📍MCB||28

28K 1.4K 23
                                    


***

Setelah berbelanja di supermarket kini keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah kediaman Dirgantara.

Selama di perjalan Vania tampak gelisah di dalam mobil, membuat Arga mengerutkan keningnya.

"Kenapa sih," ujar Arga yang masih fokus menyetir.

"Ngak," balas Vania memalingkan wajahnya kearah luar jendela.

"Masih ngambek nih ceritanya," goda Arga menggenggam tangan Vania.

"Tau ah."

"Kamu ngak usah gelisah gitu, Bunda kan ngak pernah tanya macem-macem sama kamu," bujuk Arga mengelus rambut Vania.

Vania menghela nafas kemudian menghadap ke arah Arga dan tersenyum manis. "Iya aku tau kok tapikan ini kedua kalinya aku kerumah kamu."

"Yaudah nanti aku temenin kamu kalau mereka tanya yang buat kamu risih."

"Janji ya."

"Janji sayang."

Menempuh jarak kurang lebih limabelas menit, kini mobil Arga memasuki kawasan rumah Dirgantara.

Arga dan Vania bergegas keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu utama, tidak lupa dengan kantong kresek yang di tenteng Vania berisikan buah-buahan yang tadi mereka beli di supermarket.

"Assalamualaikum," ucap keduanya ketika membuka pintu.

"Wa'alaikumsalam," balas anggota keluarga Arga yang sedang bersantai di ruang keluarga.

Vania menelan salivanya susah payah dan mempererat menggenggam kantong kresek, Arga yang menyadari perubahan raut wajah Vania langsung menggenggam tangan Vania dan membawanya ke tempat kedua orang tuanya dan juga Arka.

"Siang Tan, Om," sapa Vania tersenyum kikuk.

"Siang Nak," balas mereka.

"Gimana kabar kamu sayang?" ujar Bunda Arga dan Arka.

"Baik kok Tan. Tante sendiri?"

"Ya seperti yang kamu liat sekarang, jangan panggil Tante dong panggil Bunda aja biar sama kayak Arga dan Arka," balas Rita dengan senyum mengembang di kedua sudut bibirnya.

"Iya Tan eh Bunda maksudnya,"ucap Vania gerogi.

"Gimana kabar kedua orang tua mu Nak? Kami jarang sekali bertemu," kali ini Fero  yang bertanya.

"Baik kok Om," jawab Vania seraya tersenyum hangat kepada kedua orang tua Arga.

"Kamu mau minum apa sayang biar Bunda buatin," ujar Rita.

"Terserah Bun, oh iya ini Vania bawa buah-buahan."

"Ngak usah repot-repot Nak."

"Ngak kok Bun, tadi habis mampir ke supermarket jadi sekalian beli buah," ucap Vania menyerahkan kantong kresek pada Rita yang di terima oleh empunya.

"Ar teman lo ngak main ke sini?" tanya Arka yang sedari tadi terdiam.

"Ngak tau."

"Elah kalau ngak ada Vania juga lo selalu tau kabar teman lo," celetuk Arka membuat Arga menatapnya tajam.

"Fitnah," ketus Arga.

"Fakta kali Ar," bela Arka.

"Serah lo aja," acuh Arga sembari memutar matanya malas.

Sedangkan Fero yang melihat hanya menggelengkan kepalanya seraya bangkit dari duduknya dan berjalan keruang kerjanya.

"Emang Arga gitu ya Kak?" tanya Vania membuat Arka meledakan tawanya membuat Arga menatapnya tajam.

My Cold Boyfriend (SELESAI||SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang