Varo memotret pemandangan yang ada di cafe, senja. Varo memang suka mengambil foto disaat dia membawa kamera, mungkin itu foto pemandangan, orang ataupun lainya.
Kini Varo sedang menikmati milkshake oreonya itu ditemani oleh sebatang rokok. Sampai akhirnya Varo mendengar gumaman seseorang. Sepeti tidak asing baginya.
"Hih kenapa jadi gini sih padahal uda selesai sebel banget tolong yaallah gimana ini hih bisa bisa gue jadi gila karena tugas dari papa ini" Gumam seseorang di belakang meja Varo yang membuat Varo penasaran.
Gadis itu memandangi laptopnya dan Varo pikir dia sedang merasa kesal.
Apa gue bantu ya? Batin Varo. Setelah itu Varo menghampiri gadis itu dan dia terkejut ternyata dia mendapati Elara yang menekuk wajahnya sampai ingin menangis.
"Apa?" Tanya Elara dengan mata berkaca kaca. Varo yang melihat itu ingin tertawa namun dia menahannya.
"Cengeng banget si lo" Gumam Varo.
"Kenapa lo rame gajelas, ganggu gue aja" Lanjut Varo kepada Elara.
"Ini, papa gue kasih kerjaan buat ngurus keuangan bisnis nya tapi dengan tidak sengaja seorang Elara ini menghapusnya dari data hiks hiks hiks" Ucap Elara dan langsung menangis.
"Uda gitu aja? Pake nangis sini gue bantu" Varo langsung memindah tempat duduknya di samping Elara dan langsung mengambil laptopnya.
Varo sibuk dengan layar laptop Elara itu. Jari jarinya dengan teliti menekan satu satu keaboard nya. Elara? Dia memandangi Varo dengan sangat damai. Entah perasaan apa yang muncul pada diri Elara namun dia merasa ketika bersama Varo dia akan sangat tenang.
Waduh kenapa jantung gue marathon gini yaa woi tungguin Batin Elara.
Varo sempat sesekali melirik gadis itu dia juga merasakan hal yang sama.
Kenapa gue jadi gini ya kalo sama cewek gak jelas ini Batin Varo.
Waktu pun sudah berjalan selama satu jam sampai Varo tiba tiba sudah menutup layar laptop Elara itu.
"Uda selesai, gausa di priksa uda gue kirim ke email bokap lo" Ucap Varo membereskan semuanya.
"Emm makasih ya Ro, kalo gitu gue duluan" Tanpa menunggu jawaban dari Varo Elara langsung pergi kedepan untuk memesan ojek online.
Varo yang menyusulnya dari belakang kebingungan mengapa gadis itu masih ada disana.
"Loh lo ko masih disini?" Tanya Varo kepada Elara.
"Gue mesen ojol" Balas Elara.
"Uda uda gausa bareng gue aja" Ajak Varo dan menarik tangan Elara.
"Yodah yok!" Balas Elara cepat.
"Giliran ada tumpangan aja semangat" Gumam Varo pelan namun didengar oleh Elara.
"Gapapa dong, hemat" Balas Elara dan langsung menaiki motor sport milik Varo.
Diperjalanan Varo menyepatkan motornya dengan kecepatan tidak normal. Ya, ngebut Elara sangat takut sekali sampai dia tidak sengaja memeluk Varo.
"Eh maaf, lo si ngebut banget. Gue takut" Ucap Elara keras.
"Uda gapapa pegang aja gue gamasalah" Balas Varo dengan pandangan fokus ke jalan.
Tibalah mereka di rumah Elara. Elara turun dari motor Varo dan memberikan ajakan untuk mampir kerumah Elara.
"Yok mampir!" Ajak Elara kepada Varo.
"Gausa deh El, mau cabut aja" Balas Varo.
"Eh tunggu dulu, lo selama ini uda nolongin gue. Em mau ga jadiii-..." Ucapan Elara terpotong oleh Varo tiba tiba.
"Jadi apa? Pacar lo? Boleh kalo gue doyan" Ucap Varo cepat.
"Eh engga lo ih baru ngomong uda di potong. Maksud gue jadi teman gua ato sahabat" Balas Elara dengan mengerutkan bibirnya.
"Boleh!" Balas Varo cepat.
Mereka berdua pun bersalaman dengan memandang satu sama lain. Sampai akhirny Varo meninggalkan Elara.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Pagi ini Elara bangun siang sehingga membuat dirianya tergesa gesa untuk pergi ke sekolah. Bagaimana tidak terlambat, kemarin malam Elara sibuk dengan drakornya sampai melupakan kalau sekarang ini dia sekolah. Elara dengan bodohnya lupa akan mobil dan motornya lalu pergi dengan langkah kaki yang begitu cepat.
"PAAKK JANGAN DI TUTUP DULU AELAH!" Teriak Elara sambil berlari menuju gerbang.
"Cepat!" Ucap Satpam yang ada di depan.
Elara langsung masuk dan langkah nya terhenti melihat Bu Indra. Guru BK.
Mampus bjir Batin Elara.
"Pukul berapa sekarang hah?!" Ucap Bu Indra sangat marah.
"Pukul 7.15 Bu hehe" Balas Elara lugu.
"Kenapa kamu terlambat? Kamu sudah terlambat 15 menit untuk itu sekarang kamu keliling lapangan 15 kali. Cepat! Tidak ada pengecualian!" Ucap Bu Indra dan Elara pun langsung pergi ke lapangan.
Elara sudah melaksanakan 10 putaran, tinggal 5 lagi yang harus dia selesaikan. Namun, Elara merasa dirinya sudah tidak kuat, dia mendapati seseorang yang berdiri di depannya, Canavaro.
"Huh huh huh gue ca-" Belum selesai bicara tiba tiba tubuh Elara jatuh ke tangan Varo.
"El, El bangun!" Teriak Varo yang disorot semua orang. Tanpa aba aba Varo membopong Elara menuju UKS. Untuk pertolongan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon for Life
Teen Fictionbad girl. itu sebutanya dulu ketika ada di SMP. Elara Selena Crisanta yang kerab dipanggil Selena atau Elara ini terpaksa menjalani homeschooling. Namun tahun itu berganti, saat papa Selena mendaftarkan dirinya di SMA yang ada di Jakarta. Saat itula...