8. Her Soul

3.1K 453 39
                                    

Jaehyun terkesiap. Sesuatu yang benar-benar tidak ingin ditemuinya muncul hari ini.

Pria dengan jubah hitam yang terjulur hingga lantai. Dan sepasang matanya yang menatap tajam.

Seharusnya ia sudah tahu jika ada sesuatu yang salah belakangan ini. Sesuatu seperti sedang mengawasinya.

Ketika Kun mengatakan hal itu ditelepon beberapa saat yang lalu dan Kay menuduh hal itu sebagai dirinya— tidak mungkin. Sementara dia hanya berkehendak untuk bisa dilihat Kay saja. hal itu tidak mungkin tidak bekerja.

Tapi hari ini semuanya jelas.

Kay dibelakang Jaehyun mengernyit. Terbesit perasaan takut dalam dirinya. Seseorang yang biasa dilihatnya sebagai pendiam dan anti sosial dikelasnya kini ada dihadapannya. Mengenakan kostum hitam menyeramkan dengan raut wajah yang dingin memandang sinis.

"Xiaojun" desis Kay.

Sedetik setelah Kay membuka suara pria itu beralih menatapnya. Namun dengan cepat Jaehyun menghadang. Memasang badan di depan Kay seraya menggeleng mencoba berbicara lewat tatapan mata sebelum berbalik dan menatap tepat ke dalam mata perempuan itu hingga pupil disana terlihat mengecil dan menciptakan pandangan kosong diwajahnya.

Suatu hal ajaib lagi dari Jaehyun untuknya.

"naik ke kamarmu. Dan lupakan hal ini pernah terjadi"

Selayaknya mantra, Kay mengangguk pelan. bergerak patuh menaiki tangga dengan tatapan lurus dan langsung masuk kedalam kamarnya.

Xiaojun yang memperhatikan semuanya tertawa.

"kenapa kau melakukannya?"

"kenapa kau mengikutiku?" alih-alih menjawab Jaehyun balik bertanya.

Xiaojun menghiraukannya. bergerak pelan mendekati vas yang terletak di sisi ruangan. Mengusap pelan permukannya dengan jemarinya lalu tersenyum miring.

"kau nampak cocok dengan pakaian manusia"

"Vasilias memerintahkanmu kemari?" Jaehyun menyelidik.

"menurutmu apa lagi? Kau membuang-buang waktu"

"aku menunggu waktu yang tepat. Serpens muncul baru-baru ini. Dan ini akan membahayakannya"

Sesuatu di mata Xiaojun berkilat. Wajahnya memandang remeh, "kau khawatir dengan gadis itu?"

"Serpens akan melukainya. Dan kalau itu terjadi Vasilias tidak akan mendapatkan apa-apa," dia mengelak.

Xiaojun termenung. Tetap membuat gerakan dengan jemarinya di atas vas seolah-olah dia benar-benar mengamati apa yang tergambar disana. Berusaha mencerna perkataan Jaehyun untuk kemudian mengangguk membenarkan apa yang pria itu katakan. Jika gadis itu terluka sedikit saja—

Vasilias tidak akan mendapatkan apa-apa. Begitu pula denganku, batinnya.

"aku berniat kembali" Xiaojun berkata mantap.

"kau datang untuk pergi secepat itu?" Jaehyun memicing curiga.

Pria dihadapannya bergeming. Dibandingkan dengan waktu di Omorfia maka bisa dibilang pengembaraannya kesini hanyalah waktu yang singkat. Begitu cepat pola pikirnya berubah-ubah. Xiaojun sendiri tidak ingin membuang-buang waktu lagi. Dan dari pengamatannya Jaehyun pasti akan berakhir sama dengan dirinya.

Semua itu hanya tergantung waktu.

Lebih baik dia kembali ke Omorfia dan menyusun rencana lagi.

"kau tahu taruhan dari tugas ini kan?" Xiaojun berjalan mendekat. Menatap Jaehyun tepat di matanya. "waktumu tidak banyak jika kau ingin semua yang ada disana tetap utuh"

Protector ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang