Chapter 8

81 3 0
                                    

Setelah dirasa cukup, aku pun segera berjalan turun menuju ke dapur untuk membuatkan sesuatu yang bisa mengganjal perut atau mungkin lebih tepatnya mengganjal mulut Sasuke yang sejak tadi terus mengoceh di meja makan.

Mulai dari ayo kakak, cepat, aku sudah lapar, kakak aku hampir mati kelaparan dan lain sebagainya.

Tak ingin membuang waktu. Sesampainya di dapur aku pun langsung membuka kulkas dan menyalakan kompor.

Dua puluh menit kemudian 2 buah piring berisi nasi goreng telah tersaji di atas meja makan. Satu untuk ku dan satu lagi untuk Sasuke yang ekstra tomat.

"Ini" ucap Sasuke sambil menyodorkan secangkir kopi hitam pada ku.

Untuk tugas membuat minuman memang Sasuke yang melakukan. Dia membuat secangkir kopi hitam untuk ku dan secangkir teh less sugar untuknya sendiri.

"Hn" gumam ku singkat sambil mulai menyeruput kopi buatan Sasuke.

Setelah baru saja meletakkan cangkir kopi milik ku tiba-tiba saja ponsel yang ada di saku celana ku bergetar tanda ada panggilan yang masuk.

Tanpa melihat siapa si penelpon aku segera menggeser tombol hijau dan menempelkan benda berbentuk persegi panjang itu di telinga ku.

"Hallo" ucap ku pada si penelpon.

"....."

"Ada apa?" tanya ku kemudian pada si penelpon yang ternyata adalah Shisui.

"....."

"Apa harus hari ini?" tanya ku dengan nada frustasi.

"....."

"Tapi ini hari minggu dan seharusnya aku libur" balas ku tak kalah cepat.

"....."

"Hahh baiklah nanti aku kesana" ucap ku pada akhirnya.

"....."

"Hn aku mengerti" ucap ku mengakhiri pembicaraan dengan Shisui.

Setelah menutup sambungan telepon dari Shisui aku segera meletakkan ponsel ku keatas meja dan mulai kembali menyendok nasi goreng.

"Ada apa?" tanya Sasuke penasaran saat melihat ku seolah tak berselera makan setelah menjawab panggilan telepon dari seseorang barusan.

"Tidak ada. Kau mau nasi goreng milik ku? Kelihatannya kau sangat kelaparan?" tanya ku balik pada Sasuke menawarkan nasi goreng ku.

Pasalnya aku melihat bahwa piring nasi goreng Sasuke hanya tinggal setengah.

Padahal aku mengangkat telepon dari Shisui tadi tak sampai 5 menit dan nasi goreng Sasuke sudah tinggal setengah.

"Astaga anak ini benar-benar kelaparan" batin ku meringis dalam hati.

"Hehehe tidak perlu kak. Aku memang lapar tapi ini sudah cukup" jawab Sasuke menolak secara halus.

"Hn ya sudah" balas ku tak memaksa.

"Jadi ada apa? Kenapa kakak tiba-tiba tak berselera makan?" tanya Sasuke sekali lagi saat aku belum menjawab pertanyaan-nya tadi.

"Hahh hari ini kakak harus ke kantor" jawab ku sambil menghela nafas lelah.

"Ke kantor untuk apa? Bukankah hari ini libur karena ini hari minggu. Kakak mau bekerja di akhir pekan seperti ini?" tanya Sasuke tampak tak suka melihat ku bekerja terlalu over.

Bahkan di hari libur seperti ini dimana kebanyakan orang seharusnya bermalas-malasan di rumah.

"Hn kakak tahu. Tapi ini darurat, Shisui bilang ada dokumen yang harus kakak kerjakan dan selesaikan hari ini juga karna besuk akan dibahas dalam meeting bersama kolega kakak" jawab ku mencoba menjelaskan situasinya pada Sasuke.

"Topi Baret Merah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang