Timbul masalah💣

9.1K 403 16
                                    

Dan bila syahadat adalah janji setia kepada Allah, Tuhan semesta. Maka pernikahan adalah janji setia kepada wanita (istri) sang buah mata.
😍













"Jujur lebih baik dek, walau menyakitkan" ucap ahkam yang dari tadi hanya menyimak

"Baik Gus. Abi, umi." Aisyah melirik kedua Gurunya secara bergantian "Sebelumnya Aisyah minta maaf jika kejujuran ini menyinggung perasaan ustadz"

"Katakan saja, saya akan memahami keputusan mu" ucap akbar

"Sebenarnya Aisyah tidak suka dengan sikap ustadz Akbar, rasanya Aisyah pengen mencubit ustadz Akbar yang selalu bikin mood Aisyah hancur, umi, Abi."

"Memangnya sikap apa yang membuat kamu tidak suka dengan Akbar, nak?" Tanya Nyai Khadijah

Aisyah melirik akbar yang sedang menunduk "Di--dia.. Ah tidak tau umi, yang jelas Aisyah kurang suka dengan tutur katanya waktu kami bertemu di gerbang pondok. Ta--tapi semenjak Aisyah melihat dia tersenyum, Aisyah mulai menyukainya" lalu ia menunduk

Setelah mendengar ungkapan Aisyah, Akbar menatap gadis itu "Sungguh, anak gadis aneh" batinnya.

"Jadi kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Yai Ali

Perlahan Aisyah mengangguk

"Alhamdulillah" ucap semuanya

"Berhubung kalian berdua sudah setuju akan perjodohan ini, silahkan hubungi orang tua kalian masing-masing untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius"

"Iya bi" Jawab Aisyah

"Bismillah. Allah bantu hamba untuk melupakan Zahra, dan berikan ruang dihati hambamu ini untuk menyimpan nama gadis ini" batin Akbar

*****

Pagi Hari

Zahra menelisik penampilan suaminya pagi ini, di mulai dari jas, kemeja sampai sepatu yang ia kenakan. Azam terlihat sangat rapi, tak seperti hari-hari biasanya.

"Mas kok tumben rapi banget"

"Mas mau ke acara nikahan Ra" azam tak sepenuhnya berbohong, memang iya bukan? Kalo Azam mau keacara pernikahannya sendiri.

"Siapa yang mau nikah mas? "

"Temen" jawabnya sambil menyisir rambut

"Semoga acaranya lancar ya mas, dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, Aminn"

Seketika Azam menghentikan aksinya, ia beralih menatap wajah sang istri "Bagaimana bisa kamu mendoakan pernikahan yang akan menggores luka yang amat dalam dihatimu. Maafkan mas, Ra." Batin Azam

"Aminn, mas berangkat ya sayang" lalu Azam memeluk sang istri

"Hati-hati dijalan mas"

Azam melepaskan pelukannya dan berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan perut Zahra yang sudah terlihat buncit. Di usapnya perut itu dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Nak, jagain ummah ya sayang. Jangan nakal disana, kasian ummahmu. Abi mau pergi dulu sebentar. Oiya satu lagi nak, Abi tunggu kehadiran mu di dunia sayang, Abi sangat merindukanmu. Cepatlah obati rasa rindu itu" lalu ia mencium perut Zahra

Zahra mengusap lembut rambut Azam yang masih mencium parutnya.

"Mas berangkat" Azam mencium kening Zahra "Assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab Zahra sambil mencium tangan sang suami.

*****

"Bi, Adam pengen ketemu sama azam" lirih adam

Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang