18. I Trust You

672 112 19
                                    


To be trusted is greater compliment
than being loved.
.
.
.






Jaehyun tidak ingin membuang waktu. Menurutnya lebih cepat ia bertindak, lebih cepat Omorfia bisa pulih. Dalam perjalanannya menuju hutan selatan bersama yang lainnya, sama sekali ia tidak merasa menyesal. Bahkan jika usahanya gagal. Setidaknya Katherine bisa kembali. Dengan atau tanpa dirinya.

Sementara Yutha masih tidak terima, Berbanding terbalik dengan Netha yang menggunakan mata lebarnya untuk menyusuri hutan. Sesekali mulutnya melontarkan pertanyaan tentang keingintahuannya yang dijawab masam oleh kakaknya. Sementara Xiaojun lebih banyak diam. Merunduk dengan banyak pikiran di kepalanya.

Ini akan menjadi malam yang panjang. Perjalanan mencari Centaurus di hutan selatan. Ia memandang Katherine yang berjalan beriringan di samping kakaknya. Perempuan itu pasti kelelahan. Belum ada jeda istirahat semenjak Jaehyun mengajaknya kesini. Bahkan ia yakin telah ada ribuan pertanyaan di dalam kepala kecilnya yang berusaha ia pendam. Hal itu membuatnya merasa bersalah karena tidak memberikan penjelasan yang layak. Tapi ia yakin ini akan segera usai. Secepat yang ia bisa.

"Kita akan bermalam disini." ucap Jaehyun memecah keheningan. Sesuai interupsi, mereka segera berhenti dan berbalik. Netha bertepuk tangan, "Apa kita akan membuat api unggun?" tanyanya dengan antusias, tapi tak ada seorangpun yang membalas. Terlalu lelah untuk menjawab. Memilih duduk diatas tanah yang tertutupi daun-daun jatuh.

Kay memperhatikan sekitar. Sekejap ingatan tidak menyenangkan hadir dalam kepalanya. Gambaran hutan yang gelap selalu berhasil membuat kulitnya meremang. Suasana ini sama persis ketika mobil yang ditungganginya bersama keluarganya jatuh kedalam jurang. Sebelum...

Sebuah tangan menariknya untuk duduk. Kay merunduk, memperhatikan dengan seksama bagaimana kakaknya meringis kesakitan dalam usahanya ketika duduk. Merenggangkan kakinya yang tampak kesakitan dan mulai berbaring. Begitupun beberapa pria yang baru saja ditemuinya itu. Mereka duduk dalam diam.

Suasana hutan sangat senyap. Perasaan asing kemudian mulai mengelubunginya. Tentu saja, dia berada di tempat yang sangat jauh dari rumah. Tempat yang terasa seperti mimpi. Mimpi yang panjang.

Kepalanya menunduk dengan tangan terkulai. Membuat gerak memutar di antara pahanya. Kejadian-kejadian di luar akal yang terus terjadi padanya. Kay sedang memikirkan itu. Dimulai ketika kehilangan orangtuanya, ketika ia harus hidup hanya dengan Kun, dan ketika kedatangan Jaehyun... Sekilas dia melirik pria itu.

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti alur.


***





Dalam gelapnya ruangan itu, ia berjalan dengan jubah putihnya yang menyapu lantai. Berjalan mondar mandir dengan tatapan tajam. Tidak ada satupun yang membuatnya kesal selama puluhan tahun ini, tidak sejak salah satu bawahannya dengan terang-terangan melakukan pemberontakan. Bagaimanapun caranya, ia harus cepat-cepat melenyapkan gangguan itu.

Bunyi deritan dibelakangnya segera membuatnya menoleh. Matanya memicing menunggu kabar terbaru yang siap didengar telinganya.

"Putra Atha melukai phoenix. Mereka berhasil kabur."

"Yutha?" geramnya. Tapi pria dihadapannya hanya bergeming.

"Beberapa sudah mencari di bagian timur. Rumah-nya. Tidak ada siapa-siapa disana." lanjut pengawal itu. Raut takut diwajahnya selanjutnya membuat Vasilias mendekat. Membuat pengawal itu mundur dalam seperkian senti ㅡmenunduk lebih dalam untuk menghindari tatapan itu. "Mereka.. Mereka bersama Xiaojun."

Protector ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang