Who Is She?

133 12 0
                                    

"Huh, aku lelah." Seulgi menyenderkan tubuhnya pada kursi yang baru saja ia duduki.

"Aish, ini terlalu berlebihan. Aku sangat lapar sekarang." keluh Jungkook.

"Aku hanya sarapan dan itu sedikit. Sungguh, ketua itu sangat menyeramkan. Untung saja, wajahnya membuatku terpukau." ucap Joy sambil membayangkan wajah tampan Suho.

"Begitu ya." Wendy tiba-tiba datang membawakan mereka minuman dingin.

Joy melototkan matanya terkejut. Ah, ini seperti ketahuan menyukai seseorang. "Ani, bukan begitu. Aku kelelahan dan terkadang omonganku sudah tidak terarah." ucap Joy dan membuat rekannya hanya menggelengkan kepala.

Wendy tersenyum manis. Ia membagikan minuman segar tersebut kepada yang lain.

"Such an angel."

"Terimakasih. Kau baik sekali." Seulgi menerima minuman yang diberikan Wendy dengan senyum manisnya hingga mata nya menghilang.

Mereka semua langsung meneguk minuman itu. "Lebih baik kalian mandi dan bersiap-siap karena sebentar lagi akan makan malam."

Semuanya pun mengangguk dan langsung beranjak menuju kamar masing-masing.

Sampai di kamar, Joy dan Seulgi yang kebetulan satu kamar mengobrol sebentar. "Pantas saja organisasi ini berjalan dengan lancar. Semuanya dilatih dengan sangat keras."

Seulgi mengangguk mengiyakan. "Tapi, ada yang membuatku heran."

"Apa?"

"Tidakkah kau sadar bahwa saat pertama kali kita bertemu dengannya, Suho-nim menatap Irene Unnie dengan tatapan yang berbeda?"

"Yak, pabbo. Irene Unnie memiliki kecantikan yang melewati standar. Siapa yang tidak terpukau dengan kecantikannya? Bahkan aku pun yang perempuan saja kagum."

"Kurang ajar. Aku lebih tua 2 tahun darimu."

"Tapi aku lebih pintar 2 kali lipat darimu."

Seulgi berdecak lidah. "Ah sudahlah, aku ingin mandi."

"Kau bahkan tidak mengelak perkataanku. Itu berarti apa yang kubilang fakta." ucap Joy sambil tertawa.

***

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Sehun pada Yeri.

Yeri menunjukkan secangkir coklat pada Sehun dan Sehun langsung mengangguk mengerti.

PRANG

Sehun dan Yeri berjengkit kaget. Mereka dengan bergegas langsung menuju ke lantai atas mencari sumber suara tadi.

Terlihat semuanya sudah berkumpul menatap kasihan pada Wendy. Di lantai, terdapat pecahan bingkai dan sebuah foto. Yeri menatap sekitarnya seakan bertanya 'apa yang terjadi?'

"APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?!"

"mi-mianhae, oppa." ucap Wendy sambil menunduk.

"Bukankah kau tahu bahwa tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke ruanganku tanpa izin?"

Wendy hanya terdiam. Ia tak berkutik sama sekali. Hening. Tak ada yang berani berbicara.

"Aku akan membersihkan pecahan ini, Oppa."

Wendy berlutut lalu mengambil foto itu. Suho dengan bergegas langsung menyentakkan lengan Wendy hingga Wendy terjatuh.

Bona FideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang