Lightning doesn't thunder twice

1.5K 126 12
                                    

End vers Baekhyun.

Sejak kemarin hujan tidak mereda hingga jalanan menjadi licin untuk di lewati, namun Baekhyun harus memaksakan diri keluar rumah tanpa mobilnya hanya untu pergi ke rumah Chen Ini harinya laki-laki bersuara emas itu melakukan pemeriksaan rutin pada cederanya yang ia dapat beberapa waktu lalu.

Beberapa orang mungkin bertanya, kemana Xiumin yang sudah berjanji akan merawat Chen. Ya, Janji nya telah terbayarkan seluruhnya, karena dua hari lalu Xiumin telah berangkat wamil. Xiumin menitipkan Jongdae pada Baekhyun dan Suho, tapi hari ini Suho sedang ada pemotretan, maka dari itu Baekhyun yang harus mengantar Chen. Lagi pula, ada alasan lain yang perlu Baekhyun bicarakan pada Chen.

Sebenarnya Chen menolak untuk di antar bahkan ujaran Xiumin itu terlalu berlebihan, ia tidak ingin merepotkan siapapun. Tapi Baekhyun sangat keras kepala akan mengantarkannya pergi ke Rumah Sakit karena kondisi Chen sendiri yang mengkhawatirkan, ia tidak bisa membayangkan seseorang dengan cedera servikal bepergian di jalan yang tampak berbahaya ini.

" Ah Jongdae.. tunggulah aku! " Baekhyun terus menggerutu karena jalannya masih jauh, ia tampak kesal karena celananya mulai basah karena cipratan dan genangan air yang ia lewati.

Si bodoh ini terus mengomeli dirinya karena tidak membawa mobil, lebih bodoh lagi ia tidak memesan taksi, Baekhyun terus merutuki kenapa dia baru ingat untuk memesan taksi ketika jarak rumah Jongdae sudah dekat.

" Ah aku ingin makan shabu-shabu.. " matanya menatap sebuah restaurant dengan kaca besar, aromanya berhasil tertangkap indra penciumannya dan membuatnya lapar.

" Aku akan mengajaknya makan shabu-shabu "

Baekhyun bergegas dari tempatnya dan akhirnya ia sampai dengan celana juga sepatu yang basah. Ketika membuka pintu seteah mendengar bel berbunyi, Chen terkejut melihat Baekhyun yang memasang tampang cemberutnya karena merasa tak nyaman pakaiannya basah.

" Kau terlihat seperti tikus di parit " Tepat, bayangkan Baekhyun tengah keluar dari parit dengan basah kuyup.

" Berhenti meledekku, pinjami aku baju.. " masih dengan wajah kesalnya Baekhyun berjalan ke kamar Chen dengan sendirinya.

Baekhun membuka lemari putih di hadapannya dan terlihat baju-baju Chen yang di lipat begitu rapi. Pandangannya menilik satu-satu baju Chen.

" Apa dia ini tinggal bersama Chanyeol? kenapa ukuran bajunya besar semua? " Baekhyun pun berhenti melihat-lihat dan mengambil satu celana yang akan dia pakai.

Setelahnya, Baekhyun keluar dari kamar Chen dan segera mencari sosok temannya. Terdengar suara dentingan cangkir dari arah dapur, mungkin Chen di sana.

Entah apa yang dia lakukan, namun sosok Chen yang membelakanginya membuat memori pahit itu datang lagi, ketika tengkuk putih Chen menjadi saksi bisu perbuatan egoisnya selama ini. Baekhyun segera menepis ingatan itu dan segera menghampiri Chen.

" Apa mau berangkat sekarang? " Tanya Baekhyun.

" Ya, aku akan pesan taksi.. kau minumlah teh herbal itu.. " Chen menyimpan cangkir teh itu di atas meja.

Baekhyun mengambil cangkirnya, dan pantulan bayangannya tampak jelas dalam air berwarna agak pekat itu. Sunggingan bibirnya menunjukkan bahwa dia sedang merasa kecewa, kecewa pada dirinya yang tidak bisa berbuat baik pada orang yang telah memberinya kebaikan, seperti Chen. Namun, pikirannya sekali lagi ia tepis, ia bisa memperbaikinya.

" Ah Jongdae.. aku ingin mengatakan sesuatu.. " Chen berbalik, ia baru saja mematikan ponselnya setelah memesan taksi.

" Aku tidak tahu, apa kau akan senang atau kecewa.. mereka menawarkanku untuk mengeluarkan solo album, bagaimana menurutmu? " lanjutnya, 'mereka' yang di maksud adalah agensi yang menaunginya.

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang