Chanyeol POV.
.
.Seperti biasa, pulang sekolah aku menjemput Kim Bersaudara dari depan gerbang sekolah mereka. Sempat mampir sebentar karena Jongin merengek meminta es krim.
Aku sempat menolak karena ternyata uang saku mereka habis. Tapi kemudian mereka mengaduk isi tas kecil masing-masing, dan mengumpulkan beberapa uang kecil lalu digabungkan.
Gabungan uang itu hanya cukup untuk membeli satu es krim. Yah, karena mereka akur hari ini, keduanya sepakat untuk berbagi.
Sesampainya didepan gerbang rumah Kim, Jongin hampir membuka pintu ketika Jongdae memekik dengan nyaringnya. Aku kaget, juga telingaku yang pengang.
Tangannya menunjuk-nunjuk pagar rumahku, kakinya lari kecil dan menghampiri semak rimbun diujung halaman rumahku.
Aku memegangi Jongin yang melonjak-lonjak ingin segera menghampiri saudaranya.
Setelah mendekat, akhirnya aku mengerti. Jongdae sedang menarik tangan seorang bocah yang bersembunyi dibalik semak.
Aku cukup yakin itu tangan anak al-maksudku- Kyungsoo.
Setelah Jongdae yang kini dibantu Jongin untuk membujuknya, Kyungsoo keluar dari rimbunan semak. Beberapa daun kering menempel dirambutnya dan leher yang kemerahan.
"Ga-tal..?" gumamnya sambil menggaruk lehernya.
"Ya iya gatal. Itu kan banyak ulatnya" ucap Jongdae. "Kau, siapa?"
"Matamu besar ya" Jongin menyeletuk. Tangannya terulur untuk mencolok pipi Kyungsoo dengan telunjuknya. "Pipimu bulat sekali, aku jadi ingat mochi"
Aku terkekeh saat Kyungsoo bingung untuk menjawab keduanya dengan bersamaan.
Kutuntun ketiganya masuk kedalam rumah dan menghubungi Bibi Johyun lewat telepon, bahwa anaknya berada disini.
Aku sendiri naik ke kamarku untuk berganti baju. Sesaat kemudian aku mendapati Eomma di ruang kamar tamu yang jarang dipakai.
Ada beberapa kardus disana yang entah apa isinya, dan beberapa ember cat tembok serta kuas. Baru kusadari kalau cat temboknya baru selesai di cat ulang.
"Eomma," panggilku. "Si kembar Kim berada dibawah bersama Kyungsoo" Eomma mengangguk lalu menutup pintu.
"Kamarnya dicat ulang, Eomma?"
Eomma mengangguk. "Kamar untuk Kyungsoo" jawabnya tersenyum. Ia melangkah menuju lantai bawah sedangkan aku membuka kembali kamar yang Eomma siapkan.
Empat sisi dinding dengan empat warna berbeda. Biru tua, biru muda, biru pastel, dan putih. Seprai baru yang masih terlipat diujung kasur dan beberapa baraang lain yang dijejalkan masuk kedalamnya.
Aku menutup kembali pintunya, lalu membuka pintu disebelahnya. Ya, kamarku.
.
"Daaa Sooooo.."
"Besok sore kita main lagi"
Dua anak kembar itu rela melintir lehernya demi menengok ke belakang dan melambai dengan satu tangan karena tangan lainnya berada digenggaman Bibi Johyun yang menjemput kemari.
Kyungsoo disampingku mengintip dari sisa pintu dan melambaikan tangannya perlahan. Lalu menatapku.
Ya Tuhan. Aku ingin mencolok matanya.
Tapi tidak, aku menutup pintu dan menuntunya ke dapur.
"Ayo kita mencuri pie apel" bisikku.
Kyungsoo mengangguk saja sambil mengekor dibelakangku. Eomma sedang sibuk dengan kompor di ujung sana, sedangkan pie apel berada di sisi strategis untuk ku comot bersama Kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] My Baby Star
FantasyBerawal dari hujan meteor. Chanyeol pergi ke puncak bukit untuk menikmati fenomena kegemarannya. Sesuatu memaksanya untuk merawat sesuatu yang bahkan mengalahkan mimpi terliarnya tentang luar angkasa. Chanyeol dihadapkan posisi sulit. Perang ant...