 17:05 sebaiknya aku pulang sekarang, Karna disini juga sudah tidak ada pekerjaan lagi semuanya sudah beres.
Sesampainya di rumah aku langsung melaksanakan sholat magrib berjamaah bersama para santri di lanjut dengan membaca ayat suci Al-Quran. Setelah membaca Alquran aku langsung bergegas keluar mesjid berniat untuk pulang ke ndalem. Sesampainya di ambang pintu mesjid ada seseorang yang memanggilku dari belakang.
"Gus tunggu" aku pun membalikkan badan
"Eh Eza, ada apa?" Tanyaku, dia adalah Reza namun aku suka memanggil nya Eza, dia adalah salah satu santri kesayangannya abiku.
"Reza mau tanya sesuatu sama Gus Azam boleh?" Pintanya. Aku hanya mengangguk dan kembali duduk di pinggir mesjid bagian dalam.
"Monggo mau tanya apa za" ucapku, kelihatannya dia cukup ragu untuk menanyakan sesuatu padaku
"Gus, apakah kita salah jika mencintai seseorang?" Ahk ni bocah masih kecil juga udah nanyak soal cinta
"Menurut saya tidak, kita berhak untuk mencintai seseorang selagi kita tau batas-batas nya" jawabku
"Apakah kita juga perlu memperjuangkan seseorang yang kita cintai itu Gus?" Tanya Reza lagi
"Ya itu wajib za, tapi apa? Kita harus memperjuangkan nya bukan dengan cara ngejar-ngejar dia agar jadi pacar kita bukan, bukan kayak gitu caranya, tapi dekati penciptanya berdoa padanya minta apa yang kamu mau, jika kamu belum puas datangi rumahnya bilang sama ayahnya 'pa saya menyukai anak bapak, apakah bapak rela jika saya menikahinya' gitu za, jadi laki-laki itu harus pemberani, jangan bilang suka doang sama si wanita tapi buktikan kepadanya bahwa kamu benar-benar menyayanginya sepenuh hati" jawabku panjang lebar.
"Apa Gus juga seperti itu?" Tanya Reza padaku
"Ahk ni bocah pake nanya tentang diriku lagi, udah tau aku ini dijodohkan sama Abi masih juga nanya" ucapku dalam batin
"Saya sih nggak ngejar-ngejar orang yang saya cintai za, tapi dia datang sendiri dalam kehidupan saya" ucapku, tak lupa dengan senyuman
"Waahh, beruntung sekali hidup sampean Gus, andai saya bisa seberuntung sampean" ucap Reza
"Za, kehidupan seseorang itu tidak akan sama dengan orang lain, mungkin takdir saya udah kayak gini, tapi belum tau dengan takdir sampean za, sampean ini masih kecil za belum pantas memikirkan soal cinta, pikirkanlah masa depanmu za saya mohon jangan habiskan masa-masa mu yang sekarang dengan cinta monyet, percayalah sama saya za, jika dia adalah jodohmu pasti dia akan tetap bersamamu dan sejauh apapun dia pergi pasti dia akan kembali Karna jodoh itu tidak akan ketukar" ucapku panjang lebar, aku hanya ingin si Reza ini tidak termasuk kedalam kategori santri tapi kok pacaran, saya ingin dia menjadi seorang santri yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓
RomansAbi hanyalah sebagai perantara dalam kisah cintaku. Karna yang menyatukan aku dengannya bukan Abi melainkan Allah. #Imamku_Pilihan_Abi #Pondok_Pesantren #Rumah #Gus_Azam #Ning_Zahra