12. A Fairy Tale

1.1K 215 14
                                    

Semakin menaiki bukit, Kay baru sadar ada perkampungan dengan kapasitas penduduk yang cukup ramai disini. Banyak rumah berdempetan satu sama lain. Ia juga menemukan beberapa orang yang berlalu lalang. Entah itu membawa hasil kebun atau hanya membawa peralatan berkebunnya.

Setelah perkataan Jaehyun beberapa saat lalu, Kay jadi menutup mulutnya rapat-rapat. Terus mengekori Jaehyun dalam diam.

Begitu sampai di bawah pohon yang cukup rindang pria itu berhenti. Matanya menatap sekitar sebelum menghirup napas dalam-dalam. Dan saat itulah satu pemuda lewat dengan memanggul hasil panennya di atas pundak. Terlihat seperti tomat.

Jaehyun mendekatinya. Berhenti di hadapan pemuda itu. Entah apa yang dia lakukan sampai pandangan pria itu menjadi kosong. Kemudian Kay dengan telinganya sendiri mendengar pemuda itu berkata, "Sekumpulan orang-orang itu sudah kembali sejak minggu lalu."

Kay mengernyit. Meremas ujung baju yang ia pakai. Berharap jika kemungkinan buruk yang dipikirkannya salah. Tapi dari gelagat Jaehyun setelah mendengar ituㅡ Kay memilih bergerak sendiri dan langsung mencengkeram pemuda itu.

"Apa maksudmu? Kakakku belum pulang!" teriaknya.

Berkali-kali ia menumpahkan kekesalan di depan wajah itu. Tetapi nihil, Hanya tatapan kosong yang didapatnya. Sementara ketika pemuda itu berjalan menjauh, Kay berganti menarik lengan Jaehyun, tahu bahwa pria itu pasti mengetahui sesuatu.

"Jadi ini maksudmu membawaku kesini?" desaknya tidak sabaran.

Pikiran Kay mulai kacau. Tidak mungkin Kun tidak mengabarinya jika ingin pulang.

"Jaehyun!" Sentaknya. Tapi pria itu sama sekali tak ada niatan untuk memberi penjelasan. Apapun yang dia ketahui yang tidak Kay ketahui—  Kay ingin mencari tahu sendiri.

Memutuskan berbalik badan dan meninggalkannya Kay mulai berpikir untuk menemukan benda yang bisa digunakan untuk menghubungi siapapun itu yang bersangkutan dengan Kun. Mungkin teman-temannya. Ten? Kay tidak melihatnya beberapa hari ini.

Tiga langkah ketika Kay mulai berjalan, sesuatu tiba-tiba muncul di depannya dengan tampang dan penampilan yang menyeramkam. membuatnya sontak terdiam tak bisa berkata-kata.

Kejadiannya secepat itu. Kay tidak tau makhluk itu datang darimana. Dengan jubah menjulur dan raut wajah yang tegas. Jika di ingat, penampilan seperti inilah yang ia lihat ketika pertama kali melihat Jaehyun berada di jendela.

Wajah itu menyeringai didepannya. Penampilannya jadi dua kali lipat lebih menyeramkan.

"Kau mengikutiku," Jaehyun mendesis. Mengambil langkah cepat untuk mencengkeram lengan Kay membawa perempuan itu ke belakang tubuhnya.

Pria didepan sana mencibir, "Berikan dia padaku. Dan kita akhiri ini."

"Pergilah, Aku yang akan menyelesaikannya sendiri."

"Sendiri?" jawabnya dengan senyum mengejek. "Aku bahkan tidak habis pikir kenapa Vasilias mengutusmu. Kau akan berakhir seperti Xiaojun jika kau terus keras kepala,"

Lagi-lagi nama itu. Kay seperti tidak asing dengan nama itu. Tapi bahkan ia tidak paham dengan situasi, siapa dan apa yang sedang kedua pria itu bicarakan.

"Aku yakin kau pasti tahu. Dia begitu bodoh dengan kembali ke Omorfia," Pria itu mendongak sebentar, mengernyit sebentar karena sinar matahari sebelum memusatkan tatapannya secara penuh ke arah Kay. "Waktunya tidak lama lagi, Jae. Serpens sudah datang."

Jaehyun menelan ludah. Mendapati peringatan tegas dari wajah pria itu. Tidak ada satupun penduduk Omorfia bisa menolak permintaannya, satu kali perintah yang dia ucapkan, maka semua akan patuh. Kedudukannya sangat penting. Tapi ini masalah lain. Jaehyun mulai gusar ketika tiba-tiba suara tangisan anak kecil memenuhi telinganya. Mulutnya meringis, Tidak. Dia tidak akan menyerahkan perempuan itu. Bahkan jika...

Protector ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang