"Jadi, kalian tiba-tiba menikah karena........ bayi?" Suara lirih nenek terdengar keras karena suasana yang tiba-tiba berubah sunyi.
"Eh, anu.. nek, kami..." Pavel.
"Kau ini astagaaa !! Dasar anak kurang ajar !!" Dipukulnya kepala sang cucu.
"Ampun nek, ampun.." Pavel berlari ke dalam rumah menghindari pukulan bertubi-tubi dari neneknya.
Tapi sang nenek juga tak habis akal. Sebuah sandal yang tergeletak di lantai dilemparnya begitu saja ke arah Pavel.
"Aduh!!" Tepat. Pavel berhenti berlari, mengusap kepala belalangnya.
"Makanya jangan kurang ajar kau bocah!! Kasihan sekali nak Dome harus dihamili orang sepertimu. Astaga Tuhan.. berikan hambamu ini kesabaran menghadapi cucu kurang ajar ini.." dramatis memang neneknya Pavel ini.
"Nek.. sudah. Aku tak apa kok.." ujar Dome yang baru masuk rumah.
Nenek berbalik, kembali ke hadapan Dome. Tangan keriputnya mengelus perut rata Dome dengan lembut.
"Jadi, sudah berapa bulan?" Tanyanya.
Dome benar-benar menikmati elusan tangan sang nenek di perutnya. Harusnya dia merasa geli, tapi ini malah menyenangkan.
"Dua bulan jalan tiga, nek."
"Astaga, sudah sebesar itu? Jaga baik-baik, ya.."
"Pasti, nek." Dome.
"Kami pulaaang !!" Tiba-tiba terdengar teriakan serempak dari arah pintu depan.
Seorang lelaki berkacamata datang sambil menggendong seorang balita laki-laki diikuti seorang lelaki manis dengan kantong belanjaan di tangannya.
"Selamat datang.." Pavel.
"Lho, Pav kau sudah datang? Kapan?" tanya yang berkacamata.
"Baru saja, kak. Kalian darimana?" Pavel.
"Dari pasar. Belanja sekalian mencari krayon baru untuk Bass." Jawab sang lelaki manis.
"Ohoo.. Bas sudah sekolah ya sekarang?" Pavel mendekati balita yang baru saja turun dari gendongan ayahnya.
"Bass sudah masuk TK tau, Om.." jawab sang bocah imut.
"Panggil uncle dong, biar keren.." Pavel mencibit pipi gembil Bass.
"Ishh.. sakit om...." Bass melepas paksa cubitan Pavel.
"Tae, Tee.." nenek mendekat menggandeng Dome yang dari tadi diam menyaksikan interaksi mereka.
"Ini siapa nek?" Tae.
Tee menyenggol lengan suaminya kecil. "Ck. Masa tak tahu? Dia Dime, yang sering di TV itu lho.."
"Iya, ini Dome. Istri Pavel." Jelas nenek.
"Ha? Istri??" Tee dan Tae kompak menjawab kaget. Mata keduanya menatap tajam pada Pavel.
"He..he.. aku menikah tadi pagi, kak." Jawab Pavel menggaruk tengkuknya. Gestur salah tingkah.
"Lalu...."
"Nanti saja." Pertanyaan Tae dipotong begitu saja oleh nenek.
"Dome, ini Tae, kakak sepupu Pavel. Yang itu Tee, istrinya. Dan yang kecil ini adalah Bass, anak mereka." Jelas nenek.
Dome mengangguk tersenyum. "Salam kenal semuanya. Aku Dome." Membungkuk hormat.
"Ya sudah. Tee, ayo bawa masuk belanjaannya." Tee mengangguk. Menggandeng anaknya masuk dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,01 % (PavelDome)
Fanfiction"Hasilnya positif." "Tapi aku sudah mengetesnya puluhan kali dan hasilnya negatif." "Alat tes semacam itu memang mempunyai tingkat keakuratan sampai 99,9 %, tapi jangan lupa masih ada kemungkinan lain sebesar 0,01 %." "Jadi..."