Elara sangat bosan mendapati dirinya sedang tidur di ruang tamu yang sangat luas itu. Dia berfikir untuk pergi ke mall sekarang hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.
"Bawa vespa ato mobil ya?" Gumam Elara.
"Oh cus bawa vespa aja biar cepet" Lanjut Elara dan segera bersiap.
"Bi Sum, El mau jalan jalan dulu bentar" Ucap Elara kepada Bi Sumi yang ada di dapur dan Elara pergi meninggalkan rumah.
"Eh iya non hati hati" Balas Bi Sumi berteriak.
Elara sudah menaiki motor kuningnya itu dan pergi meninggalkan rumah.
Dia sudah memarkirkan motornya di parkiran dan masuk ke mall untuk melihat lihat apa yang bisa Elara beli.
Berjalan dengan sendirian dengan membawa minuman itu adalah hal asik yang disukai Elara. Matanya sekarang tertuju pada satu toko yang menjual boneka dan salah satunya, unicorn berwarna kuning. Elara cepat cepat berlari kesana dan tidak sengaja menubruk orang
BRUGG!!
"Eh eh maaf, lo gapapa kan?" Tanya Elara pada orang yang terjatuh itu dan mengayunkan tangan untuk membanyunya berdiri.
"Gue gap-" Ucapan orang itu terhenti melihat bahwa orang yang menabraknya itu adalah Elara.
"Kok lo lagi sih?" Gumam Elara dengan mengerutkan bibir.
"Yaelah lo yang nabrak gue juga!" Balas Varo sambil berdiri.
"Lo mau ngapain disini?" Tanya Varo.
"Itu" Balas Elara dengan menunjuk jari ke toko boneka yang ada di belakang Varo. Seketika Varo menoleh dan berfikir bahwa Elara ingin membeli boneka.
"Lo mau beli boneka?" Tanya Varo lagi kepada Elara. Elara hanya mengangguk pelan dan berjalan kearah toko itu, diikuti Varo di belakangnya.
"Mba mau beli boneka apa?" Tanya pegawai yang ada di toko itu.
"Itu mba, unicorn warna kuning" Balas Elara dengan ramah.
"Ok sebentar" Balas pegawai itu dan pergi untu mengambil.
"Lo kok masih ikutin gue?" Tanya Elara pada Varo.
"Serah gue" Balas Varo dingin.
"Lo tuh ya, punya sifat berapa sih?!!" Balas Elara kesal.
"Banyak" Ucap Varo.
"Mba ini bonekanya" Pegawai itu sudah membungkus bonekanya dengan rapi dan memberikannya pada Elara.
"Brapa mba?" Tanya Elara pada pegawai.
"Seratus ribu ya mba" Balas pegawai itu.
Elara membuka tasnya dan dia mencari cari dompetnya. Elara baru ingat kalau dia lupa bawa dompet waktu berangkat tadi.
Mampus gimana ini Batin Elara.
Dia segera menuju kearah Varo untuk meminjamkanya uang.
"Canavaro?" Ucap Elara kepada Varo yang sibuk dengan ponselnya.
"Hm" Balas Varo.
"Sini deh" Ucap Elara mendekat kearah telinga Varo untuk membisikan sesuatu.
"Varo bayarin dong, seratus ribu. Lupa ga bawa dompet hehe" Bisikan itu sudah dicerna oleh Varo. Varo menatap kesal wajah Elara dengan puppy eye nya itu.
"Ini mba uangnya, lain kali kalo ada yang beli jangan lupa tanyain bawa dompet apa engga" Ucap Varo yang menyeret tangan Elara keluar dan membawanya kearah bioskop.
"Temenin gua nonton" Ucap Varo.
Yaampun mimpi apa El diajak cogan nonton? Batin Elara.
Varo langsung mengandeng tangan Elara lagi dan memesan dua tiket komplit dengan pop corn dan soda.
"Huh, bosen banget" Ucap Elara berjalan menjauh dari bioskop diikuti Varo disampingnya.
"Lo mau ngapain lagi?" Tanya Varo menatap wajah Elara yang merasa bosan.
"Em, pulang aja yuk" Rengek Elara kepada Varo
Ternyata cewe kaya gini masih ada manja manjanya Batin Varo.
"Oh ok, gua anterin ga? Uda malem nih nanti ortu lo nyariin" Tawar Varo kepada Elara.
"Ga ada yang nyariin, makasih gue uda bawa motor" Balas Elara.
"Yauda terserah gue duluan ya" Ucap Varo lalu pergi meninggalkan Elara.
Elara berjalan menuju parkiran dan mengenakan helmnya itu. Dia melajukan motornya dengan kecepatan normal sampai pada suatu jalan dia merasa sangat mengantuk yang membuat Elara terjatuh.
BRUAKKKK!!!
Elara merasa ada yang membopongnya dan membawa kedalam mobilnya.
Sampai dia tersadar dia berada di rumah sakit. Elara juga melihat Varo yang tidur di sofa dengan sangat damai.
"Ehem" Gumam Elara yang sengaja membangunkan Varo. Seketika Varo terbangun dari tidurnya dan menghampiri Elara.
"Oh lo uda bangun." Ucap Varo yang lagi lagi menonjolkan sifat dinginya.
"Gue mau pulang ihh" Elara membujuk Varo dengan puppy eye nya. Varo yang tidak tahan melihat matanya itu memalingkan pandangan, tetapi tangannya ditarik oleh Elara.
"Ayo, El mau pulang Huaaaaaaa" Rengek Elara seperti anak kecil. Entah mengapa Varo tidak kesal tetapi ia malah ingin tertawa.
"Yauda mau ngomong sama dokter" Balas Varo yang menghadap ke arah Elara.
"Yeyy maacih Varo" Ucap Elara yang kegirangan.
Dasar bocah aneh Batin Varo.
Hanya menunggu beberapa saat Elara sudah bisa pulang karena ia tidak mendapatkan luka yang begitu parah. Varo mengantarkanya pulang dengan menaiki mobil pribadinya.
Suasana di mobil itu hening, sampai akhirnya Varo menyetel lagu berjudul "FLY ME TO THE MOON" yang menjadi favorit Elara.
Elara yang menikmati lagu itu mulai bernyanyi tanpa menghiraukan Varo.
Wah cantik juga suaranya, kaya orangnya. Tapi aneh, dasar. Batin Varo.
"El" Ucap Varo yang menghentikan nyanyian Elara.
"Lo suka lagu ini?" Tanya Varo yang melihat Elara malu malu.
"Iya hehe, eh itu depan rumah gue" Balas Elara dan menunjuk rumah berpagar hitam besar itu kepada Varo.
Mereka berhenti tepat di depan rumah Elara. Elara keluar dari mobil dan menawarkan kepada Varo untuk mampir kerumahnya.
"Masuk dulu yuk?" Ajak Elara kepada Varo.
"Gabisa, masih ada urusan. Oya motor lo uda ada di bengkel. Kalo uda beres gue anterin" Balas Varo dan langung menutup kaca mobilnya serta langsung pergi dari sana. Elara hanya bisa berterima kasih dengan teriakan dan hanya ada balasan klakson dari Varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon for Life
Teen Fictionbad girl. itu sebutanya dulu ketika ada di SMP. Elara Selena Crisanta yang kerab dipanggil Selena atau Elara ini terpaksa menjalani homeschooling. Namun tahun itu berganti, saat papa Selena mendaftarkan dirinya di SMA yang ada di Jakarta. Saat itula...