Ditembak

595 93 33
                                    

Si bodoh

Ric
P
P
P
Ericcccc

Apaan sih babi
Ganggu aja

Ric gue mau cerita!!!
Pentink!
Pake k

Sejak kapan lo alay sih bangke

Buru ke kosan gue sekarang!
Gak ada tapi tapian

Felix demi apa gue lagi ngerjain makalah
: (

Cepet atau gue serang kosan lo?

Lo aja kesini
Manja
Tai

Gak mau ya. Gue mager.

Si bangsat : )

Cepet ih ric
Lo gak mau gibah apa

Gak penting ah gibah sama lo
Mendingan mabar papji

Ric ih: (
Masa tega sama Felix

Curang ya sial
Jangan manggil manggil nama apa

Nitip jajan ya ♡
Love you Youngjae ♡♡♡

Sat


Eric datang 30 menit kemudian, ngebut di jalan setelah membeli mcflurry dan bigmac untuk si tuan raja. Begini-begini juga Eric loyal kalau itu buat Felix.

"Apaan Lix? Kalo gak penting gue bakar ini kosan." Misuh Eric begitu masuk ke dalam kosan kawannya dan menyerahkan bungkusan tadi.

Felix hanya tertawa kecil menyambut lelaki setengah bule itu.
"Sabar bos. Galak bener lo kaya bendahara kampus."

"Gue sibuk bocil." Eric memutar bola matanya malas, kemudian duduk di kursi belajar Felix.

"Makanya tugas tuh dikerjain jangan ditumpuk, bodoh." Omel Felix sambil membuka bungkusan yang dibawa Eric, dan ber-wow ria setelah tau isinya.

"Bantuin napa." Ucap Eric.

"Iya iya ntar gue bantuin."

"Tumben baik? Buru deh cerita!" Tagih Eric setelah ingat apa tujuannya kemari.

"Kapan sih gue jahat sama lo?" Felix mendelik sebal sebelum melanjutkan, "Jeno nembak gue."

"HAH? APAAN?" Hampir saja Eric menyemburkan Americano-nya.

"Berisik, bangsat. Gue ditembak Jeno. Lo budek apa?" Balas Felix tak kalah kencang.

"Wah gak bener ini." Sela Eric dengan nada penuh emosi. Bisa-bisanya orang sipit itu nembak sahabatnya. Belum tau bogeman Eric sepertinya.

"Apanya yang gak bener?"

"Berani-beraninya dia nembak lo."

"Dih apaan deh." Felix melempar remot ac ke arah Eric yang dengan mudah dihindari.
"Kaya gue harimau India aja."

"Galaknya sih mirip."

"Terima aja apa ya? Gue belum jawab sih."

"Ya jangan lah." Balas Eric sewot.

"Kok lo nyolot sih?"

"Lagian biar apa lo pacaran? Bisa mati muda si Jeno ngadepin lo." Dalih Eric, sambil manyun sebal.
Bukan apa-apa, Eric hanya belum rela sahabat gobloknya ganti status. Ia takut nanti Felix bakal berubah sama dia.

"Ya gue pencitraan lah. Masa sama pacar mau kasar-kasaran." Ucap Felix, menyuap bigmac bawaan Eric dalam gigitan besar.

"Emangnya lo udah kenal banget sama dia?" Eric bertanya dengan nada menginterogasi.

"Belum sih. Tapi ya, Ric, kalo diliat-liat Jeno mirip sama lo, jadinya gak akan susah deh buat gue adaptasi sama dia."

"Dih mirip apanya. Gantengan gue juga."

"Iya sih emang." Timpal Felix lempeng.

"Mengakui lo?"

"GAK PENTING ERIC! Jadi gimana ini? Gue jawab sekarang aja gitu ya?" Felix menimbang kalimat apa yang sekiranya pantas untuk menjawab Jeno.

"Dih. Gak ada gak ada! Lo gak boleh pacaran sama dia." Titah Eric sebal. Ia melotot pada Felix yang balas melotot padanya dengan ekspresi tak kalah menyebalkan.

"Lah kenapa?"

"Ntar gue gak ada temen lagi."

"Eric goblok denger ya, orang pacaran tuh gak 24 jam waktunya dipake buat pacarnya. Ya gue juga tau waktu lah sat." Kilah Felix.

Serius deh, dari sekian banyak hal menyebalkan di dunia ini, bagianya debat dengan Eric jauh menyebalkan daripada apapun.

"Ya tetep aja beda. Ntar gue gak bisa selepas ini sama lo." Nada bicara Eric mulai turun, namun semakin tajam seiring dengan emosinya yang makin meningkat.

"Jangan khawatir, lo tetep prioritas gue lah."

"Lo ngerti artinya pacaran gak sih? Mana bisa kaya gitu. Lo mau bikin anak orang sakit hati?" Bentak Eric dengan nada sepelan mungkin. Setidaknya Eric masih tau cara memperlakukan Felix dengan baik.

"Jauh banget sih lo mikirnya. Gue juga kan pacaran biar gak ganggu lo terus."

Ouch. Felix melewati batas yang bisa di toleransi pemuda Sohn itu.
"Apa pernah gue terganggu sama lo? Ngomel pun gue tetep dateng, kan?" Desis si Sohn, menatap tajam Felix.

Perdebatan mereka berubah dari guyonan ngambek manja menjadi bertengkar betulan, dan itu semua karena oknum Lee Jeno yang Eric sumpahi dalam hati supaya cepat mati.

"Tapi Ric" Felix menghela napas "Gue juga pengen pacaran kaya orang-orang."

"Yaudah pacaran aja sama gue." Sela Eric masih dengan nada menantang.

"Hah gila lo." Bentak Felix.

Pacaran dengan Eric? Yang bener aja. Bisa kena kebotakan dini Felix.

"Gak tau ah. Terserah Felix aja, Eric gak akan ikut campur."

Setelah mengatakan itu Eric berbalik pergi, meninggalkan sahabatnya yang merah padam menahan emosi.

Eric takut kelepasan ngamuk di kosan Felix. Ia butuh menjernihkan otak jeniusnya.

Felix, Felix. Dasar bocah idiot yang suka mengobrak-abrik emosi Eric.

Sepeninggalan Eric, Felix hanya membeku. Bengong menatap bigmac yang sudah tidak terlihat menarik dimatanya.

Ia menulis sederet kalimat di ponselnya.

Jen, maaf ya. Felix belum mau pacaran. Kita temenan aja, ya.

Untuk kesekian kalinya Felix batal pacaran gegara Eric.

***

Holaaa aku back hahaha.
Dateng-dateng malah bawa konflik.
Masih ada yang baca book ini gak sih? Lama banget aku gak update.

Aku lagi banyak ide nulis sebenernya, tapi bingung mulainya darimana.

Anw, ada yang suka kapal LuMark?

Shut up, Mr. Son! - FericTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang