Malam hari terasa hangat di ruang keluarga rumah Pavel dan Dome. Di dalam ruangan ada Pavel, Ben dan Joong yang bermain kartu di atas karpet dengan ditemani beberapa cemilan dan botol sprite ukuran besar.
Di atas sofa ada Dome ditemani Earth yang sedang membahas kontrak kerja baru sang artis yang sudah berbulan-bulan vakum.
"Bagaimana? Kau mau terima tidak?" Tanya Earth pada Dome.
Dome mengalihkan pandangan dari kertas kontrak di tangannya. Sorot kebingungan terpatri jelas menyembunyikan dimple menawannya.
"Pasangannya harus dia?" Tanya Dome balik.
Earth mengangguk. Lalu mengedikkan bahu tanda dia juga tidak tahu kenapa harus orang itu.
Pavel yang menangkap sorot aneh di wajah istrinya ikut menimpali obrolan dua lelaki manis yang duduk di sofa. "Dia siapa?"
"Joss." Earth yang menjawab.
"Mantan gebetan kak Dome?"
"Iya. Joss Wayar. Memang siapa lagi." Earth mendengus.
"Ini soal iklan susu hamil waktu itu kan kak?" Pavel meminta jawaban Dome.
"Hm.." jawab Dome singkat. Tangannya sibuk mengelus perut bulatnya yang hampir menyentuh angka delapan bulan.
Pandangan Pavel kembali pada Earth. "Kenapa kak Earth tak merekomendasikanku saja sih sebagai patner kak Dome? Aku dan kak Dome kan suami-istri betulan jadi pasti kesannya akan lebih natural."
Earth sudah menyangka Pavel akan usul begitu. "Direktur pemasarannya sendiri yang minta talentnya Dome dan Joss. Kami tak bisa menolak."
"Lagipula kau sudah taken kontrak duluan dengan perusahaan sejenis. Nanti disangka wanprestasi lagi." Jelas Ben yang dari tadi diam memperhatikan bersama Joong.
Benar juga -batin Pavel
"Kurasa ini tawaran bagus untuk Dome. Semenjak hamil kan dia belum pernah lagi dapat tawaran. Dengan mengambil iklan ini dia bisa tampil lagi di depan publik dan kembali meraih atensi publik. Bagus untuk karirnya kan?" Earth memandang Pavel dan Dome bergantian.
Dome menghembuskan nafasnya kasar. "Ambil saja. Besok kita ke kantor untuk taken kontrak."
"Tapi kak.."
"Sepertinya ada yang lupa. Biar kuingatkan. Dulu perjanjian awal kita tidak boleh mencampuri urusan satu sama lain kan?" Potong Dome sinis pada bantahan Pavel. Ekor matanya melirik tak suka pada suaminya.
Ada jeda yang diambil Pavel untuk menenangkan emosinya sebelum menjawab. "Oke, oke."
Pavel mendekatkan duduknya pada sang istri, hingga kini posisinya dia tepat di kaki Dome yang masih duduk di sofa. Memeluk kaki Dome dan mensejajarkan mukanya pada perut istrinya.
"Aku percaya kakak. Asal kakak jangan terlalu capek. Ingat baby juga. Kasihan kalau baby dan mamanya sama-sama kelelahan."
Dome hanya mengangguk sambil mengusap rambut Pavel yang sedang mendusel di perutnya.
"Jomblo can't relate." Joong, jomblo yang terdzolimi.
....
"Aku turun dulu." Dome hendak keluar dari mobil Pavel. Pagi ini jadwal shooting iklan Dome dimulai dan Pavel mengantarnya sampai lokasi.
"Ingat, jangan terlalu lelah kak. Kabari aku kalau nanti pulang." Nasehat Pavel.
"Nanti aku pulang dengan Earth saja. Takutnya aku selesai duluan darimu."
"Baiklah kalau begitu."
Dome melangkah keluar mobil dengan pelan sambil memegangi perut bawahnya menghampiri Earth yang sudah menunggu. Sedangkan sang suami langsung tancap gas lagi ke lokasi shootingnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
0,01 % (PavelDome)
Fanfiction"Hasilnya positif." "Tapi aku sudah mengetesnya puluhan kali dan hasilnya negatif." "Alat tes semacam itu memang mempunyai tingkat keakuratan sampai 99,9 %, tapi jangan lupa masih ada kemungkinan lain sebesar 0,01 %." "Jadi..."