4

323 81 26
                                    

Chanyeol POV.

.
.
.

Hari ini akhir pekan, aku tidak ada aktifitas apapun di rumah, karenanya aku menyebrang ke rumah si Kembar Kim dan mengajak keduanya bermain.

"Bolehkah, bibi?"

Setelah Bibi Johyun mengangguk, aku menggandeng keduanya kembali kerumah disambut uluran tangan Eomma.

"Aigoo.. Anak nakal, kemana saja dari kemarin? Moma Park buat ice cream untuk kalian, ayo kemari" Eomma mengambil alih dua tangan mungil dari genggamanku, merebutnya dan membawa mereka ke depan kulkas. Memamerkan senjatanya berupa gunungan ice cream pada dua anak yang melonjak-lonjak kegirangan.

Aku duduk di kursi makan, mengawasi mereka yang memakan ice cream dengan berebut seerti biasa.

Jongdae dan Jongin memanggil Eomma dengan sebutan Moma Park karena Eomma menganggap keduanya sebagai adikku, sedangkan Appa dipanggil Popa Park yang selalu memberi mereka uang jajan jika kebetulan mendapati mereka dirumah.

Sedari dulu Eomma menyukai anak kecil, tidak tahu saja dulu aku hampir punya adik. Eomma senang sekali saat mengandungnya.

Eomma pernah mengatakan padaku bahwa calon adikku akan diberi nama Kyungsoo. Tapi kemudian Eomma mengalami keguguran dan kehilangan bayinya.

Ia sedih bukan main, mengalami stress hebat yang berkepanjangan. Beruntung Minseok Hyung yang saat itu memiliki banyak teman medis, membantunya dengan mencarikan dokter bagus untuk membantu Eomma kembali sehat.

Sejak saat itu, Keluarga Kim pindah ke rumah sebelah. Mengetahui bahwa saat itu Bibi Johyun sedang mengandung, ia ikut merawatnya.

Mulai dari memberi masakan sehat tiap pagi, mengupaskan macam-macam buah tiap sore, atau berdiskusi bersama Bibi Johyun seputar calon bayinya.

Bahkan Eomma tidak segan-segan memarahi Paman Junmyeon yang tidak becus memenuhi kebutuhan ngidam Bibi Johyun.

Ah, kalau mengingatnya lagi bisa membuat perutku keram karena tertawa tanpa henti.

Pernah Paman Junmyeon memanjat pohon mangga, kenapa harus memanjat? Karena Bibi Johyun tidak mau kalau bukan Paman Junmyeon sendiri yang memetiknya.

Saat Bibi Johyun meminta dibelikan tteokbokki di malam hari buta, Paman Junmyeon datang ke rumah. Mujur baginya karena Eomma mau memasakkan demi Bibi Johyun.

Yang paling terkesan, saat Paman Junmyeon dipaksa ikut yoga ibu hamil dengan celana merah ketat. Bisa kau bayangkan betapa wajah Paman Junmyeon semerah celananya.

Setelah lahir-pun, si kembar masih sering merecoki Paman Junmyeon tanpa takut.

Mereka malah lebih nurut padaku ketimbang Ayahnya sendiri.

Karena itulah mereka senang sekali saat kuajak jalan-jalan, atau sekedar menjemput mereka pulang sekolah pun semua itu keinginanku sendiri.

Sekolah Si Kembar berada di kompleks yang sama dengan sekolahku. Bahkan gerbangnya pun hanya berjarak 50 meter.

Andaikan kalau mereka benar-benar adikku.

Ups, kenapa bayangan Appa yang memanjat pohon mangga yang melintas di benakku? Hahaha, konyol sekali kelihatannya.

Ah, coba kalau Kyungsoo bisa bertahan. Aku ingin tubuhnya gempal, bulat, wajahnya bulat, matanya bulat, hidungnya mungil, alisnya tebal dan bibirnya yang mengerucut imut. Coba bayangkan akan jadi apa wajahnya.

Deg!

Kenapa, wajah anak alien itu yang terbentuk.

Demi Grafitasi Pluto!

[3] My Baby StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang