7

296 83 18
                                    

Hari selanjutnya pun Shin Hye tetap kucing-kucingan setiap hendak mandi. Namun tidak lagi menunggu melainkan mendahului pergi ke sungai, supaya tidak sampai kemalaman lagi. Sejauh ini masalah mandi masih dapat disiasati dengan aman. Shin Hye pun mengikuti semua dasar pelatihan yang mengutamakan kekuatan fisik tersebut dengan baik. Ia dapat bersaing dengan para pria. Malah Kwang Hee kalah gesit darinya. Kwang Hee tampak menderita setiap selesai latihan, persis ajhumma berusia lanjut.
"Yang seperti dirimu ini, ajhumma terjebak di dalam tubuh pria muda. Bagaimana kalau kita sudah melangkah ke latihan dasar militer?" cemooh Shin Hye terhadap Kwang Hee yang semakin kesulitan naik ke atas untuk mengambil air sambil membawa guci.
"Aku butuh istirahat sejenak, tapi komandan regu sialan itu langsung menyuruhku mengambil air." konter Kwang Hee. "Harusnya aku tidak disuruh lagi ambil air karena memasak sudah menjadi tugasku." gerutunya.
"Harusnya langkahmu semakin hari semakin ringan, Oppa. Kita bolak balik ke sini setidaknya sehari 2 kali."
"Hyung. Kau selalu saja memanggilku begitu."
"Ah, nde. Kwang Hee Hyung." ralat Shin Hye cepat.
"Besok aku akan dengan berlari mengambil air."
"Bagus! Ototmu harus lebih kuat setelah setiap hari kita latihan fisik."

Karena Kwang Hee cenderung bergerak lambat, gemblengan fisik baginya 2 kali lipat lebih keras dari yang lain. Ini membuat pria kemayu itu menderita namun juga menjadi tertantang untuk tampil lebih gagah. Ia tidak suka selalu disebut gadis oleh komandan.
"Kau ini pria muda, bagaimana mungkin gerakanmu seperti seorang gadis? Kalau gerakanmu masih selembut ini, maka namamu yeoja. Apa kau paham?" teriak Kang Ji.
"Nde." jawab Kwang Hee.
"Jawab sekali lagi, Yeoja!"
"NDE, AGUESMIDHA."
"Bagus."

Tak main-main efek dari nama yang disematkan komandan regu Choi terhadap Kwang Hee, setiap dipanggil "yeoja" kekuatannya seperti keluar dan ia bisa tampil dengan gagah. Saat mereka hanya berdua saja, Shin Hye senang mengoloknya. Dan karena Kwang Hee tidak terlalu suka sayur, sambil mengambil air Shin Hye selalu memanahkan burung atau ayam hutan untuk sahabatnya itu. Karena Kwang Hee pandai memasak, dia pun setiap hari selalu kebagian jadwal di dapur membuat makanan untuk semua.

Bahan makanan yang dipasok dari istana memang hanya makanan pokok yaitu beras, sayuran dan rempah-rempah untuk bumbu. Sedangkan bila mereka menghendaki makan daging, terlebih dahulu mereka harus berburu. Keterampilan berburu ini pun mendapat nilai. Nanti orang-orang dengan kemampuan membidik yang baik akan menjadi tim khusus. Dan setelah beberapa kali berburu, Shin Hye selalu berhasil mendapat hewan buruan. Bahkan ketika dengan sengaja komandan itu membuat lomba berburu, Shin Hye-lah pemenangnya. Dengan kriteria binatang buruan itu harus rusa dan usianya muda. Tetapi juga bukan anak rusa. Shin Hye memenangkannya karena paling cepat dan paling sesuai dengan kriteria lomba. Alhasil hari itu mereka mendapat banyak rusa. Malam harinya mereka pesta daging rusa sambil sedikit minum arak untuk menghangatkan badan.

Sementara Shin Hye semakin dapat beradaftasi di kamp dengan para prajurit yang terdiri dari laki-laki semua, ayahnya di rumah nyaris tidak bisa tidur setiap malam. Begitu juga ibu dan neneknya. Disaat gadis lain sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti kontes dengan berbagai kursus kewanitaan, Shin Hye malah tengah berada di kamp pelatihan militer. Mempersiapkan diri untuk pergi berperang.

Ibunya menyesal telah memaksanya supaya mengikuti kontes dan mengharuskannya kursus segala macam, jika tidak memaksanya mungkin Shin Hye tidak akan nekad mengikuti wajib militer. Mungkin memasuki kamp dengan alasan mengganti tugas ayahnya hanya cara dia lari dari keengganannya mengikuti kontes kecantikan. Tanpa berdiskusi dan memikirkan akibatnya. Bila mengingat hal buruk, misalnya penyamaran Shin Hye diketahui, air mata Ny Park tanpa dapat dibendung menetes. Sekujur tubuhnya lantas terasa letih. Ia gelisah apakah Shin Hye akan selamat?
"Berapa lama kira-kira pelatihan itu akan berlangsung, Orabeoni?" tatapnya kepada suaminya.
"Untuk seseorang bisa berperang itu perlu dilatih setidaknya 6 bulan. Tapi karena kondisi saat ini darurat perang, mungkin tidak akan selama itu tapi mereka akan langsung menjadi pasukan perang." jelas Tn Park dengan kegetiran di wajahnya yang tidak bisa disembunyikan.
"Lalu apa Shin Hye akan selamat?" bisik Ny Park gelisah tak terkira.
"Kita hanya bisa mendoakannya, semoga langit melindunginya." Tn Park berusaha pasrah.

Tanpa terasa 10 hari berlalu. Seperti yang disebutkan komandan regu diawal, bahwa untuk pelatihan dasar militer akan langsung dibawah pengarahan seorang kapten. Dan siang itu saat pasukan tengah beristirahat seusai latihan, terdengar derap kaki kuda yang mengarah ke tempat itu. Kemudian 2 orang penunggang kuda terlihat memasuki kamp. Yang di depan terlihat sangat gagah dengan pakaian kebesaran seorang militer berpangkat tinggi. Sedang yang dibelakangnya berpakaian seperti komandan regu.

Serta merta ke-3 komandan regu menyambut kedatangannya. Mereka berdiri diluar tenda dengan sikap sempurna, kemudian salah satu memberi komando untuk memberi hormat. Ketiganya membuat gerakan yang sama yakni membungkukan badan hingga membentuk sudut 30° dan tetap pada posisi itu sampai si penunggang kuda loncat dari punggung kuda. Lalu menyerahkan tali kekang kepada salah satu sambil bersuara.
"Eoh, gomowo! Aku menunggu laporan kalian di dalam." ucapnya sambil melangkah ke dalam tenda.
"Nde, aguesmidha." Komandan Choi menjawab seraya mengikuti langkahnya.

Orang-orang yang melihat dari dalam tenda terkesima, setelah sosoknya hilang semua berseru takjub serta kagum.
"Daedanhada! Itukah Kapten putra panglima perang itu?" seru seseorang di tenda Shin Hye.
"Mwoga...? Putra panglima perang?" lirik Kwang Hee yang tidak sempat melihat sebab tengah sibuk membagi makanan. "Apakah pelatih kita sudah datang, Hyung?" tanyanya.
"Nde, baru saja. Sekarang sedang menerima laporan."
"Apa barusan ada yang datang?" dia melihat keluar. Seorang komandan regu tampak menuntun 2 ekor kuda ke kandang. "Pasti orang yang menunggangi kuda hitam itu." gumamnya.
Kwang Hee melanjutkan membagi makanan ke tenda lain kala salah seorang komandan regu mencarinya.
"Siapkan makan siang untuk Kapten!" perintahnya.
"Untuk Kapten?"
"Nde."
"Makanan apa?"
"Sama seperti yang kalian makan, hanya dalam wadah yang lebih baik supaya lebih sopan."
"Nde, aguesmidha."
"Lalu antarkan ke markas."
"Nde."

Sangat efisien dan efektif. Tidak suka membuang waktu. Baru saja sampai langsung meminta laporan. Tidak-kah dia butuh istirahat, tidur sejenak misalnya setelah melakukan perjalanan jauh. Batin Kwang Hee yang mengantarkan makanan, dan melihat sang kapten sudah sibuk saja pada laporan. Kalau itu dirinya, pasti yang pertama ia lakukan makan lalu tidur. Tidak akan repot dulu dengan laporan. Tapi yang sangat menarik baginya, kapten itu betul-betul pria yang tampan. Bahkan dirinya saja suka menatap wajahnya berlama-lama, apalagi wanita. Sangat berwibawa dan kharismatik. Cocok sekali dengan jabatan yang dipangkunya. Seorang perwira militer dalam usianya yang masih muda.

"Kamsahamnidha." ucapnya kepada Kwang Hee yang menyuguhinya makan.
Kwang Hee yang sedang terpesona menatapi wajahnya itu segera mengangguk.
"Selamat menikmati." ucapnya pula kemudian mundur dan berlalu pergi.
"Daebak." serunya saat tiba di tendanya. "Kau pasti jatuh cinta kalau melihatnya, Shin.... Yang-ah." hampir ia pun salah menyebut nama Shin Hye di depan teman-teman setendanya.
"Kapten itu, Kwang Hee-ya?" sergah salah satu.
"Betul, Hyung."
"Apa dia sangat keren?"
"Luar biasa keren, gagah dan tampan. Aku saja terpesona melihatnya, apalagi perempuan." jelas Kwang Hee.
"Kenapa Shin Yang akan jatuh cinta pada kapten? Apa dia punya orientasi seks penyimpang?" yang lain menimpali kicauan Kwang Hee sambil menatap Shin Hye penuh curiga.
"Tentu saja bukan begitu maksud Kwang Hee Hyung, Tae Seok Hyung. Aku ini mengidolai prajurit, atau tepatnya mengidolai karir mereka. Dan terhadap sosok kapten, jabatannya yang tinggi itu yang akan membuatku jatuh cinta. Andai aku bisa seperti dia." konter Shin Hye cepat sebelum Kwang Hee semakin salah bicara.
"Kau harusnya memulai karir prajuritmu sejak beberapa tahun yang lalu kalau ingin menjadi prajurit sungguhan. Masuk sekolah prajurit." nasehatnya.
"Nde, sekarang sudah terlambat." senyum Shin Hye.

TBC

Ku jd deg2an sendiri mau m'pertemukan dooley couple. Apalagi Yong sehabis wamil tampilannya makin mature...

Liat di family consert FNC 2019, entah kenapa ku jd kasihan pdnya. Tdk ada Hong Ki dan member CN Blue yg lain, dia jd spt hrs memikul tanggung jawab sendiri.

Dan t'lihat FNC hanya mengandalkannya. Skg ku mmg prihatin dgn FNC... 2 band andalannya dlm kondisi koma. Ku jd tdk sabar nunggu mereka semua menyelesaikan wamil. Thn 2021 nanti...

The Beautiful WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang