9

286 59 14
                                    

"Ha-hai, Kyungsoo. Kau-kau baik?" tanyaku.

Bola tenis bercahaya yang tadi kulihat benar-benar pesawat Kyungsoo. Setelah mendarat ke atap rumah, ternyata sebesar kulkas dua pintu. Untuk ukuran pesawat alien kurasa cukup kecil, tapi lupakan itu karena mereka benar-benar canggih.

Baru setelah Kyungsoo melangkah keluar dari ambang pintu pesawatnya, kulkas dua pintu itu seakan melipat diri hingga menjadi kunang-kunang elektrik yang lalu hinggap di telinga Kyungsoo, lalu berkedip kedip.

"Hai Hyuu –ugh,"

"HEI!!"

Anak itu hampir tersungkur jika aku dan Min-Hyung tidak sigap menangkapnya. Kyungsoo pingsan bahkan sebelum menyelesaikan kalimatnya.

Aku dan Min-Hyung membawanya ke kamar yang perna Eomma buatkan khusus untuknya, smentara aku sembari menjerit-jerit agar seisi rumah terbangun dan tahu kalau Kyungsoo pulang –Kyungsoo kita.

"Appa-Eomma! KYUNGSOO!!" Lalu terdengar suara berdebam keras.

Setelah membaringkan Kyungsoo, Eomma datang paling paling dulu lalu menyusul Appa yang sedikit pincang.

"Ommo! Kyungie-ya. Apa yang terjadi Min?"

"Aku-pun tidak tahu Eomma, pesawatnya tiba-tiba mendarat di atap. Aku dan Chanyeol melihatnya keluar dan sempat menyapa kami, lalu dia pingsan begitu saja. Beruntung sekarang sudah larut malam, aku takut tetangga melihatnya. Pesawat Kyungsoo cukup terang Eomma."

"Kasihan sekali, lihat wajahnya. Ia terlihat lelah. Apa dia datang bersama paman galaknya yang kemarin?" tanya Appa celingukan.

"Kyungsoo sendiri, Appa—"

"..—lan,"

Kyungsoo bergumam, kami berempat saling bertanya dan kembali mendengarkan baik-baik."bu-bulan.."

Bulan katanya, kenpa dengan bulan? Sempat-sempatnya aku melongok keluar jendela, melirik bulan perak diluar sana. Ada apa dengan—

"Eugh, bawa..aku –bulan,"

Sepertinya aneh, tapi kuajak Min-Hyung membawa Kyungsoo keluar lagi ke halaman belakang rumah. Memangkunya duduk disana, dibawah sinar bulan. Sementara Kyungsoo telah membuka mata dan tersenyum memandang kami berempat.

Eomma berlutut disampingku, mengusap wajah Kyungsoo sambil menahan tangis. Sepertinya Eomma senang sekali bisa bertemu kembali dengan alien manis ini.

"Ah, ini aku sedang minum Eomma,"ucapnya. "Kalau Hyung minum susu, Kyungsoo minum sinar matahari," lanjutnya sambil tertawa kecil. Imut sekali saat matanya menyipit. Bulan sabit akan iri diatas sana.

"Ssst..  Kyungie. Ya Tuhan, Eomma merindukanmu." Eomma menangis mendekap Kyungsoo, berusaha merebutnya dari pangkuanku.

Beberapa lama kemudian sesuatu dalam kepala Kyungsoo berbunyi seperti bahasa yang tidak aku mengerti. Kata Kyungsoo itu artinya Ia telah selesai 'minum', kini terlihat Kyungsoo lebih kuat menopang tubuhnya sendiri, bahkan membantu Eomma berdiri dan mengajak kami semua masuk.

Didalam, kami duduk berimpitan di karpet ruang tengah. Setelah Kyungsoo mendapatkan selimut dari Min-hyung, Ia mulai bercerita.

"Jadi Kyungsoo pulang, karena sembunyi lagi" ucapnya sedih, "Paman Lay bahkan memintaku untuk jangan kembali dalam waktu dekat, aku jadi bingung."

"Kyungsoo, kau bisa tinggal disini kapanpun kau mau, Eomma dan Appa tidak keberatan bahkan para Hyung ini pasti akan sangat senang ada kau." Kata Appa, "Asalkan pamanmu itu tidak ikut tinggal juga," lanjutnya lirih, Min-Hyung menyikut Appa dengan berbisik tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[3] My Baby StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang