Chapter 21

43 1 0
                                    

Sementara itu di sudut lain bandara tampak sekelompok orang yang memakai seragam tentara sedang berjalan penuh wibawa melewati para pengunjung bandara lainnya.

Bahkan saking gagahnya mereka sampai mampu menarik atensi dari para pengunjung yang rela berhenti berjalan hanya untuk melihat kearah mereka.

Dan yang membuat hal tersebut begitu mencolok adalah formasi mereka yang tak biasa.

Bagaimana tidak, gerombolan tentara yang berjumlah sekitar 7 orang (6 laki-laki dan 1 perempuan) tersebut berjalan dengan gagah, percaya diri, berwibawa dan penuh dominasi.

Dimana 6 orang tentara laki-laki tersusun menjadi 2 baris menyamping dan 3 baris ke belakang. Ditambah seorang tentara wanita yang berjalan dengan tegak di barisan paling depan dari para tentara laki-laki tersebut seolah menegaskan bahwa dia adalah sang pemimpin, kapten, ketua, komandan, atau apapun itu.

Yang jelas melihat hal itu membuat semua mata yang memandang berdecak kagum. Apalagi mereka semua memakai topi baret merah di kepala mereka yang melambangkan bahwa mereka adalah pasukan khusus.

Memang sudah jadi pengetahuan umum bahwa tentara dengan topi baret merah itu adalah pasukan khusus. Yang itu artinya ke tujuh tentara tersebut adalah para pasukan khusus.

"Kelihatannya kita jadi pusat perhatian" ucap salah satu tentara (Yahiko).

"Itu karna kita terlalu mencolok" komentar tentara lain menanggapi (Sasori).

"Mau bagaimana lagi" sahut tentara lainnya (Nagato).

"Hn biarkan saja mereka" balas ku (Naruko) tegas penuh wibawa.

"Siap kapten!" sahut mereka semua kompak.

"Hm" gumam ku sambil menarik sudut bibir ku tersenyum kecil.

Melihat mereka semua menuruti ucapan ku membuat ku menarik sudut bibir ku.

Hal itu mampu membuktikan otoritas ku sebagai kapten mereka meski status ku yang seorang wanita.

Tapi di dunia militer kemampuan jelas menjadi tolak ukur yang paling utama bukan sekedar gender.

"Apa masih jauh?" tanya Yahiko mulai sedikit mengeluh.

"Sabarlah sedikit Yahiko" sahut Nagato menanggapi.

"Berhenti mengeluh. Kita ini pasukan khusus ingat" timpal Sasori menambahi.

"Itulah maksud ku. Kita ini adalah pasukan khusus tapi kenapa kita malah naik penerbangan komersil seperti ini?" tanya Yahiko tak habis fikir.

"Kenapa kau tak katakan itu di depan komandan tadi?" sindir ku halus menanggapi bentuk protes Yahiko.

"Memangnya aku sudah kehilangan akal sehat" dengus Yahiko menanggapi.

"Khikhikhi" terdengar suara kikikan geli dari Nagato dan Sasori setelah mendengar ucapan Yahiko barusan.

"Tak usah ditahan begitu" sahut Yahiko sedikit sewot.

Paham bahwa Nagato dan Sasori sedang berusaha mati-matian menahan tawa mereka.

"Ekhm bukan begitu Yahiko" dehem Nagato meluruskan. Tak ingin Yahiko salah paham.

"Hn" gumam Yahiko cuek tak peduli.

"Lagi pula bukankah komandan sudah menjelaskan kalau pesawat militer kita sedang di service" ucap Sasori mengingatkan.

"Dan lagi meskipun kita naik pesawat komersil tapi pihak militer telah membuat kesepakatan khusus dengan pihak maskapai penerbangan. Jadi hanya akan ada kita dan kru pesawat saja nantinya" sahut ku mengingatkan sekali lagi.

"Topi Baret Merah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang