Teaser Trailer

1K 118 15
                                    

Seekor kuda berlari kecang di hamparan savana yang hijau membuat sepasang mata pemuda bangsawan~yang sedang beristirahat di bawah pohon~tidak melepaskan pandangannya. Penunggang kuda dan kuda jantan berwarna coklat itu tampak mencolok diantara warna hijau rerumputan dan pepohonan. Pakaiannya berwarna terang, warna-warna pakaian wanita. Dan rambutnya berkibar-kibar di udara tanpa ikatan. Penunggang kuda itu sekilas tampak seperti seorang wanita. Namun penampilannya tersebut tetap gagah sebagaimana pria.

Larinya sangat kencang menuju arah mata angin, tapi tidak sampai ke tepi dia berbalik lagi ke tengah. Di tengah-tangah savana kemudian dia berhenti. Dari punggungnya dia mencabut anak panah, lalu memasangkan pada busur. Kepalanya miring dengan mata memicing membidik target, yakni seekor anak rusa yang melompat-lompat menuju hutan meninggalkan savana. Sang pemuda di bawah pohon menegakan tubuhnya. Ia tidak yakin pemburu itu akan berhasil. Rusa binatang yang lincah, larinya secepat angin dan pandai bersiasat. Lihat saja si pemburu yang masih belum melesatkan anak panahnya. Dia masih terus membidik sebab target yang terus bergerak. Sekian menit ditunggu, si pemuda pegal sendiri. Ia menyandarkan tubuhnya lagi pada pohon, ia yakin 100% pemburu itu tidak akan perhasil. Dan dengan matanya yang terbuka kecil ia menyaksikan anak panah itu akhirnya melesat, lalu menghilang di telan pepohonan di tepi savana. Tapi terdengar guikan keras anak rusa yang lehernya terkena tusukan anak panah. Suaranya melengking tinggi mengekspresikan rasa sakit tak terperi karena anak panah itu menembus lehernya dari kiri ke kanan.
"Kena kau!" bisik si pemanah merekahkan senyum puas.

Menyaksikan itu si pemuda di bawah pohon batal memejamkan mata. Kemampuan membidik yang luar biasa. Siapa si pemburu itu? Ia bangun lagi dari pohon dan langsung berdiri. Kemampuan yang mumpuni. Ia harus menemuinya dan mencari tahu siapa gerangan pemburu itu? Ia ingin belajar.

Pemuda bangsawan itu melupakan rasa lelahnya dengan kembali menaiki punggung kudanya. Ia mengarahkannya menuruni bukit menuju sang pemburu menjatuhkan mangsanya. Ia harus bergegas supaya tidak kehilangannya.
Melihat dari atas bukit, sepertinya dekat jarak menuju tepi savana tempat seekor anak rusa menghilang tadi. Rupanya tidak sedekat yang terlihat. Sebab sampai keringatnya bercucuran ia belum juga sampai ke tepi savana. Dan ia hampir menyerah kala hidungnya mencium bau enak, yaitu daging panggang. Akhirnya ia mencari sumber wangi itu. Tidak akan salah bau enak itu adalah rusa tadi yang sudah siap disantap.

Di bawah sebuah pohon yang berdaun lebat, tampak 2 orang yang sedang duduk. Di hadapannya api unggun mengepulkan asap. Dan diatas api tubuh anak rusa yang sudah dikuliti itu sedang dibarbecue. Sang bangsawan melangkah semakin mendekat.
"Sillyehabnida!" ucapnya saat langkah kaki kudanya tiba di dekat mereka.
Salah satu menatap padanya. Segera ia turun dari punggung kuda, lalu menganggukan kepala tanda memberi hormat.
"Eoh. Ada yang bisa kami bantu, Tuan?" seorang yang mengikat rambutnya dan tampak berpenampilan sebagai pria menyapa. Jelas bukan orang ini sang pemburu tadi. Pakaiannya bukan warna terang, warna pakaian wanita.
"Perkenalkan, aku putra Panglima Perang kerajaan. Aku sedang dalam perjalanan keluar wilayah kerajaan, namun saat beristirahat di atas bukit tadi aku melihat seseorang sedang berburu." jelasnya.
"Oh, benarkah? Hormat kami untuk Tuan, putra Panglima Perang kerajaan. Nde, masmidha. Temanku ini yang berburu seekor anak rusa tadi. Dan inilah rusa hasil buruan kami hari ini. Silakan duduk! Kita nikmati dagingnya bersama. Pasti empuk karena ini rusa muda." pria muda itu ramah sekali mempersilakan putra Panglima Perang untuk bergabung.

Sedangkan si pemburu itu, tanpa melirik tetap matanya pada pembakaran. Rambutnya yang panjang tanpa ikatan menutupi sebagian wajahnya, membuat penasaran. Tapi bila melihat pakaian yang dikenakannya, benar dialah pemburu tadi. Kala mendengar pria itu memperkenalkan diri sebagai putra pejabat kerajaan pun, dia hanya melirik sedikit dengan ekor mata.
"Aku tadi sangat terkesan, hanya dengan satu kali bidikan, anak rusa yang sedang berlari itu jatuh. Kemampuan menembak teman Tuan itu luar biasa." puji sang putra Panglima Perang terus terang seraya mata menatap pada sosok yang tetap fokus pada pembakaran.
"Nde, perkenalkan : hamba Lee Kwang Hee. Penduduk desa yang terdekat dari sini, Tuan. Dan itu temanku, Park Shin Hye. Shin Hye-ya, beri salam kepada putra Panglima Perang kerajaan." titah pemuda itu, baru dia memalingkan wajah menatap sang bangsawan dan pria bangsawan itu terbelalak kaget sekaligus takjub.

Kaget, sebab rupanya si pemburu jitu itu adalah seorang wanita. Takjub kala melihat wajahnya yang sangat cantik...

✴✴✴✴✴

So, bagaimana kisah ini selengkapnya...?

The Beautiful WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang