Chapter 24

46 1 0
                                    

Tak sampai 30 menit kami bertiga telah sampai di rumah sakit. Tanpa membuang waktu Yahiko segera menunjukkan jalan ke sebuah ruangan.

Cklekk... Bunyi pintu yang dibuka oleh Yahiko tanpa diketuk.

Tampak di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa tentara yang berpenampilan hampir sama dengan Yahiko.

Mereka memakai seragam yang sobek sana sini dan juga dengan kondisi terluka parah seperti Yahiko.

Mereka semua berdiri melingkari sebuah ranjang yang terdapat gundukan putih diatasnya.

Tap tap tap... Dengan perlahan aku mulai mendekati gundukan putih tersebut.

Srettt... Segera ku buka kain putih yang menutupi gundukan tersebut.

Grebbb... Setelah melihat apa yang ada di balik gundukan putih tersebut aku pun langsung memeluk erat sesosok tubuh yang terbaring disana.

Meski tubuh tersebut mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya namun hal itu jelas tak menghalangi ku untuk dapat mengenali siapa si pemilik tubuh yang kini telah terbaring tak bernyawa.

"Argghhhhhhhhhhh!!!!" teriak ku meraung keras sambil memeluk tubuh Naruko yang kini tak lagi bernyawa.

"Hiks hiks Naruko!! Bangun Naruko bangun!! Bangun Naruko!!!!" teriak ku lagi dan lagi semakin histeris.

"Kau tak boleh mati seperti ini!! Kau harus tetap hidup!! Buka mata mu Naruko!! Kau bilang akan kembali setelah menyelesaikan misi terakhir mu!! Kau bilang kau akan menikah dengan ku setelah kembali!! Kau bilang akan keluar dari pasukan khusus dan memulai lembaran baru dengan ku!! Bangun Naruko!!!" teriak ku lepas kendali.

Benar-benar tak terima dengan takdir yang menimpa kami. Bagaimana Tuhan bisa begitu kejam melakukan ini semua pada kami berdua.

"Naruko!!! Kau harus tepati janji mu!! Bangun Naruko bangun!!!!" teriak ku semakin tak henti-hentinya memanggil nama Naruko.

"Huwaaaa!!!!" tangis ku pun pecah seketika.

"Tidak mungkin hiks ini semua pasti mimpi hiks. Jangan bercanda Naruko hiks cepat bangun hiks" rancau ku semakin tak terkendali.

Sementara Shisui dan para tentara yang ada di ruangan tersebut termasuk Yahiko hanya bisa memandang sedih kearah ku yang terus memeluk tubuh Naruko yang terkena luka bakar parah.

Tubuh yang hampir tak bisa di kenali. Namun tidak dengan ku yang akan selalu tahu bahwa itu adalah Naruko.

Puk... Tiba-tiba saja seseorang menepuk bahu ku dari belakang.

"Naruko telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dia gugur dengan penuh kehormatan" ucap orang tersebut penuh kebijaksanaan.

"Komandan hiks" lirih Yahiko menyebut nama orang tersebut yang ternyata adalah komandan Sarutobi atasan Naruko di pasukan khusus.

"Narukoooooooo!!!" teriak ku memanggil nama Naruko dengan kencang.

|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|=|

(Skip time...)

Keesokan harinya tepat pukul 09.00 pagi proses pemakaman Naruko dilaksanakan.

Karena Naruko adalah kapten pasukan khusus oleh karena itu pemakaman Naruko dilakukan dengan menggunakan adat militer.

Hal itu sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi seorang prajurit negara. Termasuk Namikaze Naruko sang kapten pasukan khusus tim Alpha.

Proses pemakaman pun berjalan lancar. Para pelayat yang hadir yang kebanyakan adalah anggota militer mereka mengantarkan kepergian sang kapten dengan penuh kehormatan.

"Topi Baret Merah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang