Elara berjalan lesu menuju kamarnya dengan perasaan campur aduk. Di pikirannya sekarang ini adalah dimana sekarang dia akan sekolah? .
Elara membanting tubuhnya di kasur king size nya itu dan menghela nafas berat. Sampai akhirnya sebuah ketukan pintu didengar oleh Elara.
Tok tok tok
"Masuk aja" Teriak Elara.
"El, makan yuk?" Ajak Shira kepada Elara.
"Ga laper bun" Jawab Elara singkat sambil memalingkan wajah.
"Papa kamu udah nunggu El, mau bicarain tentang homeschoolingmu" Ucap Shira yang mulai menghampiri Elara.
Shira menyuruh Elara duduk di kursi belajanya dan membuka pembicaraan.
"El, bunda tau El marah. El kesel, tapi gak semuanya terus kaya gini. Elara itu perempuan, gak boleh jadi tomboy apa lagi bad girl. Itu salah nak, bunda dan papa kamu menyuruh kamu untuk homeschooling itu semua untuk kebaikanmu. Kau harus berubah El, bulannya bunda ini kan cantik. Kau tau sayang, nama mu itu sangat berarti. Bunda dan papa menamaimu dengan makna "bulan"
Karena bunda dan papa ingin kau itu cantik seperti bulan, indah seperti bulan dan dapat bermanfaat bagi semua orang yang ada di sekitar kamu. Bunda ingin dengan cara yang seperti ini kamu akan berubah nak" Ucapan Shira sangat menyentuh hati Elara dan perlahan lahan air mata itu jatuh membasahi pipi lembut Elara."Bunda benar, aku salah selama ini. Maafkan aku bun, Elara janji bakalan berubah hiks..hiks...hiks" Ucap Elara dengan mengisak tangisanya.
"Uda uda, bulannya bunda gaboleh nangis. Uda ayo kita makan, Papa udah nunggu" Ucap Shira dan Elara hanya menganggukan kepala.
Saat mereka menuruni tangga dan menuju ruang makan yang serba emas itu, Herdon sudah duduk di kursi menunggu kehadiran istirnya dan putrinya.
"Elara sini" Ajak Herdon dan Elara hanya menangguk pelan.
"Jadi papa sama bunda uda putusin kamu bakalan ke China buat homeschooling kamu" Ucap Herdon yang seketika mengagetkan Elara.
"Apa pa?! China?" Tanya Elara heran.
"Iya nak disana pendidikan bagus, lagipula rumah kita yang disana gaada yang urus jadi kamu mau kan tinggal disana?" Ucap Herdon dengan membujuk.
Elara yang merasa kebingungan menatap bundanya yang tersenyum yakin padanya.
Yaudah deh el lo kesana aja buat berubah batin Elara.
"Yauda pa El bakal ke China" Ucap Elara dengan senyuman.
"Bulannya papa sama bunda emang pinter!" Puji Herdon kepada Elara.
"Oh iya El, kamu berangkat besok ya! Semua uda di siapin. Habis ini bunda bantu kamu buat siap siap" Lanjut Shira dan Elara hanya mengangguk.
Mereka pun menyantap makanan yang sudah disajikan di meja makan dengan bencengkrama ria. Elara yang sudah melahap habis makananya menuju kamar untuk siap siap.
"Sweater udah, boot juga emmm terus apa lagi ya?" Gumam Elara sambil mempersiapkan 3 koper yang akan dia bawa ke Belanda.
"Bunnn... Bundaaa!!!" Teriak Elara agar Shira mendengar.
"Iya iya apa bunda naik!" Balas Shira.
"Apa Elara, kamu masih belum selesai?" Tanya Shira kepada Elara.
"Bun ini apa lagi ya? Kok kaya uda cukup tapi juga ada yang kurang" Tanya Elara kepada Shira.
"Celana? Udah. Baju? Lengkap. Babydol? Ada. Jumper? Ini. Rok pendek? Udah masuk. Jaket juga udah kaos kaki sama lainya juga uda komplit. Terus apa lagi ya bun?" Lanjut Elara kepada Shira.
"Skincare jangan lupa, perlengkapan mandi, make up, alat belajar dan foto foto kamu" Balas Shira.
"Oh iya, oke deh bun!" Ucap Elara semangat.
"Uda beres bun!" Elara berteriak riang kepada Elara. Shira melihat itu hanya tersenyum.
✈✈✈✈✈✈✈✈"Elara bangun habis ini kita harus berangkat ke bandara!" Ucap Shira membangunkan Elara.
"Emmmm iya iya bun" Cerocos Elara yang masih agak sadar dari tidurnya.
"Cepat mandi!" Seru Shira dan menarik tangan Elara. Serontak Elara kaget dan langsung bangun.
"Wleh, iya iya bunda ini mandiiii!" Ucap Elara dan langsung menuju kamar mandi.
Bandara soekarno hatta
Elara hanya menggunakan hoddie oversize warna kuning dan celana pendek hitam dipadukan dengam sepatu convrese membuat dia semakin cantik.
Mereka semua sudah tiba di ruang tunggu untuk mengucap salam perpisahan.
"Bunda hiks hiks" Tangisan Elara yang sangat sedih ingin meninggalkan Herdon dan Shira.
"Gapapa El cuma 2 tahun" Shira mencoba meyakinkan Elara namun Shira juga merasa sedih.
"Nak, bulannya papa kan mandiri disana baik baik ya, jangan nakal, harus pinter" Ucap Herdon dengan mengusap kedua pipi Elara.
"Iya, Pa Bun El bakalan baik baik aja disana. Yauda El berangkat ya. Kalian baik baik disini. El gamau kalo papa sama bunda bertengkar. Pokoknya Elara balik Elara harus di masukin ke SMAA!!" Ucap Elara lalu memeluk mereka berdua.
"Papa janji, kalo balik El bakal ke SMA dengan lembaran baru" Herdon meyakinkan Elara.
"Bunda sayang El" Ucapan Shira kepada Elara.
"Yauda El duluan, Assalamualaikum bunda dan papa El sayang kalian!!!" Teriak Elara dari kejauhan sambil berlari menuju pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon for Life
Teen Fictionbad girl. itu sebutanya dulu ketika ada di SMP. Elara Selena Crisanta yang kerab dipanggil Selena atau Elara ini terpaksa menjalani homeschooling. Namun tahun itu berganti, saat papa Selena mendaftarkan dirinya di SMA yang ada di Jakarta. Saat itula...