2

372 82 24
                                    

Chanyeol POV.

.
.
.

Kami berempat menegang dan berhenti adu argumen ketika anak yang kutemukan, mulai merintih dan bergerak tidak nyaman.

Ia membuka matanya dan aku terkejut ketika mengetahui anak sekecil dia gemar memakai softlens, biru pula warnanya.

Tangannya menggapai telinga dan sibuk merintih kesakitan.

"Hei, tenanglah" aku mendekat untuk membujuknya berhenti mengais perban yang tersumpal di telinganya.

"ASHDKDBDJKW!"

"Eh?"

Aku berjengit ketika tidak memahami bahasanya. Aksen yang belum pernah kudengar sama sekali, dan bicaranya kelewat cepat.

"SKALSHDI AKSHSUWKABL SKSLEN?"

"Kau bisa Korea? Inggris?"

"JAKSNDJK? BDHLAOSB!"

Kulemparkan pandangan ke arah Minseok Hyung yang sedang menggaruk tengkuk, melirik dua orangtuaku yang sedang berpandangan.

"KSHDK!!" Pekiknya hebat. Ia merabai tubuhnya yang sudah berganti pakaian milik Minseok Hyung.

Ia menatapku tajam dan menarik-narik piama yang digunakannya. Mungkin dia mencari pakaian zirah-nya?

"Tunggu sebentar," ucapku. Tapi ia memaksa turun dari ranjangnya dan mengekoriku meskipun ia diekori Minseok Hyung dibelakangnya.

Aku beringsut berbalik dan memapahnya bersama Minseok Hyung karena ternyata ia kesulitan berjalan.

Membuka kotak sampah steril diujung ruangan, lalu melompat terkejut ketika anak itu menyerobot. Didorongnya tubuhku hingga hampir terjungkal, dan ia mengais sisa baju zirah-nya.

"GSKSLANL? KAOAJWN!"

Anak aneh itu menarik sebuah pin perak sebesar koin dari kerah bajunya. Lalu berteriak-teriak didepannya.

"Chan, kau yakin tidak membawa orang gila?"

Sebentar kupikir. Dia jatuh dari langit, beberapa saat setelah hujan meteor. Benarkah..?

Omo!

"A-aalien!!" Pekikku.

Kepalaku terhuyung,ada yang mendorong kepalaku! Minseok Hyung menatapku datar dan mengatai aku yang gila.

"Benar Hyung! Dia jatuh dari langit, merangkak keluar kapsul, dan bahasanya asing! Alien!"

Eomaa, Appa, dan Hyung menatapku mematung. Tapi kemudian aku sadar, pandangan mereka melewatiku. Persisnya menatap anak aneh dibelakang punggungku.

Aku menoleh karena mendengar suara gemerincing dan kresakan heboh berasal darinya.

Omo! Dia benar-benar alien. Benarkah dia keturunan Optimus Prime? Decepticons?

Bisa kau bayangkan tidak anak lelaki setinggi dadaku, menggunakan piama kebesaran milik Minseok Hyung. Dirayapi logam dan alumunium sampai ke seluruh tubuhnya. Yang tersisa hanya kedua mata bulatnya yang sekarang malah tertutup kaca hitam.

"B-bum-bumi?"

Suaranya bergaung teredam helm besinya. Aku mengangguk sembari melangkah mundur perlahan. Kedua orangtuaku dan Hyung sudah merapat ke tembok terlebih dulu.

Dia melangkah mendekatiku, dan aku tak punya pilihan bagus selain berlari dengan langkah mundur. Itu terlihat konyol, tapi aku terdesak.

"Kor-ea." Ucapnya lagi. "Ugh, " tiba-tiba ia terhuyung memegangi kepala helm-nya.

Kalian bodoh jika mendekati makhluk yang jelas-jelas bukan berasal dari bumi.

Rupanya aku masuk kategori orang bodoh. Aku mendekatinya, mendekati alien. Kali kedua dalam kurun waktu kurang dari 6 jam. Kaupikir masihkah ku waras?

Keluargaku memekik tertahan melihat kelakuan bodohku.

Aku hampir menyentuh ujung bahu besinya, ketika ia mendongak dan aku kembali melompat mundur.

"Ma-nu-si-a. Baik? O-rang ba-ik?"

Jelas aku mengangguk. Lalu aku berpikir ini adalah keajaiban. Hebat.

Park Chanyeol adalah pemecah rekor. Orang pertama yang menjawab pertanyaan Alien! Tapi kenapa ia tiba-tiba bisa bicara dengan bahasa Korea, setelah sebelumnya bicara tidak jelas bahkan meneriaki pin logam dengan bahasanya sendiri.

"A-ku. Bisa, min-ta ban-tu?"

Meminta bantuan? Aku dimintai tolong oleh alien! Aku mengangguk ragu karena masih takut dengan perangainya.

"Chan!" Keluargaku berteriak ketika anak itu mengulurkan sebuah logam batangan sebesar senter padaku.

"Panas tidak?" Tanyaku tanpa sadar. Yah, aku bisa melihat kepulan asap tipis mengelilingi logam itu. Kupikir panas?

"Pa-nas?" Ia mengernyit lalu menggeleng mantap. "D-di-dingin!"

Ia melemparkan logam itu padaku dengan tiba-tiba. Aku menangkapnya dan bisa kurasakan tanganku hampir mati rasa karena seperti menggenggam es batu.

"Simpan-kan, u-untuk ak-ku."

Dari suaranya yang tergagap itu, aku bisa menangkap permohonan darinya. Itu tersampaikan oleh tubuhnya yang membungkuk padaku.

Aku mengangguk saja. Ia lalu beralih pada keluargaku yang masih setia merapat pada dinding. Membungkuk sopan lalu bergumam dengan ragu,

"Te-rima-ka ka-sih..?"

Ia lalu melangkah mundur, meraba dada kirinya. Menunduk, dan..

HILANG!

Aku terenyak dan suara kesiap seperti paduan suara dibelakangku.

"Kau pungut anak alien atau hantu!?"

Eomma mendekatiku dan aku tahu ini tidak baik. Ini akan berlanjut pada,

Nyuuuttt..

"Kenapa kau blabla blaaa.. "

Telinga kesayangku sudah dalam jepitan jemari Eomma. Memaksa mendengarkan segala ocehan dan pertanyaan mereka satu persatu yang selalu kujawab dengan jawaban,

"Tidak tahu"

Maka telingaku yang lain akan mendapat jepitan jari Minseok Hyung. Sedangkan Appa akan terus mendesakku untuk menjawab selain kata 'tidak tahu'.

Pandanganku beralih ada batang logam yang masih mengepul. Eomma memintaku untuk meletakannya dalam toples kaca.

Sebenarnya apa yang terjadi disini?

.
.
.

Tbc.

~MBS~
7300 words.
Publish 18.Dec.19

[3] My Baby StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang